Banjir Bandang Bekasi: Ribuan Warga Terdampak, Kerugian Materil dan Satu Korban Hilang
Banjir Bandang Bekasi: Ribuan Warga Terdampak, Kerugian Materil dan Satu Korban Hilang
Kota Bekasi dilanda banjir bandang pada Selasa, 4 Maret 2025, mengakibatkan kerugian materiil yang signifikan dan satu korban hilang. Hujan deras yang terjadi sejak dini hari mengakibatkan luapan air dari Bogor menggenangi ratusan rumah dan infrastruktur publik, memaksa ribuan warga mengungsi. Tinggi air di sejumlah titik mencapai empat meter, bahkan hingga delapan meter di beberapa lokasi, menjadikan peristiwa ini sebagai salah satu bencana banjir terparah dalam sejarah Kota Bekasi.
Dampak Bencana yang Meluas:
- Kerugian Rumah dan Properti: Sekitar 245 rumah di Kampung Lebak, Teluk Pucung, Bekasi Utara, terendam banjir. Di RT 06, 92 rumah terdampak, sementara di RT 07, angka tersebut mencapai 153 rumah. Selain rumah warga, banjir juga merendam sejumlah kendaraan, termasuk mobil milik warga Grand Galaxy City dan puluhan sepeda motor di tempat penitipan dekat Stasiun Bekasi. Kerugian materiil diperkirakan sangat besar, mengingat ketinggian air yang mencapai 200 cm di beberapa lokasi, dan hingga 150 cm di area penitipan motor.
- Korban Jiwa: Satu warga berinisial A dilaporkan hilang setelah terseret arus banjir saat membersihkan sampah di Bendungan Koja. Upaya pencarian dan penyelamatan yang dilakukan oleh tim SAR hingga pukul 13.00 WIB belum membuahkan hasil.
- Kehilangan Ternak: Para peternak lokal juga mengalami kerugian besar. Icih, seorang peternak di Kampung Lebak, kehilangan lima kambingnya yang terseret arus. Ia masih memiliki 30 kambing lainnya yang terjebak di kandang dengan kondisi yang belum diketahui, dari total 65 kambing yang menjadi mata pencahariannya.
- Gangguan Aktivitas: Banjir melumpuhkan aktivitas warga dan pemerintahan Kota Bekasi. Akses jalan di sejumlah titik, termasuk Grand Galaxy City, lumpuh total. Dua karyawan swasta, Veri dan Dendi, terjebak banjir selama berjam-jam dan tidak dapat bekerja. Kantor pemerintahan pun terdampak banjir, yang menunjukkan besarnya dampak bencana ini terhadap fungsi administrasi kota.
- Pengungsian: Sekitar 300 keluarga di Kampung Lebak terdampak banjir, dengan 47 keluarga mengungsi ke lantai dua mushala RT 06. Di Perumahan Pondok Gede Permai, salah satu titik terparah dengan ketinggian air mencapai empat meter, sekitar 16.000 jiwa terdampak dan membutuhkan bantuan.
Respons Pemerintah dan Upaya Penanganan:
Wakil Wali Kota Bekasi, Abdul Harris Bobihoe, melaporkan Perumahan Pondok Gede Permai sebagai salah satu titik terparah yang terdampak. Wali Kota Bekasi, Tri Adhianto, menyatakan bahwa banjir disebabkan oleh luapan air dari tanggul yang dibangun oleh Balai Besar Wilayah Sungai Ciliwung Cisadane (BWSCC). Pemerintah Kota Bekasi tengah fokus pada evakuasi warga dan upaya penanggulangan dampak bencana, termasuk memberikan bantuan kepada warga terdampak.
Kesimpulan:
Banjir bandang di Kota Bekasi merupakan bencana alam yang serius, mengakibatkan kerugian yang besar bagi warga dan pemerintah. Perlu adanya evaluasi menyeluruh terhadap sistem penanggulangan banjir, termasuk infrastruktur dan pengelolaan lingkungan, untuk mencegah kejadian serupa di masa mendatang. Solidaritas dan dukungan dari berbagai pihak sangat dibutuhkan untuk membantu para korban dan meringankan beban yang mereka tanggung.