Jakarta Genjot Pengelolaan Sampah Mandiri: Empat TPS3R Baru Dibuka dan Ribuan Bank Sampah Diaktifkan
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta mengambil langkah signifikan dalam mengatasi permasalahan sampah di ibu kota dengan meresmikan empat Tempat Pengelolaan Sampah Reuse, Reduce, Recycle (TPS3R) dan mengaktifkan kembali ribuan bank sampah. Inisiatif ini diharapkan dapat mengurangi volume sampah yang dikirim ke Tempat Pembuangan Sampah Terpadu (TPST) Bantar Gebang, Bekasi, Jawa Barat, sekaligus mendorong praktik pengelolaan sampah yang lebih berkelanjutan di tingkat masyarakat.
Wakil Gubernur Jakarta, Rano Karno, secara resmi membuka operasional empat TPS3R yang berlokasi di Semper, Sunter, Bambu Larangan, dan Rawa Terate. Peresmian ini menandai komitmen Pemprov DKI Jakarta dalam membangun infrastruktur pengelolaan sampah yang lebih modern dan efisien. Selain itu, sebagai bagian dari upaya komprehensif, Pemprov juga mengumumkan pembentukan 870 bank sampah baru di tingkat Rukun Warga (RW) serta reaktivasi 852 bank sampah yang sebelumnya tidak aktif. Langkah ini bertujuan untuk meningkatkan partisipasi aktif masyarakat dalam pemilahan dan pengelolaan sampah di sumbernya.
"Dengan mengucapkan bismillahirramanirrahim, TPS3R Semper, TPS3R Sunter, TPS3R Bambu Larangan, dan TPS3R Rawa Terate, saya resmikan," ujar Rano Karno saat acara peresmian di TPS3R Semper, Jakarta Utara, Jumat (21/3/2025).
Rano Karno menekankan bahwa pengelolaan sampah yang efektif tidak hanya berdampak positif bagi lingkungan, tetapi juga memberikan manfaat ekonomi bagi masyarakat. Ia menjelaskan bahwa pengelolaan sampah merupakan salah satu program unggulan yang ia jalankan bersama Pramono Anung dalam upaya membangun Jakarta yang lebih baik.
Manfaat Ganda:
Inisiatif ini diharapkan memberikan dampak positif ganda bagi Jakarta, yaitu:
- Pengurangan Beban TPST Bantar Gebang: Dengan adanya TPS3R dan bank sampah yang aktif, volume sampah yang dikirim ke Bantar Gebang dapat ditekan secara signifikan. Hal ini akan memperpanjang usia pakai TPST Bantar Gebang dan mengurangi dampak negatifnya terhadap lingkungan sekitar.
- Peningkatan Partisipasi Masyarakat: Pembentukan dan aktivasi bank sampah mendorong masyarakat untuk lebih aktif dalam memilah dan mengelola sampah rumah tangga. Hal ini akan meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga kebersihan lingkungan dan mengurangi sampah.
- Penciptaan Lapangan Kerja: Operasional TPS3R dan bank sampah dapat menciptakan lapangan kerja baru bagi masyarakat setempat, terutama dalam bidang pengumpulan, pemilahan, dan pengolahan sampah.
- Peningkatan Nilai Ekonomi Sampah: Sampah yang dipilah dan dikelola dengan baik dapat diolah menjadi produk yang bernilai ekonomi, seperti kompos, pupuk organik, dan bahan daur ulang. Hal ini dapat meningkatkan pendapatan masyarakat dan mengurangi ketergantungan pada sumber daya alam.
Rano Karno juga mengajak seluruh warga Jakarta untuk berpartisipasi aktif dalam program pengelolaan sampah ini dengan cara memilah sampah dari rumah sebelum dibuang ke tempat pembuangan sampah (TPS). Ia meyakini bahwa dengan partisipasi aktif seluruh warga, beban sampah di TPST Bantar Gebang dapat dikurangi secara signifikan.
"Kita mulai memberikan sosialisasi, bahwa kita harus memilah sampah dari rumah agar kita bisa mengurangi pembuangan sampah di TPA," imbuhnya. Sosialisasi yang berkelanjutan dan edukasi kepada masyarakat menjadi kunci keberhasilan program pengelolaan sampah ini. Pemprov DKI Jakarta akan terus berupaya meningkatkan kesadaran masyarakat melalui berbagai kegiatan sosialisasi dan edukasi.
Dengan langkah-langkah konkret ini, Jakarta menunjukkan komitmennya untuk menjadi kota yang lebih bersih, hijau, dan berkelanjutan. Keberhasilan program pengelolaan sampah ini akan menjadi contoh bagi kota-kota lain di Indonesia dalam mengatasi permasalahan sampah.