KKP Pacu Swasembada Garam Nasional: Ponorogo Jadi Barometer Kesiapan Produksi

KKP Pacu Swasembada Garam Nasional: Ponorogo Jadi Barometer Kesiapan Produksi

Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) terus menggenjot upaya swasembada garam nasional. Menteri Kelautan dan Perikanan, Sakti Wahyu Trenggono, meninjau langsung Pasar Legi di Ponorogo untuk memastikan ketersediaan garam selama bulan Ramadan. Kunjungan ini menjadi bagian dari strategi pemerintah untuk mencapai kemandirian garam pada akhir tahun 2027.

Dalam kunjungan tersebut, Menteri Trenggono menekankan pentingnya produksi garam dalam negeri untuk mengurangi ketergantungan impor. Ia juga menyoroti potensi Indonesia sebagai negara kepulauan untuk menghasilkan garam secara mandiri.

"Ketersediaan garam di pasar merupakan bagian integral dalam mewujudkan ketahanan pangan Nasional," tegas Sakti saat berdialog dengan wartawan.

Fokus pada Peningkatan Produksi Domestik

Kunjungan Menteri Trenggono juga bertujuan untuk melihat kesiapan PT Garam dalam meningkatkan produksi garam secara mandiri. Pemerintah berharap dengan fokus pada peningkatan produksi domestik dan penguatan sistem distribusi, Indonesia dapat memenuhi kebutuhan garam masyarakat secara berkelanjutan.

Target pemerintah tidak hanya mencakup pemenuhan kebutuhan garam konsumsi, tetapi juga kebutuhan industri dan farmasi. Menteri Trenggono menegaskan bahwa pada akhir tahun 2027, Indonesia harus mampu memproduksi garam sendiri.

"Langkah ini sejalan dengan visi pemerintah dalam mendorong kemandirian sektor garam nasional dan memperkuat ekosistem distribusi agar lebih efisien dan berdaya saing," papar Sakti.

Dialog dengan Pedagang dan Kontribusi PT Garam

Dalam kunjungannya, Menteri Trenggono juga berdialog dengan para pedagang di Pasar Legi untuk mengetahui stok, pasokan, dan stabilitas harga garam. Ia menekankan pentingnya kerjasama antara pemerintah dan sektor industri dalam menjaga stabilitas harga dan pasokan garam, terutama selama periode peningkatan permintaan di bulan suci Ramadan dan Idul Fitri.

"Kami berterima kasih atas kontribusi PT Garam dalam menjaga ketersediaan garam nasional. Diharapkan perusahaan ini terus meningkatkan produksi dalam negeri dan menyerap lebih banyak garam lokal guna memastikan stabilitas harga serta pasokan bagi masyarakat," tandas Sakti.

Arahan Menteri untuk PT Garam

Menteri Trenggono memberikan arahan kepada PT Garam untuk:

  • Memperhatikan distribusi garam di tingkat pedagang maupun konsumen.
  • Menjaga stabilitas harga garam agar tetap terjangkau oleh masyarakat, tanpa merugikan para petani garam lokal.
  • Meningkatkan sinergi dengan para petambak garam dalam rangka meningkatkan produksi garam nasional dan mengurangi ketergantungan pada impor.
  • Menyampaikan laporan terkini terkait produksi dan distribusi garam, termasuk tantangan yang dihadapi di lapangan.

"Saya berharap PT Garam dapat terus berinovasi dalam meningkatkan produktivitas dan efisiensi pengelolaan garam nasional. Dengan kerja sama yang erat, kita dapat mewujudkan sektor garam yang mandiri, berdaya saing, dan memberikan manfaat bagi masyarakat," tegas Sakti.

Komitmen PT Garam dan Dukungan Pemerintah Daerah

Direktur Utama PT Garam, Abraham Mose, menyatakan bahwa salah satu gudang di Ponorogo memiliki kapasitas 3 ribu ton, dengan stok saat ini mencapai seribu ton. Ia juga menyampaikan kebanggaannya karena PT Garam menguasai pangsa pasar hampir 87 persen. Abraham Mose juga mengapresiasi dukungan pemerintah untuk tidak melakukan impor garam sehingga PT Garam dapat menjadi tuan rumah di negara sendiri.

Bupati Ponorogo, Sugiri Sancoko, mengakui bahwa PT Garam, melalui produk "segitiga G", telah menguasai pasar garam di wilayahnya. Ia menjelaskan bahwa masyarakat masih melekat dengan produk tersebut sejak peralihan ke garam beryodium. Bupati Sugiri berharap keberadaan PT Garam dapat memberikan kontribusi bagi pembangunan dan kesehatan di Ponorogo.