Agresi Israel di Gaza Saat Gencatan Senjata Menuai Kecaman Internasional
Serangan Israel di Gaza Saat Gencatan Senjata: Sebuah Pelanggaran Kemanusiaan
Jakarta - Gelombang kecaman internasional mengalir deras menyusul serangan terbaru Israel ke Gaza, Palestina, yang terjadi di tengah masa gencatan senjata yang seharusnya masih berlaku. Anggota Komisi I DPR RI dari Fraksi PKS, Sukamta, menjadi salah satu suara lantang yang mengecam tindakan tersebut, menyebutnya sebagai bentuk pengkhianatan terhadap perdamaian dunia dan pelanggaran serius terhadap hukum humaniter internasional.
"Serangan ini bukan hanya melanggar kesepakatan gencatan senjata, tetapi juga merupakan serangan terhadap nilai-nilai kemanusiaan universal," tegas Sukamta dalam interupsinya di Rapat Paripurna DPR RI, Kamis (20/3/2025). Ia menambahkan bahwa tindakan Israel dapat memicu eskalasi konflik yang lebih luas dan membahayakan keselamatan warga sipil di Gaza.
Menurut laporan dari Kementerian Kesehatan Palestina dan dilansir oleh Aljazeera, serangan yang dilancarkan sejak Selasa (18/3/2025) telah menyebabkan sedikitnya 404 warga Palestina tewas dan 562 lainnya mengalami luka-luka. Tragisnya, sebagian besar korban jiwa adalah anak-anak, menambah pilu dan kemarahan atas agresi tersebut. Jumlah korban diperkirakan masih akan bertambah mengingat masih banyak korban yang tertimbun di bawah reruntuhan bangunan.
Respons Internasional dan Tuntutan Keadilan
Kecaman terhadap serangan Israel tidak hanya datang dari dalam negeri. Berbagai organisasi internasional dan negara-negara di dunia turut menyampaikan keprihatinan mendalam atas jatuhnya korban sipil dan pelanggaran terhadap gencatan senjata. Seruan untuk dilakukannya investigasi independen terhadap dugaan kejahatan perang semakin menguat.
Fraksi PKS DPR RI mendesak pimpinan DPR dan pemerintah Indonesia untuk mengambil langkah-langkah diplomatik yang tegas guna menghentikan agresi Israel. Mereka juga mengajak masyarakat internasional, para pemimpin dunia, dan berbagai forum multilateral untuk bersatu mencegah Israel melakukan pelanggaran gencatan senjata di masa depan.
Alasan Israel Melanjutkan Agresi
Di sisi lain, Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, mengklaim bahwa serangan tersebut merupakan respons terhadap penolakan Hamas untuk membebaskan tawanan Israel dan memperpanjang gencatan senjata. Ia menegaskan bahwa Israel akan meningkatkan kekuatan militernya dalam menghadapi Hamas.
"Israel, mulai sekarang, akan bertindak melawan Hamas dengan meningkatkan kekuatan militernya," kata Netanyahu.
Klaim Netanyahu ini tentu saja menuai bantahan dari pihak Hamas yang menyatakan bahwa Israel lah yang pertama kali melanggar gencatan senjata dengan melakukan serangan sporadis ke wilayah Gaza. Situasi ini semakin memperkeruh suasana dan mempersulit upaya perdamaian.
Implikasi dan Upaya Perdamaian
Agresi Israel di Gaza tidak hanya menimbulkan penderitaan bagi warga Palestina, tetapi juga berpotensi merusak stabilitas kawasan. Upaya perdamaian yang telah dirintis selama ini terancam sia-sia jika kekerasan terus berlanjut. Penting bagi semua pihak untuk menahan diri dan kembali ke meja perundingan guna mencari solusi yang adil dan berkelanjutan bagi konflik Israel-Palestina.
Komunitas internasional memiliki tanggung jawab moral untuk melindungi warga sipil dan memastikan bahwa hukum humaniter internasional dihormati. Dukungan terhadap proses perdamaian dan bantuan kemanusiaan bagi warga Gaza sangat dibutuhkan untuk meringankan penderitaan mereka dan menciptakan kondisi yang kondusif bagi perdamaian jangka panjang.
- Korban Meninggal: 404 jiwa
- Korban Luka-Luka: 562 jiwa
- Pelaku: Israel
- Korban: Warga Gaza, Palestina