PBB Mendesak Aksi Cepat Pengurangan Emisi Karbon dari Sektor Bangunan Global
PBB Mendesak Aksi Cepat Pengurangan Emisi Karbon dari Sektor Bangunan Global
Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengeluarkan peringatan keras terkait lambatnya upaya global dalam mengurangi emisi karbon dioksida (CO2) dari sektor bangunan. Laporan terbaru dari Program Lingkungan PBB (UNEP) menyoroti bahwa rumah, perkantoran, pusat perbelanjaan, dan infrastruktur bangunan lainnya merupakan penyumbang signifikan terhadap emisi gas rumah kaca global, mencapai sekitar sepertiga dari total emisi.
Temuan UNEP menunjukkan bahwa emisi CO2 dari sektor bangunan justru mengalami peningkatan sekitar 5% dalam satu dekade terakhir. Meskipun telah ada upaya mitigasi melalui kebijakan iklim seperti standar bangunan hijau, penggunaan energi terbarukan, dan elektrifikasi sistem pemanas dan pendingin, dampak positifnya belum signifikan untuk mengimbangi pertumbuhan emisi secara keseluruhan.
Direktur Eksekutif UNEP, Inger Andersen, menekankan urgensi situasi ini. "Bangunan tempat kita bekerja, berbelanja, dan tinggal bertanggung jawab atas sepertiga emisi global dan sepertiga limbah global," ujarnya. Ia menyerukan tindakan yang lebih ambisius dan lebih cepat untuk mengurangi emisi dari sektor ini.
Target dan Rekomendasi
Andersen mendesak negara-negara di seluruh dunia untuk memasukkan target pengurangan emisi sektor bangunan dan konstruksi ke dalam rencana iklim nasional mereka. Langkah-langkah yang direkomendasikan meliputi:
- Peningkatan penggunaan material berkelanjutan: mendorong penggunaan baja dan semen rendah karbon, mengingat produksi material konstruksi ini menyumbang hampir seperlima dari total emisi sektor bangunan.
- Penerapan kode energi bangunan nol-karbon: Mendesak negara-negara penghasil emisi gas rumah kaca utama untuk memperkenalkan kode energi bangunan nol-karbon pada tahun 2028. Negara-negara lain didorong untuk membuat dan memperketat peraturan mereka dalam dekade berikutnya.
- Promosi praktik konstruksi sirkular: Mendorong penggunaan material daur ulang dalam konstruksi. Saat ini, material daur ulang menyumbang 18% dari input konstruksi di Eropa.
Tantangan Pembiayaan
Laporan UNEP menyoroti tantangan signifikan dalam pembiayaan upaya dekarbonisasi sektor bangunan. Investasi global dalam efisiensi energi bangunan mengalami penurunan sebesar 7% pada tahun 2023, menjadi 270 miliar dolar AS. Penurunan ini disebabkan oleh kenaikan biaya pinjaman dan pengurangan program dukungan pemerintah, terutama di Eropa.
Untuk mencapai target pengurangan emisi yang diperlukan, investasi dalam efisiensi energi bangunan harus ditingkatkan lebih dari dua kali lipat menjadi 522 miliar dolar AS pada tahun 2030. Emisi CO2 langsung dan tidak langsung perlu diturunkan lebih dari 10% per tahun, dua kali lipat dari kecepatan sebelumnya.
Kesenjangan dalam Rencana Iklim Nasional
Laporan UNEP mengungkapkan kesenjangan yang mengkhawatirkan dalam komitmen negara-negara terhadap Kesepakatan Paris 2015. Meskipun 200 negara telah menandatangani kesepakatan tersebut, hanya 19 negara yang memiliki tujuan terperinci dalam rencana pemotongan karbon nasional mereka.
Pada tahun 2023, metrik-metrik penting seperti emisi terkait energi dan adopsi energi terbarukan masih jauh di bawah tingkat kemajuan yang dibutuhkan. Hal ini mengindikasikan perlunya peningkatan kecepatan dan skala tindakan secara drastis oleh negara-negara, pelaku bisnis, dan pemilik rumah untuk mencapai target pengurangan emisi tahun 2030.