Indonesia Pertimbangkan Adopsi Sistem Nutri-Grade di Tengah Kekhawatiran Gagal Ginjal yang Meningkat
Indonesia Pertimbangkan Adopsi Sistem Nutri-Grade di Tengah Kekhawatiran Gagal Ginjal yang Meningkat
Wacana penerapan sistem Nutri-Grade, sebuah metode pelabelan makanan dan minuman berdasarkan kandungan gula, garam, dan lemak (GGL) ala Singapura, kembali mencuat di Indonesia. Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM RI) mengakui bahwa rencana implementasi ini masih menghadapi sejumlah tantangan dan belum dapat dipastikan kapan akan disahkan.
"Tentu saja, stakeholder terkait, termasuk asosiasi industri, harus menyetujui aturan Nutri-Grade ini," ujar Taruna Ikrar di Kantor BPOM, Jakarta Pusat, pada Kamis (20/3/2025). "Selain itu, masih terdapat inkonsistensi antara aturan pelabelan dan kemasan siap saji, yang membuat prosesnya menjadi rumit."
Ikrar menekankan bahwa adopsi sistem Nutri-Grade berpotensi mempengaruhi sistem bisnis industri pangan secara signifikan, yang menjadi salah satu alasan mengapa implementasinya memerlukan pertimbangan matang.
"Pasti akan ada dampaknya pada bisnis mereka, dan itulah mengapa mereka merasa keberatan," tambahnya.
Sistem Nutri-Grade diharapkan dapat menjadi panduan bagi masyarakat dalam memilih makanan dan minuman yang lebih sehat. Wacana ini semakin relevan mengingat meningkatnya kekhawatiran terhadap penyakit gagal ginjal di Indonesia.
Beban Biaya Gagal Ginjal yang Meningkat
Permasalahan konsumsi makanan dan minuman tinggi gula, garam, dan lemak (GGL) telah menjadi perhatian serius pemerintah. Direktur Utama BPJS Kesehatan, Ali Ghufron Mukti, mengungkapkan bahwa klaim biaya kesehatan untuk penyakit gagal ginjal kronis mencapai Rp 11 triliun pada tahun 2024.
"Pada tahun 2024, biaya yang kami tanggung mencapai Rp 11 triliun untuk seluruh kasus gagal ginjal kronis. Ini adalah angka yang signifikan, dan ini hanya mencakup biaya yang ditanggung oleh BPJS Kesehatan," kata Ali Ghufron.
Ghufron menyoroti bahwa kasus gagal ginjal semakin sering terjadi pada generasi muda dalam beberapa tahun terakhir. Ia mengimbau agar generasi muda lebih memperhatikan pola makan dan minum mereka.
Peran Pola Hidup dan Zat Aditif
"Menurut saya, faktor lingkungan sangat penting. Selain itu, perilaku juga berperan besar. Terkait kesehatan ginjal, hindari konsumsi minuman sembarangan, apalagi obat kuat dan minuman berenergi secara berlebihan. Bahan pengawet yang terkandung di dalamnya dapat membahayakan ginjal," tutupnya.
Berikut adalah poin-poin penting yang perlu diperhatikan:
- Pentingnya Regulasi: Pemerintah perlu segera merampungkan regulasi terkait Nutri-Grade untuk melindungi masyarakat.
- Peran Industri: Industri makanan dan minuman diharapkan dapat berkolaborasi dalam menciptakan produk yang lebih sehat.
- Edukasi Masyarakat: Masyarakat perlu diedukasi mengenai pentingnya memilih makanan dan minuman yang sehat.
- Gaya Hidup Sehat: Menerapkan gaya hidup sehat dengan pola makan seimbang dan olahraga teratur sangat penting untuk mencegah penyakit gagal ginjal.
Dengan sinergi antara pemerintah, industri, dan masyarakat, diharapkan Indonesia dapat mengatasi masalah penyakit gagal ginjal dan menciptakan generasi yang lebih sehat.