Premanisme Berkedok Ormas Resahkan Industri di Bekasi: Pemerasan THR Berujung Pelarian

Pemerasan THR Resahkan Dunia Usaha di Bekasi: Oknum Mengaku Jagoan Cikiwul Intimidasi Pabrik

BEKASI, JAWA BARAT - Sebuah insiden yang mencoreng citra keamanan dan ketertiban terjadi di kawasan industri Cikiwul, Bantargebang, Kota Bekasi. Aksi premanisme berkedok organisasi masyarakat (ormas) kembali menghantui para pelaku usaha, dengan modus pemerasan Tunjangan Hari Raya (THR).

Kronologi Kejadian

Pada hari Senin, 17 Maret 2025, sekitar pukul 11.00 WIB, seorang pria bernama Suhada, yang mengaku sebagai "jagoan Cikiwul", mendatangi sebuah pabrik bersama tiga orang rekannya. Kedatangan mereka terekam dalam sebuah video amatir yang kemudian viral di media sosial, memicu keresahan dan kecaman dari berbagai pihak.

Dalam video berdurasi 2 menit 29 detik tersebut, terlihat Suhada terlibat perdebatan sengit dengan seorang petugas keamanan pabrik. Dengan nada tinggi dan intimidatif, Suhada memaksa untuk bertemu dengan pemilik perusahaan, mengklaim bahwa ia adalah penguasa wilayah Cikiwul dan memiliki hak untuk mendapatkan "jatah" THR.

"Gue enggak mau itu duit lu, gue mau pimpinan lu, sini!" hardik Suhada kepada petugas keamanan, seperti yang terdengar dalam rekaman video. Ia bahkan tak segan-segan melontarkan ancaman, dengan mengatakan, "Lu makan b***k di sini, lu enggak menghargain gue! Kalau lu pengen tahu, gue jagoan yang megang Cikiwul. Massa gue banyak di sini. Kalau gue tutup jalan depan bisa bergerak?"

Suhada juga mengeluarkan selembar kertas dari amplop putih, mencoba melegitimasi aksinya dengan mengklaim bahwa ia sedang "membela negara".

Reaksi Pihak Kepolisian

Kapolsek Bantargebang, Kompol Sukadi, membenarkan adanya insiden tersebut. Ia menjelaskan bahwa Suhada dan rekan-rekannya datang ke pabrik dengan tujuan meminta THR. Namun, ketika petugas keamanan memberikan uang sebesar Rp 20.000, mereka menolaknya dan bersikeras ingin bertemu dengan pemilik perusahaan.

"Mereka preman berkedok ormas," tegas Kompol Sukadi.

Setelah kejadian tersebut, Suhada melarikan diri ke wilayah Gunung Putri, Kabupaten Bogor. Sementara itu, polisi masih melakukan pengejaran terhadap tiga rekannya. Kompol Sukadi menegaskan bahwa pihaknya akan menindaklanjuti kasus ini jika ditemukan unsur pidana pemerasan.

"Kita masih dalam tahap klarifikasi, mengumpulkan keterangan, apakah ada unsur pidana atau tidak. Jika terbukti, akan dilakukan penegakan hukum," ujarnya.

Dampak dan Upaya Penanggulangan

Insiden ini menjadi bukti nyata bahwa praktik premanisme masih menjadi ancaman serius bagi dunia usaha di sejumlah daerah. Intimidasi, ancaman, dan klaim penguasaan wilayah masih menjadi taktik klasik yang digunakan oleh kelompok-kelompok tertentu untuk memeras para pengusaha.

Kejadian di Cikiwul ini harus menjadi momentum bagi aparat penegak hukum dan pemerintah daerah untuk meningkatkan pengawasan dan penindakan terhadap praktik premanisme. Perlindungan terhadap para pelaku usaha dari ancaman dan intimidasi sangat penting untuk menciptakan iklim investasi yang kondusif dan mendorong pertumbuhan ekonomi.

Berikut adalah langkah-langkah yang dapat dilakukan untuk menanggulangi premanisme:

  • Meningkatkan patroli dan pengawasan di kawasan-kawasan industri.
  • Menindak tegas pelaku premanisme sesuai dengan hukum yang berlaku.
  • Membangun kerjasama antara aparat penegak hukum, pemerintah daerah, dan masyarakat dalam memberantas premanisme.
  • Memberikan edukasi dan sosialisasi kepada masyarakat tentang bahaya premanisme.
  • Menciptakan lapangan kerja dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat agar tidak terjerumus ke dalam praktik premanisme.

Dengan upaya yang komprehensif dan berkelanjutan, diharapkan praktik premanisme dapat diberantas dan dunia usaha dapat berjalan dengan aman dan lancar.