Nike Terseok di Tengah Gempuran Kompetitor: Penjualan Global Anjlok, Strategi Penjualan Dipertanyakan

Raksasa Apparel Olahraga Nike Hadapi Tantangan Berat: Penjualan Global Terjun Bebas

Perusahaan perlengkapan olahraga terkemuka asal Amerika Serikat, Nike, tengah menghadapi periode sulit. Laporan keuangan kuartal IV-2024 menunjukkan penurunan penjualan global yang signifikan, mencapai 9%. Penurunan ini diperparah dengan performa yang kurang memuaskan di pasar utama seperti China, di mana penjualan merosot hingga 17%. Bahkan di Amerika Utara, pasar terbesar Nike, penjualan tercatat turun 9%. Kondisi ini menimbulkan kekhawatiran mendalam mengenai prospek perusahaan di masa depan.

Analis pasar menilai bahwa penurunan penjualan Nike disebabkan oleh beberapa faktor utama:

  • Perlambatan Konsumsi: Daya beli konsumen secara umum mengalami penurunan, terutama untuk produk-produk non-esensial seperti sepatu dan pakaian olahraga mahal. Masyarakat cenderung lebih memilih barang-barang kebutuhan pokok.
  • Persaingan Sengit: Munculnya merek-merek pendatang baru yang inovatif, seperti Hoka dan On, yang fokus pada teknologi dan kenyamanan sepatu lari, semakin memperketat persaingan di pasar. Merek-merek ini berhasil menarik perhatian konsumen dengan menawarkan alternatif yang menarik.
  • Kesalahan Strategi Penjualan: Beberapa tahun terakhir, Nike melakukan restrukturisasi jaringan distribusinya dengan mengurangi jumlah pengecer pihak ketiga, termasuk DSW. Perusahaan lebih memprioritaskan penjualan langsung melalui saluran online mereka. Namun, strategi ini ternyata kurang efektif dan justru merugikan penjualan. Nike dianggap terlalu bergantung pada penjualan online dan mengabaikan pentingnya peran pengecer pihak ketiga dalam menjangkau konsumen yang lebih luas.

Nike saat ini berupaya untuk memulihkan kinerja penjualannya dengan melakukan beberapa langkah strategis, di antaranya:

  • Memperbaiki Hubungan dengan Pengecer Pihak Ketiga: Nike mulai menjalin kembali kemitraan dengan beberapa pengecer yang sebelumnya diputus kontraknya. Langkah ini diharapkan dapat meningkatkan jangkauan pasar dan mempermudah akses konsumen terhadap produk-produk Nike.
  • Meluncurkan Kolaborasi dengan Selebriti: Nike menggandeng selebriti ternama seperti Kim Kardashian melalui merek Skims untuk menciptakan koleksi pakaian olahraga wanita yang eksklusif. Kolaborasi ini diharapkan dapat menarik perhatian konsumen baru dan meningkatkan citra merek Nike.

Peluncuran merek NikeSkims yang dijadwalkan pada musim semi tahun ini di Amerika Serikat diharapkan dapat memberikan dampak positif bagi penjualan Nike. Namun, tantangan yang dihadapi Nike sangat kompleks dan memerlukan strategi yang komprehensif dan adaptif untuk dapat bersaing di pasar yang semakin dinamis.

Meskipun saham Nike sempat mengalami penurunan sekitar 30% selama setahun terakhir, terdapat sedikit harapan dengan kenaikan tipis sebesar 4% pada perdagangan Kamis (20/3). Hal ini menunjukkan bahwa investor masih memiliki kepercayaan terhadap potensi jangka panjang Nike, meskipun perusahaan harus bekerja keras untuk membuktikan diri dan mengatasi tantangan yang ada.