Proyeksi Menakutkan: Lebih dari Separuh Populasi Dewasa Dunia Diprediksi Mengalami Obesitas pada 2050
Proyeksi Menakutkan: Gelombang Obesitas Global Mengancam Kesehatan Dunia pada 2050
Sebuah studi terbaru yang dipublikasikan dalam jurnal The Lancet dan dikutip oleh The Guardian memberikan gambaran yang mengkhawatirkan tentang tren obesitas global. Penelitian yang mencakup lebih dari 200 negara ini memprediksi peningkatan dramatis angka obesitas hingga tahun 2050, dengan dampak yang signifikan terhadap sistem kesehatan dunia. Data menunjukkan bahwa pada tahun 2021, hampir setengah populasi dewasa global, meliputi satu miliar pria dan 1,11 miliar wanita berusia 25 tahun ke atas, telah mengalami kelebihan berat badan atau obesitas. Angka ini menunjukan peningkatan dua kali lipat dibandingkan tahun 1990, sebuah indikasi yang mengkhawatirkan akan laju peningkatan yang cepat dan terus-menerus.
Proyeksi untuk tahun 2050 bahkan lebih mengejutkan. Studi ini memperkirakan bahwa sekitar 57,4% pria dan 60,3% wanita dewasa di dunia akan mengalami kelebihan berat badan atau obesitas. Distribusi ini tidak merata. Delapan negara menyumbang lebih dari setengah dari total populasi dewasa yang kelebihan berat badan atau obesitas: China (402 juta), India (180 juta), Amerika Serikat (172 juta), Brasil (88 juta), Rusia (71 juta), Meksiko (58 juta), Indonesia (52 juta), dan Mesir (41 juta). Namun, pertumbuhan populasi diprediksi akan memperburuk situasi di wilayah lain. Afrika sub-Sahara, misalnya, diperkirakan akan mengalami peningkatan lebih dari 250 persen, mencapai 522 juta orang dewasa yang kelebihan berat badan atau obesitas pada tahun 2050. Nigeria menjadi salah satu negara yang paling mengkhawatirkan, dengan proyeksi peningkatan lebih dari tiga kali lipat, dari 36,6 juta pada tahun 2021 menjadi 141 juta pada tahun 2050, menempatkannya di peringkat keempat negara dengan populasi dewasa obesitas terbesar di dunia.
Ancaman terhadap Sistem Kesehatan Global:
Para peneliti menekankan urgensi tindakan pencegahan dan intervensi yang efektif untuk mencegah bencana kesehatan global yang akan ditimbulkan oleh peningkatan dramatis angka obesitas ini. Beban yang akan ditanggung oleh sistem perawatan kesehatan di berbagai negara, terutama negara-negara berkembang, akan sangat besar. Prof. Emmanuela Gakidou dari Institute for Health Metrics and Evaluation (IHME) di University of Washington, peneliti utama studi ini, menyoroti pentingnya penggunaan data untuk mengidentifikasi kelompok populasi yang paling berisiko dan membutuhkan intervensi segera. Ia juga menyebut meningkatnya angka obesitas sebagai “tragedi yang mendalam dan kegagalan masyarakat yang monumental”.
Langkah-langkah Strategis yang Diperlukan:
Studi ini menyimpulkan bahwa meskipun situasinya kritis, masih ada kesempatan untuk melakukan intervensi yang efektif. Pemerintah di seluruh dunia perlu mengambil langkah-langkah mendesak untuk mengatasi krisis kesehatan ini. Langkah-langkah tersebut dapat meliputi:
- Peningkatan kesadaran publik: Kampanye edukasi yang efektif tentang bahaya obesitas dan pentingnya pola hidup sehat.
- Regulasi makanan dan minuman: Pembatasan pemasaran makanan dan minuman yang tidak sehat, terutama bagi anak-anak, serta penerapan pajak pada produk tersebut.
- Peningkatan akses terhadap makanan sehat: Memastikan ketersediaan dan aksesibilitas makanan bergizi bagi semua lapisan masyarakat.
- Promosi aktivitas fisik: Mendorong masyarakat untuk lebih aktif secara fisik melalui pembangunan infrastruktur yang mendukung aktivitas fisik dan program-program olahraga yang terjangkau.
- Intervensi medis yang tepat: Peningkatan akses terhadap perawatan medis yang komprehensif bagi individu yang mengalami obesitas.
Kesimpulannya, proyeksi peningkatan dramatis angka obesitas global hingga tahun 2050 merupakan ancaman serius terhadap kesehatan masyarakat dunia. Tindakan segera dan kolaboratif dari pemerintah, organisasi kesehatan, dan masyarakat secara keseluruhan sangat diperlukan untuk mencegah bencana kesehatan ini.