Strategi Optimal Mengatasi Dehidrasi Selama Puasa Ramadan

Strategi Optimal Mengatasi Dehidrasi Selama Puasa Ramadan

Puasa Ramadan, yang mengharuskan umat muslim menahan dahaga dan lapar selama lebih dari 12 jam, berpotensi menimbulkan dehidrasi. Kehilangan cairan tubuh yang signifikan selama periode ini dapat berdampak negatif pada kesehatan dan performa fisik. Oleh karena itu, pemilihan minuman yang tepat untuk menjaga hidrasi tubuh menjadi sangat krusial. Konsultan senior di Rumah Sakit Apollo, Secunderabad, Dr. Aftab Ahmed, memberikan beberapa rekomendasi minuman sehat yang dapat membantu memenuhi kebutuhan cairan tubuh selama bulan Ramadan.

Berikut beberapa pilihan minuman yang direkomendasikan untuk mencegah dehidrasi selama puasa, disertai penjelasan ilmiah mengenai manfaatnya:

  1. Air Kelapa: Minuman alami ini kaya akan elektrolit, zat-zat penting yang berperan dalam menjaga keseimbangan cairan dan mineral dalam tubuh. Kandungan elektrolit dalam air kelapa bahkan lebih tinggi dibandingkan air putih biasa. Selain menghidrasi, air kelapa juga rendah kalori dan menyediakan nutrisi penting seperti kalium dan magnesium. Studi yang dipublikasikan oleh Only My Health menunjukkan bahwa air kelapa memiliki indeks rehidrasi dan respon glukosa darah yang sangat baik. Namun, perlu diperhatikan bahwa air kelapa sebaiknya dihindari oleh ibu hamil dan menyusui, penderita tekanan darah tinggi, pasca operasi, dan mereka yang memiliki penyakit ginjal.

  2. Jus Semangka: Semangka, dengan kandungan air hingga 90%, menjadi pilihan yang menyegarkan dan bernutrisi. Data dari United States Department of Agriculture (USDA) menunjukkan bahwa semangka kaya akan air, vitamin, mineral, dan antioksidan, sehingga sangat efektif dalam menghilangkan dahaga dan mengisi kembali nutrisi yang hilang. Kandungan karbohidrat, termasuk serat pangan, dalam jus semangka juga dapat memberikan tambahan energi.

  3. Infused Water: Air putih yang diinfus dengan potongan buah atau sayuran segar menawarkan solusi hidrasi yang menyegarkan dan bernutrisi. Campuran buah dan sayur dalam infused water menambahkan vitamin, mineral, antioksidan, dan elektrolit yang bermanfaat bagi tubuh. Penelitian dalam Journal of Nutrition and Metabolism, yang dikutip oleh rri.co.id, menunjukkan bahwa infused water dapat meningkatkan asupan cairan harian dan meningkatkan hidrasi secara signifikan dibandingkan hanya mengonsumsi air putih.

  4. Susu: Susu mengandung sekitar 90% air dan kaya akan elektrolit serta natrium. Kombinasi ini membantu tubuh menahan lebih banyak cairan. Sebuah penelitian di Kanada tahun 2014, yang dipublikasikan dalam Applied Physiology, Nutrition, and Metabolism, menunjukkan bahwa susu lebih efektif dalam menghidrasi tubuh dibandingkan minuman isotonik kemasan atau air putih, terutama saat tubuh terpapar panas. Selain itu, kandungan protein, karbohidrat, dan sedikit lemak dalam susu dapat mengembalikan energi dan semangat.

  5. Hindari Minuman Manis dan Berkafein: Dr. Aftab Ahmed juga menekankan pentingnya menghindari minuman manis dan berkafein berlebihan selama bulan puasa. Minuman manis dapat menyebabkan lonjakan gula darah dan penurunan energi, sedangkan kafein yang berlebihan dapat menyebabkan dehidrasi dan gangguan tidur. Konsumsi minuman manis dan berkafein sebaiknya dibatasi untuk mencegah dampak negatif terhadap kesehatan dan keseimbangan cairan tubuh.

Memilih dan mengonsumsi minuman yang tepat merupakan langkah penting dalam menjaga kesehatan dan mencegah dehidrasi selama bulan puasa. Dengan mengutamakan minuman sehat dan menghindari minuman yang dapat mengganggu keseimbangan cairan tubuh, kita dapat menjalani ibadah puasa dengan lebih optimal dan nyaman.