Gunung Lewotobi Laki-laki Erupsi: Status Awas Diberlakukan, Evakuasi Mendesak bagi Warga Empat Desa

Gunung Lewotobi Laki-laki di Flores Timur menunjukkan peningkatan aktivitas vulkanik yang signifikan, memaksa pemerintah daerah untuk menaikkan statusnya menjadi Awas (Level IV) pada Kamis malam, 20 Maret 2025. Kenaikan status ini memicu perintah evakuasi segera bagi penduduk di empat desa yang terletak di zona risiko tinggi (KRB). Desa-desa yang terdampak meliputi Klatanlo, Nawokote, Hokeng Jaya, dan sebagian wilayah Desa Boru.

Karolus Kelemur, Pelaksana Tugas Camat Wulanggitang, menegaskan pentingnya kepatuhan warga terhadap imbauan evakuasi. Keempat desa tersebut telah diidentifikasi sebagai wilayah yang sangat rentan terhadap dampak erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki. “Wilayah-wilayah ini masuk dalam kategori KRB, oleh karena itu, kami mengimbau warga yang masih berada di sana untuk segera kembali ke lokasi pengungsian yang telah disediakan,” ujarnya pada hari Jumat, 21 Maret 2025.

Disayangkan, respons sebagian warga terhadap imbauan evakuasi dinilai kurang optimal. Meskipun pemerintah telah berulang kali mengingatkan tentang potensi bahaya, masih ada warga yang memilih untuk tetap tinggal di rumah mereka. Ketika erupsi terjadi pada Kamis malam, kepanikan melanda dan warga berhamburan mencari tempat aman. Upaya koordinasi kemudian dilakukan untuk mengarahkan mereka ke tempat pengungsian sementara, seperti aula koperasi dan rumah jabatan Camat Wulanggitang di Desa Boru.

“Dengan adanya kejadian erupsi tadi malam, kami kembali mengimbau dengan sangat agar warga segera kembali ke lokasi pengungsian yang telah dipersiapkan,” tegas Karolus. Pemerintah daerah berupaya memastikan keselamatan seluruh warga yang terdampak dan meminimalkan risiko akibat aktivitas vulkanik Gunung Lewotobi Laki-laki.

Erupsi eksplosif Gunung Lewotobi Laki-laki terjadi pada Kamis, 20 Maret 2025, pukul 22.56 WITA. Letusan ini disertai dengan suara ledakan keras dan gemuruh yang menggema di sekitar gunung. Data dari Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) mencatat amplitudo maksimum letusan mencapai 47,6 mm dengan durasi sekitar 11 menit 9 detik. Kolom abu vulkanik teramati membubung setinggi kurang lebih 8.000 meter di atas puncak gunung, atau sekitar 9.584 meter di atas permukaan laut. Abu berwarna kelabu hingga hitam pekat tersebut condong ke arah barat daya dan barat, mengindikasikan arah angin dominan pada saat erupsi.