Tragedi Tanah Bergerak di Purwakarta: Rumah Rata dengan Tanah, Keluarga Trauma

Nestapa di Dian Anyar: Rumah Ambruk Ditelan Bumi Akibat Tanah Bergerak

Keluarga Vielsa Mughny R Rofa di Perumahan Dian Anyar, Kelurahan Cisereuh, Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat, mengalami tragedi yang tak terbayangkan. Rumah yang telah menjadi saksi bisu kehidupan mereka sejak tahun 2000, kini hanya tinggal puing-puing akibat pergerakan tanah yang dahsyat. Peristiwa nahas ini bukan hanya merenggut tempat tinggal, tetapi juga meninggalkan trauma mendalam bagi seluruh anggota keluarga.

Kronologi Runtuhnya Rumah Vielsa

Vielsa, atau akrab disapa Nuna, menceritakan detik-detik menegangkan sebelum rumahnya ambruk pada Selasa (18/3/2025). Sejak Kamis (13/3/2025), ia sudah merasakan ada yang tidak beres dengan kondisi rumahnya. Retakan yang muncul sejak tahun 2014 semakin melebar, menimbulkan kekhawatiran yang besar.

Pada hari kejadian, hujan deras mengguyur wilayah tersebut sejak siang hingga malam. Sekitar pukul 01.30 WIB dini hari, saat hendak bersantap sahur, Nuna terbangun karena mendengar suara retakan yang semakin mengkhawatirkan. Bersama ayahnya, ia memeriksa sumber suara tersebut. Meskipun sang ayah berusaha menenangkan dan mengatakan bahwa retakan tersebut tidak berbahaya, Nuna tetap merasa waswas.

Beberapa jam kemudian, kekhawatiran Nuna semakin menjadi kenyataan. Ia kembali terbangun karena merasakan pasir berjatuhan dari langit-langit kamarnya yang berada di lantai atas. Ketakutan semakin memuncak karena ia berada di lantai atas bersama kakaknya.

"Yaudahlah nggak apa-apa ada ayah ini gitu. Nah, terus nggak lama kemudian Nuna paksain tidur. Kebangun lagi ada kayak pasir gitu dari atas, dua kali tuh (pasir jatuh). Nuna turun aja dari atas karena kamar Nuna tuh di atas barengan sama kamar kakak Nuna," ungkapnya dengan nada cemas.

Nuna memutuskan untuk tidak kembali tidur. Ia menyalakan seluruh lampu di rumah dan mencoba mencari pertolongan jika sesuatu yang buruk terjadi. Tak lama kemudian, suara keras kembali terdengar dari arah tangga. Besi pegangan tangga berdecit keras, menandakan adanya pergeseran struktur bangunan yang signifikan.

"Besinya tuh nyangkut ke betonnya (tangga). Nah ini tuh kayaknya kegeser atau gimana gitu kan, nggak tahu ya. Bunyilah pegangan tangga. Keras banget. Terus, Ayah langsung ngomong, 'semuanya bangun, Teteh turun'. Sekarang kita ngumpulnya di ruang tamu gitu. 'Kayaknya ini udah nggak beres, ini udah nggak aman'," tuturnya menirukan ucapan ayahnya saat itu.

Bukan Kejadian Pertama: Riwayat Tanah Bergerak di Dian Anyar

Menurut BPBD Purwakarta, peristiwa tanah bergerak ini bukan pertama kalinya terjadi di Perumahan Dian Anyar. Komandan Regu BPBD Purwakarta, Muhamad Firmansyah, mengungkapkan bahwa pada tahun 2014, kejadian serupa pernah terjadi dan menghancurkan enam rumah.

"Terdapat beberapa riwayat juga yang menyebut riwayat kejadian tanah longsor pada tahun 2012. Nah, terjadi longsor dulu mengakibatkan enam rumah rusak berat akibat kebocoran drainase," kata Firmansyah.

Lokasi enam rumah yang hancur pada tahun 2012 tersebut berada di samping rumah Vielsa yang ambruk pada Selasa (18/3/2025). Kini, lahan bekas rumah-rumah tersebut telah diubah menjadi lapangan badminton.

Sang Ibu Pingsan Menyaksikan Rumah Rata dengan Tanah

Pada saat kejadian, kedua orang tua Nuna menyaksikan langsung bagaimana rumah mereka hancur di depan mata. Sementara itu, Nuna dan kakaknya berada di rumah tetangga.

"Dan situ pun kan kebetulan juga Mama Nuna, lagi di depannya. lagi nge-video gitu. Mungkin juga video-nya udah setengah nggak sadar. Waktu rumahnya ambruk semua, Mama Nuna pingsan," ujar Nuna.

Penyebab Tanah Bergerak: Drainase Buruk dan Kondisi Tanah yang Tidak Stabil

BPBD Purwakarta menjelaskan bahwa penyebab utama tanah bergerak di perumahan tersebut adalah masalah drainase, tidak adanya gorong-gorong, dan kurangnya resapan air.

"Penyebabnya drainase yang tidak dilengkapi dengan gorong-gorong hingga menyebabkan resapan air ke dalam tanah, meningkatkan tekanan air pori dan mengurangi kekuatan geser tanah, mengurangi area resapan air, dan stabilitas tanah," jelas Firmansyah.

Selain itu, tanah di bawah lokasi tanah bergerak dulunya merupakan sumber mata air yang masih aktif hingga saat ini. Akibatnya, tanah terus tergerus oleh air dari dalam sehingga struktur tanah menjadi tidak stabil.

"Iya, betul (Ada mata air). Dari bawah masuk ke area tanah itu," ujarnya.

Firmansyah juga menambahkan bahwa kondisi tanah di lokasi kejadian merupakan lahan di pinggir lereng dan tanah bekas urukan, sehingga tidak cukup kuat untuk menahan beban berat.

"Terus yang tadinya memang nggak boleh ditingkatkan (rumah lebih dari 1 lantai) yang di pinggir-pinggir (lereng) itu. Nah sekarang jadi ditingkat-tingkatin, jadi posisi tidak bisa menahan posisi itu, karena itu (tanah) nggak kuat," pungkasnya.

Dampak dan Upaya Penanganan

Kejadian ini mengakibatkan kerugian materiil yang besar bagi keluarga Vielsa dan para korban lainnya. Lebih dari itu, dampak psikologis yang ditimbulkan juga sangat signifikan. Pemerintah daerah dan instansi terkait diharapkan dapat segera memberikan bantuan dan solusi yang komprehensif, termasuk relokasi bagi warga yang terdampak dan perbaikan sistem drainase untuk mencegah kejadian serupa di masa depan.

Poin Penting:

  • Rumah Vielsa Mughny R Rofa ambruk akibat tanah bergerak di Dian Anyar, Purwakarta.
  • Kejadian ini bukan yang pertama kali, sebelumnya terjadi pada 2012 dan 2014.
  • Penyebab utama adalah drainase buruk, mata air di bawah tanah, dan kondisi tanah yang tidak stabil.
  • Ibu Nuna pingsan saat menyaksikan rumahnya ambruk.
  • BPBD Purwakarta sedang berupaya menangani dampak dan mencari solusi.