Keraton Solo Gelar Kirab Malam Selikuran: Ribuan Peserta Semarakkan Jalanan dengan Cahaya Lampion
Semarak Malam Lailatul Qadar: Kirab Selikuran Keraton Solo Pukau Warga
Kota Solo kembali menjadi saksi bisu kemeriahan tradisi Malam Selikuran yang digelar oleh Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat. Pada Kamis malam (20/1/2025), ribuan peserta memadati jalanan dalam kirab yang memukau, membawa cahaya lampion dan semangat kebersamaan dalam menyambut malam Lailatul Qadar.
Kirab dimulai tepat pukul 20.00 WIB dari Kori Kamandungan Keraton Solo, sebuah gerbang bersejarah yang menjadi simbol kekuatan dan tradisi keraton. Raja Keraton Solo, Pakubuwono XIII, bersama Permaisuri Gusti Kanjeng Ratu (GKR) Pakubuwono, memimpin langsung jalannya kirab, diikuti oleh putra-putri dalem, kerabat keraton, para abdi dalem yang setia, dan ribuan warga masyarakat yang antusias.
Barisan panjang peserta kirab menyusuri Jalan Slamet Riyadi, jalan utama yang membelah Kota Solo, sejauh 3 kilometer. Di tangan mereka, lampion dan lampu ting berpendar, menciptakan suasana magis dan syahdu. Selain cahaya, peserta juga membawa jodang berisi makanan, yang kemudian dibagikan kepada masyarakat sebagai wujud syukur dan berbagi berkah Ramadhan.
KPA H Dany Nur Adiningrat, Pengageng Sasana Wilapa Karaton Surakarta Hadiningrat, menjelaskan bahwa Kirab Malam Selikuran merupakan tradisi rutin yang digelar setiap bulan Ramadhan. Kirab ini bertujuan untuk memperingati malam ke-21 Ramadhan, yang diyakini sebagai salah satu malam datangnya Lailatul Qadar.
"Iring-iringannya utusan dalem membawa tumpeng sewu (1.000). Tumpeng sewu bermakna malam 1.000 bulan. Dan ting, cahaya itu seperti cahaya malam 1.000 bulan," ujar Dany.
Lebih dari Sekadar Tradisi: Makna Mendalam Kirab Malam Selikuran
Kirab Malam Selikuran bukan sekadar pawai budaya, tetapi juga sebuah upacara adat keagamaan yang memiliki makna mendalam. Tradisi ini menjadi pengingat bagi masyarakat akan keutamaan malam Lailatul Qadar yang penuh berkah.
"Jadi ini upacara keagamaan yang berbalut budaya untuk mengingatkan bahwa di malam-malam ganjil turun Lailatul Qadar atau malam 1.000 bulan," imbuh Dany.
Setibanya di Plaza Sriwedari, rombongan kirab disambut oleh Wali Kota Solo, Respati Ardi. Acara dilanjutkan dengan pengajian untuk memperingati malam ke-21 Ramadhan, menambah khidmat suasana malam itu.
Kirab Malam Selikuran Keraton Solo adalah perpaduan harmonis antara tradisi, budaya, dan agama. Acara ini tidak hanya menjadi tontonan yang menarik, tetapi juga sarana untuk mempererat tali silaturahmi dan meningkatkan kesadaran spiritual masyarakat dalam menyambut Lailatul Qadar. Cahaya lampion yang berpendar di sepanjang jalan menjadi simbol harapan dan keberkahan bagi seluruh warga Kota Solo.
Rangkaian Acara Kirab:
- Pukul 20.00 WIB: Dimulai dari Kori Kamandungan Keraton Solo.
- Rute: Menyusuri Jalan Slamet Riyadi sepanjang 3 kilometer.
- Peserta: Raja Keraton Solo, Permaisuri, putra-putri dalem, kerabat, abdi dalem, dan masyarakat.
- Atribut: Lampion, lampu ting, dan jodang berisi makanan.
- Tujuan Akhir: Plaza Sriwedari.
- Acara Tambahan: Pengajian untuk memperingati malam ke-21 Ramadhan.