Investor Tesla Serukan Elon Musk Mundur dari Jabatan CEO, Soroti Konflik Kepentingan dan Dampak Kebijakan Pemerintah

Investor Tesla Mendesak Elon Musk Mengundurkan Diri: Fokus Terpecah dan Dampak Kebijakan Pemerintah Jadi Sorotan

Seorang investor utama Tesla, Ross Gerber, secara terbuka menyerukan agar Elon Musk melepaskan jabatannya sebagai Chief Executive Officer (CEO) perusahaan mobil listrik terkemuka tersebut. Desakan ini didasarkan pada kekhawatiran mendalam mengenai potensi konflik kepentingan yang timbul setelah Musk bergabung dengan pemerintahan Donald Trump sebagai bagian dari Departemen Efisiensi Pemerintah (DOGE), sebuah badan baru yang dibentuk di bawah pemerintahan Trump. Gerber berpendapat bahwa keterlibatan Musk dalam pemerintahan telah mengalihkan perhatiannya dari tanggung jawabnya di Tesla, yang pada gilirannya berdampak negatif pada kinerja dan reputasi perusahaan.

"Saya pikir Tesla membutuhkan CEO baru, dan saya memutuskan hari ini saya akan mulai mengatakannya," tegas Gerber dalam wawancara dengan Sky News. "Sudah waktunya bagi seseorang untuk fokus sepenuhnya menjalankan Tesla. Bisnis ini telah diabaikan terlalu lama. Ada terlalu banyak hal penting yang dilakukan Tesla, jadi Elon harus memilih: kembali sepenuhnya ke Tesla dan menjadi CEO yang berdedikasi, atau fokus pada perannya di pemerintahan dan menemukan CEO yang tepat untuk memimpin Tesla."

Gerber menggarisbawahi serangkaian faktor yang berkontribusi pada krisis yang dihadapi Tesla saat ini, termasuk gelombang protes publik, tindakan vandalisme yang menargetkan produk Tesla, dan penurunan signifikan dalam penjualan. Ia meyakini bahwa kontroversi yang terkait dengan keterlibatan Musk dalam pemerintahan Trump telah memainkan peran penting dalam merusak citra merek Tesla dan menghambat pertumbuhan penjualan.

"Bisnis Tesla benar-benar dalam krisis, dan penunjukan Musk di pemerintahan merupakan salah satu alasan utama mengapa saya menjual sebagian besar saham saya dalam beberapa bulan terakhir," ungkapnya.

Di tengah meningkatnya permintaan global untuk kendaraan listrik, Tesla menghadapi tantangan berat dalam mempertahankan pangsa pasarnya, terutama dengan meningkatnya persaingan dari produsen mobil China. Selain itu, potensi peningkatan biaya produksi akibat kebijakan perdagangan proteksionis yang diterapkan oleh pemerintahan Trump semakin menambah kekhawatiran para investor.

Gerber mengakui bahwa produk Tesla tetap menjadi yang terbaik di pasar, namun ia berpendapat bahwa semakin banyaknya tanggung jawab Musk, termasuk kepemilikan Twitter dan perannya sebagai kepala DOGE, telah menyebabkan ia terlalu membagi waktunya. Hal ini, menurutnya, telah merugikan Tesla secara signifikan.

"Reputasi perusahaan telah hancur oleh Elon Musk. Penjualan anjlok, jadi ya, ini adalah krisis. Sangat sulit untuk menjual produk terbaik di pasar ketika CEO-nya sangat memecah belah," pungkas Gerber.

Berikut adalah poin-poin penting yang menjadi perhatian Gerber:

  • Konflik Kepentingan: Keterlibatan Elon Musk dalam pemerintahan Donald Trump berpotensi menimbulkan konflik kepentingan dengan perannya sebagai CEO Tesla.
  • Pengalihan Fokus: Tugas-tugas pemerintahan yang diemban Musk mengalihkan perhatiannya dari tanggung jawabnya di Tesla, yang berdampak negatif pada kinerja perusahaan.
  • Penurunan Penjualan: Kontroversi terkait Musk dan kebijakan pemerintah berkontribusi pada penurunan penjualan Tesla.
  • Persaingan Ketat: Meningkatnya persaingan dari produsen mobil China dan potensi peningkatan biaya produksi semakin memperburuk situasi Tesla.

Dengan demikian, seruan Gerber agar Musk mundur dari jabatan CEO mencerminkan kekhawatiran yang mendalam tentang masa depan Tesla di bawah kepemimpinan Musk yang terpecah dan dalam menghadapi tantangan pasar yang semakin kompleks.