Nombu Kanji: Bubur Lambuk Masjid India, Simbol Kebersamaan dan Warisan Ramadan di Kuala Lumpur

Nombu Kanji: Bubur Lambuk Masjid India, Simbol Kebersamaan dan Warisan Ramadan di Kuala Lumpur

Di tengah hiruk pikuk Kuala Lumpur, Masjid India menjadi pusat perhatian setiap senja Ramadan. Ratusan umat Muslim berkumpul bukan hanya untuk beribadah, tetapi juga untuk menikmati hidangan istimewa yang telah menjadi tradisi turun temurun: bubur lambuk, yang dikenal juga dengan nama Nombu Kanji.

Aroma rempah yang menggugah selera menyeruak dari panci-panci besar, menguar ke seluruh penjuru masjid. Di sanalah, para sukarelawan dengan tekun mengaduk bubur, mempersiapkan ribuan porsi untuk dibagikan secara gratis kepada siapa saja yang membutuhkan. Lebih dari sekadar hidangan berbuka puasa, Nombu Kanji adalah warisan kuliner yang kaya akan sejarah dan makna.

Jejak Sejarah dari India

Nombu Kanji, yang berarti "bubur puasa" dalam bahasa Tamil, bukan sekadar hidangan lezat. Ia membawa serta jejak sejarah panjang dari India. Tradisi ini diperkirakan telah hadir di Masjid India sejak tahun 1960-an atau 1970-an, dibawa oleh komunitas Muslim India yang menetap di Kuala Lumpur. Sejak saat itu, Nombu Kanji menjadi bagian tak terpisahkan dari suasana Ramadan di masjid ini.

"Tanpa Nombu Kanji, rasanya seperti ada yang kurang," ungkap Imam Masjid India, Muhammad Nasrul Haq Abdul Latif, menggambarkan betapa pentingnya hidangan ini bagi tradisi Ramadan di masjid tersebut.

Berkah Ramadan dalam Setiap Bungkus Bubur

Setiap hari selama Ramadan, para sukarelawan Masjid India bekerja keras menyiapkan sekitar 140 kilogram beras untuk diolah menjadi Nombu Kanji. Proses memasaknya memakan waktu berjam-jam, melibatkan berbagai rempah pilihan yang memberikan cita rasa khas dan aroma yang menggugah selera. Setelah matang, bubur dibagikan dalam mangkuk kepada jamaah yang hadir di masjid, serta dikemas dalam sekitar 1.000 bungkus plastik besar.

Setiap bungkus bubur cukup untuk disantap oleh satu keluarga beranggotakan empat orang. Kehadiran Nombu Kanji menjadi berkah tersendiri bagi banyak orang, terutama bagi mereka yang kurang mampu. Para tunawisma, pekerja berpenghasilan rendah, dan para pekerja kantoran yang tak sempat memasak di rumah, dapat menikmati hidangan bergizi ini secara gratis.

"Penyediaan makanan berbuka puasa oleh masjid sangat membantu meringankan beban mereka selama Ramadan," jelas Muhammad Nasrul.

Lebih dari Sekadar Makanan: Kenangan dan Ibadah

Bagi Mohaiyadin Sahulhameed, seorang warga keturunan India, Nombu Kanji membangkitkan kenangan masa kecilnya di kampung halaman. Ia teringat akan cara memasak bubur yang serupa di desanya, menggunakan wajan besar dan berbagai rempah aromatik seperti daun kari, biji mustard, dan kayu manis.

Bagi Sathakkathullah Hameed, juru masak utama Masjid India, memasak Nombu Kanji setiap hari selama Ramadan bukan hanya sekadar menyiapkan makanan, tetapi juga bentuk ibadah. Ia merasa terpanggil untuk membantu sesama di bulan suci ini, dan berharap mendapatkan pahala serta berkah dari Allah SWT.

"Saat orang-orang menyantap bubur yang saya masak, mereka mengucapkan Bismillah (dengan nama Allah), dan saya pun membalasnya dengan Alhamdulillah (segala puji bagi Allah)," tuturnya.

Simbol Kebersamaan dan Kepedulian

Tradisi Nombu Kanji di Masjid India Kuala Lumpur bukan hanya sekadar ritual berbuka puasa. Ia adalah simbol kebersamaan, kepedulian, dan semangat berbagi yang terus hidup dari generasi ke generasi. Hidangan ini mengingatkan kita akan pentingnya solidaritas dan gotong royong, terutama di bulan Ramadan yang penuh berkah.

Nombu Kanji adalah manifestasi nyata dari nilai-nilai Islam yang universal, seperti kasih sayang, persaudaraan, dan kepedulian terhadap sesama. Melalui hidangan sederhana ini, Masjid India Kuala Lumpur telah menjadi oase kebaikan bagi masyarakat sekitar, menyebarkan kebahagiaan dan mempererat tali persaudaraan di bulan Ramadan.

  • Cara Penyajian Nombu Kanji

    • Disajikan dengan mangkuk
    • Dibungkus dalam kemasan plastik
    • Dibagikan secara gratis
  • Tujuan Pemberian Nombu Kanji

    • Meringankan beban masyarakat selama Ramadhan
    • Menjalankan ibadah
    • Menjalin tali persaudaraan