Dilema Harga Mobil di Indonesia: Produsen China Angkat Bicara Soal Margin dan Pajak
Produsen Mobil China Tanggapi Usulan Penurunan Harga di Indonesia
Usulan Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang agar produsen otomotif menurunkan harga jual kendaraan di Indonesia guna mendongkrak daya beli konsumen yang lesu, memicu berbagai reaksi. Salah satunya datang dari pabrikan mobil asal China, BAIC, yang mengungkapkan tantangan dalam menekan harga jual di pasar Indonesia.
Margin Tipis dan Beban Pajak di Muka
Chief Executive Officer (CEO) BAIC Indonesia, Dhani Yahya, menjelaskan bahwa margin keuntungan penjualan mobil di Indonesia tidak terlalu besar. Hal ini disebabkan oleh tingginya biaya produksi dan beban pajak yang harus dibayarkan di awal, terutama saat impor komponen Completely Knocked Down (CKD) atau unit Completely Built Up (CBU).
"Kita kan mobil margin-nya nggak besar, di mana ongkos produksinya yang malah besar. Udah begitu kan Indonesia dari cost of fund-nya juga besar. Jadi saat impor CKD atau CBU, kita sudah membayar pajak di depan," ujarnya.
Dhani mencontohkan negara tetangga seperti Singapura dan Malaysia yang tidak mengenakan pajak impor di awal, melainkan saat kendaraan sudah terjual ke konsumen. Hal ini memberikan fleksibilitas yang lebih besar dalam menentukan harga jual.
Strategi Promo dan Diskon
Meski mengakui kesulitan menurunkan harga secara signifikan, BAIC tetap berupaya menarik minat konsumen melalui berbagai promo dan diskon. Terbaru, mereka menawarkan diskon hingga Rp 70 juta untuk pembelian BAIC X55-II produksi tahun lalu. Langkah ini diambil sebagai stimulus untuk menggenjot penjualan di tengah kondisi pasar yang kurang menggembirakan.
Harapan Pemerintah dan Tantangan Industri Otomotif
Sebelumnya, Menperin Agus Gumiwang berharap produsen mobil dapat melakukan pengorbanan margin atau menurunkan harga jual untuk meningkatkan daya beli masyarakat. Ia juga mendorong inovasi dalam pengembangan produk yang berorientasi pada konsumen dan ramah lingkungan. Pemerintah juga diharapkan memberikan dukungan berkelanjutan bagi industri otomotif.
Data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) mencatat penurunan penjualan mobil secara wholesales sebesar 13,9 persen secara year-on-year (YoY) pada tahun lalu, menjadi 865.723 unit. Penjualan ritel juga mengalami penurunan sebesar 10,9 persen menjadi 889.680 unit. Meskipun demikian, angka tersebut masih melampaui target Gaikindo yang telah direvisi, yakni 850 ribu unit setahun.
Daftar Strategi Pabrikan Mobil:
- Memberikan promo khusus untuk produk-produknya di Indonesia.
- Menawarkan diskon besar-besaran untuk produk tertentu.
- Menggenjot penjualan mobil agar pasar Indonesia bisa bangkit.
Industri otomotif Indonesia menghadapi tantangan kompleks, mulai dari margin keuntungan yang tipis, beban pajak yang tinggi, hingga penurunan daya beli konsumen. Diperlukan strategi yang cermat dan dukungan dari berbagai pihak untuk menjaga keberlangsungan dan pertumbuhan industri ini.