Perombakan Jajaran Direksi dan Komisaris MIND ID: Perpaduan Profesionalisme dan Latar Belakang Beragam

Perombakan Jajaran Direksi dan Komisaris MIND ID: Perpaduan Profesionalisme dan Latar Belakang Beragam

Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) Mining Industry Indonesia (MIND ID) pada Senin, 3 Maret 2025, resmi mengesahkan perubahan signifikan dalam struktur kepemimpinan perusahaan. Perubahan ini melibatkan pergantian sejumlah komisaris dan direksi, menghadirkan wajah-wajah baru dengan beragam latar belakang, mulai dari kalangan militer, pejabat pemerintahan, hingga tokoh politik. Komposisi yang terbilang unik ini memicu beragam analisis mengenai strategi dan arah perusahaan ke depan. Perubahan tersebut secara resmi diumumkan melalui situs resmi MIND ID.

Salah satu perubahan yang paling menonjol adalah masuknya sejumlah tokoh berpengalaman dari berbagai sektor. Wakil Kepala Badan Intelijen Negara (BIN), Agung Setya Imam Effendi, yang merupakan lulusan Akpol 1988, kini duduk sebagai Komisaris Independen. Kehadiran beliau diyakini akan memperkaya perspektif strategis dalam pengambilan keputusan di MIND ID. Selain itu, Nugroho Widyotomo, purnawirawan TNI AD dengan segudang pengalaman di berbagai posisi strategis, termasuk Sekretaris Jenderal Dewan Ketahanan Nasional RI, turut bergabung sebagai Komisaris Independen. Pengalamannya di bidang pertahanan dan keamanan negara diharapkan dapat memberikan kontribusi signifikan bagi perusahaan.

Dari kalangan pemerintahan, Tri Winarno, Direktur Jenderal Mineral dan Batu Bara Kementerian ESDM sejak September 2024, bergabung sebagai komisaris. Latar belakangnya di bidang pertambangan, didukung dengan pendidikan formal di bidang teknik pertambangan dari dalam dan luar negeri (UPN Veteran Yogyakarta, UGM, dan Freiberg Technische Universitat Bergakademie, Jerman), menjadikan beliau aset berharga bagi MIND ID. Sementara itu, Astera Primanto Bhakti, Dirjen Perbendaharaan Kementerian Keuangan, turut memperkuat jajaran komisaris, membawa keahlian di bidang keuangan negara ke dalam perusahaan.

Representasi dari sektor swasta dan politik juga terlihat jelas. Pamitra Wineka, mantan CEO TaniHub, dan Grace Natalie, politisi Partai Solidaritas Indonesia (PSI), turut mengisi posisi komisaris. Kehadiran mereka diharapkan dapat memberikan perspektif yang lebih luas dan menyeimbangkan pengambilan keputusan di MIND ID. Fuad Bawazier, politisi Partai Gerindra, tetap menjabat sebagai Komisaris Utama.

Di sisi lain, pergantian Direksi Utama juga terjadi. Maroef Sjamsoeddin, mantan Presiden Direktur Freeport Indonesia dan mantan Wakil Kepala BIN, kini mengemban tanggung jawab sebagai Direktur Utama, menggantikan Hendi Prio Santoso. Pengalamannya yang luas di sektor pertambangan dan intelijen dinilai sangat relevan dengan tantangan yang dihadapi MIND ID. Susunan direksi baru juga diisi oleh Dany Amrul Ichdan (Wakil Direktur Utama), Dilo Seno Widagdo (Direktur Portofolio dan Pengembangan Usaha), Akhmad Fazri (Direktur Keuangan), dan Nur Hidayat Udin (Direktur Manajemen Risiko dan HSSE).

Perubahan komposisi direksi dan komisaris MIND ID ini menghadirkan perpaduan yang menarik antara profesionalisme, keahlian sektoral, dan pengalaman di berbagai bidang. Kombinasi ini diharapkan dapat membawa MIND ID ke arah yang lebih baik dan mampu menghadapi tantangan industri pertambangan di masa mendatang. Namun, efektivitas dan dampak dari perubahan ini akan terlihat dalam kinerja perusahaan di tahun-tahun mendatang.

Berikut ringkasan profil para komisaris:

  • Fuad Bawazier: Komisaris Utama, Politisi Partai Gerindra
  • Agung Setya Imam Effendi: Komisaris Independen, Purnawirawan Jenderal Bintang Tiga Polri
  • Nugroho Widyotomo: Komisaris Independen, Purnawirawan Bintang Tiga TNI AD
  • Pamitra Wineka: Komisaris Independen, Eks CEO TaniHub
  • Grace Natalie: Komisaris, Politisi Partai Solidaritas Indonesia (PSI)
  • Tri Winarno: Komisaris, Dirjen Minerba Kementerian ESDM
  • Astera Primanto Bhakti: Komisaris, Dirjen Perbendaharaan Kementerian Keuangan

Pergantian ini juga menandai berakhirnya masa jabatan Komisaris Independen Muhammad Munir dan Komisaris Nicolaus Teguh Budi Harjanto.