Krisis Ekonomi Tunisia Memanas: Presiden Saied Depak Perdana Menteri Madouri, Tunjuk Pengganti di Tengah Gelombang Kritik

Tunisia Dilanda Turbulensi Politik dan Ekonomi: PM Madouri Dicopot dari Jabatan

Tunisia kembali mengalami guncangan politik setelah Presiden Kais Saied secara mendadak memberhentikan Perdana Menteri Kamel Madouri pada Kamis (20/3) malam. Keputusan ini diambil di tengah krisis ekonomi yang berkepanjangan dan meningkatnya ketidakpuasan publik terhadap kinerja pemerintah.

Madouri, seorang teknokrat yang baru menjabat sebagai PM pada Agustus 2024 lalu dalam perombakan kabinet besar, digantikan oleh Sarra Zaafrani Zenzri, yang sebelumnya menjabat sebagai Menteri Pekerjaan Umum. Penunjukan Zenzri sebagai PM baru diumumkan oleh kantor kepresidenan Tunisia.

Keputusan Presiden Saied ini muncul setelah beberapa minggu terakhir ia secara terbuka mengkritik kinerja pemerintah Madouri. Ketidakpuasan Saied terutama dipicu oleh kegagalan pemerintah dalam mengatasi krisis ekonomi yang semakin parah, termasuk tingginya angka pengangguran dan inflasi, serta kekurangan bahan-bahan pokok.

Krisis Ekonomi Tunisia Semakin Dalam

Tunisia saat ini menghadapi tantangan ekonomi yang sangat berat. Negara ini terlilit utang yang besar, dengan rasio utang terhadap PDB mencapai sekitar 80%. Pertumbuhan ekonomi melambat, dan angka pengangguran terus meningkat. Selain itu, negara ini juga mengalami kekurangan bahan-bahan pokok seperti susu, gula, dan tepung secara sporadis.

Dana Moneter Internasional (IMF) memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Tunisia hanya sebesar 1,6% untuk tahun 2025. Proyeksi ini menunjukkan bahwa Tunisia masih akan menghadapi tantangan ekonomi yang signifikan dalam beberapa tahun mendatang.

Perombakan Kabinet dan Kontroversi Politik

Perombakan kabinet ini bukan yang pertama kali dilakukan oleh Presiden Saied sejak ia menjabat pada tahun 2019. Pada Agustus 2024, ia juga mengganti 19 menteri lainnya, dengan alasan "kepentingan tertinggi negara" dan "keamanan nasional".

Namun, langkah-langkah yang diambil oleh Presiden Saied seringkali menuai kritik dari oposisi dan organisasi hak asasi manusia. Mereka menuduh Saied melakukan perebutan kekuasaan yang mengancam kebebasan dan hak-hak demokrasi di Tunisia. Puluhan tokoh oposisi, pengusaha, dan tokoh media telah dipenjara dalam beberapa tahun terakhir.

Masa Depan Tunisia di Persimpangan Jalan

Pemecatan PM Madouri dan penunjukan Zenzri sebagai penggantinya menandai babak baru dalam krisis politik dan ekonomi yang melanda Tunisia. Masa depan negara ini masih belum pasti, dan banyak yang bertanya-tanya apakah perubahan kepemimpinan ini akan membawa solusi bagi masalah-masalah yang dihadapi Tunisia.

Presiden Saied berjanji untuk memerangi korupsi dan inefisiensi yang melanda Tunisia selama beberapa dekade. Namun, para kritikus meragukan kemampuannya untuk memenuhi janji-janji tersebut, mengingat gaya kepemimpinannya yang otoriter dan kurangnya dukungan dari partai-partai politik dan masyarakat sipil.

Berikut adalah beberapa poin penting yang perlu diperhatikan:

  • Pemecatan PM Madouri: Presiden Saied memberhentikan PM Madouri di tengah krisis ekonomi yang parah.
  • Penunjukan Sarra Zaafrani Zenzri: Zenzri, mantan Menteri Pekerjaan Umum, ditunjuk sebagai PM baru.
  • Krisis Ekonomi: Tunisia menghadapi utang besar, pertumbuhan ekonomi yang lambat, dan pengangguran yang tinggi.
  • Kontroversi Politik: Langkah-langkah Presiden Saied seringkali menuai kritik karena dianggap mengancam demokrasi.
  • Masa Depan yang Tidak Pasti: Masa depan Tunisia masih belum jelas di tengah krisis politik dan ekonomi yang berkelanjutan.

Tunisia berada di persimpangan jalan. Negara ini membutuhkan solusi yang komprehensif dan berkelanjutan untuk mengatasi masalah ekonomi dan politik yang dihadapi. Diperlukan dialog nasional yang inklusif untuk membangun konsensus tentang arah masa depan Tunisia.