Krisis Iklim di Pesisir Utara Jawa: Suara Anak Muda Bergema Lewat Pameran Seni dan Jurnalistik

Anak Muda Angkat Isu Tenggelamnya Pesisir Utara Jawa Melalui Pameran Karya

Semarang, Jawa Tengah - Puluhan anak muda yang tergabung dalam Urban Citizenship Academy (UCA) menggelar pameran bertajuk "Akankah Pesisir Utara Jawa Tenggelam?" di Kota Lama Semarang. Pameran ini menjadi wadah bagi mereka untuk menyuarakan keprihatinan mendalam terhadap dampak krisis iklim yang semakin nyata di wilayah pesisir utara Jawa.

Berlokasi di Rumah Pohan, Tekodeko Koffiehuis, pameran ini menampilkan beragam karya seni dan jurnalistik yang menggugah. Pengunjung dapat menyaksikan foto-foto yang memotret realita kehidupan pesisir, kolase yang merangkai fragmen-fragmen kisah, lukisan yang mengekspresikan emosi, bunga rampai yang menghadirkan keindahan sekaligus ironi, komik yang menyampaikan pesan dengan ringan namun bermakna, hingga karya audio visual yang membawa penonton merasakan langsung atmosfer pesisir yang terancam.

Karya-karya yang dipamerkan merupakan hasil penggalian cerita langsung dari warga pesisir di Timbulsloko, Tambak Lorok, dan Mangunharjo. Kisah-kisah ini kemudian diolah secara kreatif oleh para anggota UCA menjadi karya yang mampu menyentuh hati dan membangkitkan kesadaran.

Rizqa Hidayani, Program Manager dari Kota Kita, menjelaskan bahwa pameran ini adalah kulminasi dari kerja keras selama lima bulan. Para anggota UCA terjun langsung ke lapangan, berinteraksi dengan masyarakat, mendengarkan keluh kesah mereka, dan mengamati perubahan yang terjadi di lingkungan sekitar.

"Pameran ini adalah suara dari anak-anak muda yang peduli terhadap kerentanan kehidupan di pesisir. Kami berharap, melalui pameran ini, masyarakat luas akan lebih sadar dan peduli terhadap isu krisis iklim yang mengancam wilayah pesisir," ujar Rizqa.

Ragam Isu yang Diangkat

Pameran ini mengangkat berbagai isu krusial yang dihadapi masyarakat pesisir, antara lain:

  • Kehidupan Nelayan: Potret perjuangan para nelayan yang semakin sulit mencari nafkah akibat perubahan iklim dan kerusakan lingkungan.
  • Kondisi Anak dan Lansia: Gambaran tentang bagaimana anak-anak dan lansia menjadi kelompok yang paling rentan terhadap dampak krisis iklim.
  • Pemberdayaan Perempuan: Kisah-kisah inspiratif tentang perempuan pesisir yang berjuang untuk meningkatkan kesejahteraan keluarga dan komunitas mereka.
  • Kesejahteraan Petambak: Realita kehidupan para petambak yang terancam kehilangan mata pencaharian akibat abrasi dan intrusi air laut.

Untuk memperdalam pemahaman tentang isu krisis iklim, pameran ini juga melibatkan berbagai pihak sebagai mentor dan narasumber, antara lain:

  • WALHI Jawa Tengah
  • Koalisi Malih Dadi Segoro
  • Hysteria
  • Project Multatuli
  • Warga pesisir yang menjadi sumber inspirasi utama

Sierra Salsabiella, seorang mahasiswa Undip yang menjadi salah satu partisipan pameran, berbagi pengalamannya saat menggali kisah warga Timbulsloko, Demak. Ia menyaksikan sendiri bagaimana rob telah merusak kehidupan masyarakat setiap hari.

"Nelayan perempuan kehilangan mata pencaharian, anak-anak belajar dalam kondisi yang tidak layak, dan kehidupan secara keseluruhan menjadi sangat sulit. Namun, mereka tetap bertahan karena tidak memiliki pilihan lain," kata Sierra.

Karya Sierra mengangkat pertanyaan reflektif: "Bertahan atau pindah?" Pertanyaan ini mencerminkan dilema yang dihadapi warga pesisir yang hidup di tengah ancaman tenggelam, namun tidak memiliki ruang alternatif untuk pindah.

Bella Safira, seorang pengunjung pameran, mengaku sangat tersentuh dengan karya-karya yang dipamerkan. Ia mengatakan bahwa pameran ini telah membuka matanya tentang realita kehidupan yang sulit di pesisir.

"Sebagai orang yang tinggal di kota, saya benar-benar tercengang. Kehidupan di pesisir ternyata sangat memprihatinkan. Pameran ini benar-benar membuka mata saya," ujarnya.

Pameran ini bukan hanya sekadar ruang untuk menampilkan karya seni, tetapi juga menjadi media advokasi dan kesadaran kolektif. Pameran ini membangun jembatan antara suara masyarakat pesisir dan publik yang lebih luas, dengan harapan dapat mendorong tindakan nyata untuk mengatasi krisis iklim dan melindungi wilayah pesisir.