Anomali Iklim Global: 2024 Catat Rekor 151 Peristiwa Ekstrem, WMO Serukan Aksi Cepat
Dunia Didera Gelombang Peristiwa Cuaca Ekstrem di Tahun 2024: Laporan WMO Menyoroti Dampak Perubahan Iklim
Tahun 2024 menjadi saksi bisu dari serangkaian peristiwa cuaca ekstrem yang belum pernah terjadi sebelumnya di seluruh penjuru dunia. Organisasi Meteorologi Dunia (WMO) dalam laporan terbarunya, State of the Global Climate 2024, mengungkapkan bahwa setidaknya 151 kejadian cuaca ekstrem melanda berbagai negara, menjadi indikasi kuat akan dampak perubahan iklim yang semakin terasa.
Fenomena-fenomena ekstrem ini mencakup gelombang panas mematikan, curah hujan ekstrem yang memicu banjir bandang, badai dahsyat dengan kekuatan merusak, serta berbagai anomali cuaca lainnya. Konsekuensi dari peristiwa-peristiwa ini pun sangat beragam, mulai dari kekeringan berkepanjangan yang mengancam ketahanan pangan, banjir yang melumpuhkan aktivitas ekonomi, tanah longsor yang merenggut nyawa, hingga pemadaman listrik massal yang mengganggu kehidupan sehari-hari.
Dampak Badai Semakin Dahsyat
Perubahan iklim juga memicu peningkatan intensitas badai. Filipina, misalnya, harus menghadapi enam topan dahsyat dalam kurun waktu kurang dari satu bulan, sebuah rekor yang belum pernah terjadi sebelumnya. Di Amerika Serikat, wilayah Big Bend di Florida diterjang oleh Badai Idalia, badai terkuat yang pernah tercatat di wilayah tersebut. Sementara itu, Vietnam dilanda Topan Super Yagi yang berdampak pada lebih dari 3,6 juta jiwa.
Laporan WMO juga menyoroti bahwa masih banyak peristiwa cuaca ekstrem lain yang tidak tercatat, sehingga gambaran yang ada kemungkinan besar hanyalah puncak gunung es dari permasalahan yang lebih besar.
Tren Peningkatan Suhu dan Emisi Karbon
WMO menegaskan bahwa situasi perubahan iklim semakin mengkhawatirkan dari waktu ke waktu. Rekor suhu terpanas terus dipecahkan dalam kurun waktu 10 tahun terakhir, dengan tahun 2024 dinobatkan sebagai tahun terpanas sepanjang sejarah pencatatan suhu global. Pada tahun tersebut, suhu rata-rata Bumi meningkat sebesar 1,55 derajat Celcius di atas tingkat pra-industri.
Ironisnya, emisi karbon yang menjadi penyebab utama pemanasan global terus mengalami peningkatan. Kondisi ini memicu kekhawatiran bahwa situasi di masa depan akan semakin memburuk.
Luke Parsons dari Nature Conservancy, menyampaikan keprihatinannya terkait situasi ini.
"Setiap tahun, umat manusia semakin melangkah ke masa depan yang belum diketahui. Tahun 2024 sebagai tahun terpanas yang pernah dialami oleh manusia modern. Namun, dekade mendatang diperkirakan akan lebih panas lagi, mendorong kita lebih dalam ke iklim yang belum pernah terjadi sebelumnya ini," kata Parsons.
Seruan untuk Aksi Nyata
Sekretaris Jenderal WMO, Celeste Saulo, menyampaikan bahwa laporan ini merupakan peringatan serius tentang meningkatnya risiko terhadap kehidupan dan mata pencaharian akibat perubahan iklim. Ia menekankan pentingnya upaya kolektif untuk memperkuat sistem peringatan dini dan layanan iklim guna membantu para pengambil keputusan dan masyarakat luas dalam menghadapi cuaca dan iklim ekstrem.
Saulo mengakui bahwa kemajuan telah dicapai, tetapi menekankan perlunya tindakan yang lebih cepat dan lebih luas. Saat ini, hanya separuh dari negara-negara di dunia yang memiliki sistem peringatan dini yang memadai. Ia menegaskan bahwa investasi dalam layanan cuaca, air, dan iklim menjadi semakin krusial.
Langkah yang Harus Dilakukan:
- Memperkuat Sistem Peringatan Dini: Meningkatkan cakupan dan efektivitas sistem peringatan dini di seluruh dunia untuk memberikan informasi yang tepat waktu dan akurat kepada masyarakat.
- Investasi dalam Layanan Iklim: Mengembangkan dan meningkatkan layanan iklim yang dapat membantu berbagai sektor, seperti pertanian, kesehatan, dan energi, dalam beradaptasi dengan perubahan iklim.
- Pengurangan Emisi Karbon: Menerapkan kebijakan dan tindakan yang efektif untuk mengurangi emisi karbon dan memperlambat laju pemanasan global.
- Kerja Sama Internasional: Meningkatkan kerja sama internasional dalam mengatasi perubahan iklim, termasuk berbagi informasi, teknologi, dan sumber daya.
Peristiwa cuaca ekstrem yang terjadi di tahun 2024 menjadi pengingat yang jelas akan urgensi tindakan nyata dalam mengatasi perubahan iklim. Tanpa upaya yang signifikan dan terkoordinasi, dampak perubahan iklim akan terus meningkat dan mengancam kesejahteraan manusia dan keberlangsungan planet ini.