Kegagalan Diplomasi: Pertemuan Trump-Zelensky di Gedung Putih Berakhir Ricuh, Kesepakatan Mineral Batal

Kegagalan Diplomasi di Gedung Putih: Pertemuan Trump-Zelensky Berakhir Ricuh

Pertemuan antara Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky dan Presiden Amerika Serikat Donald Trump di Gedung Putih pada Jumat (28/2) waktu setempat, yang diharapkan akan menghasilkan kesepakatan mineral strategis, berakhir dengan kegagalan diplomasi yang dramatis. Tensi tinggi yang mewarnai pertemuan tersebut tidak hanya membatalkan kesepakatan yang telah direncanakan, tetapi juga mengungkapkan keretakan signifikan dalam hubungan AS-Ukraina.

Sejak awal, pertemuan tersebut diwarnai nuansa ketegangan. Meskipun awalnya Trump menunjukkan sikap ramah, membahas kesepakatan mineral yang telah dipersiapkan secara matang – termasuk persiapan meja penandatanganan di Ruang Timur Gedung Putih –, situasi berubah drastis saat Wakil Presiden AS, JD Vance, bergabung dalam percakapan. Kehadiran Vance menandai babak baru dalam pertemuan yang sebelumnya berjalan relatif kondusif.

Konflik meletus ketika Zelensky, yang tampak marah dan frustrasi atas teguran publik dari Trump dan Vance, mengungkapkan kekecewaannya atas pelanggaran gencatan senjata oleh Rusia. Tanggapan Zelensky yang dianggap tidak sopan oleh Trump memicu ledakan kemarahan dari sang presiden AS. Trump, dengan nada tinggi, menegur Zelensky atas apa yang dianggapnya sebagai kurangnya keseriusan dalam mengakhiri konflik dan mengkritik pendekatan negosiasi Zelensky. Puncaknya, Trump mengusir awak media dari Ruang Oval, menyisakan hanya sekelompok kecil penasihat presiden.

Pertemuan yang Gagal dan Konsekuensinya:

Pertemuan yang awalnya dijadwalkan sebagai acara kenegaraan lengkap dengan jamuan makan siang yang telah disiapkan oleh koki Gedung Putih –terdiri dari ayam rosemary, bubur akar seledri, dan sawi hijau– berakhir jauh dari rencana. Jamuan makan siang mewah tersebut dibatalkan akibat perselisihan yang terjadi. Seluruh rangkaian acara, termasuk persiapan konferensi pers, dibongkar setelah kurang dari tiga jam.

Setelah pertemuan yang berujung ricuh tersebut, Trump memutuskan untuk menghentikan upaya negosiasi dengan Zelensky, menilai Presiden Ukraina tersebut 'tidak dalam posisi untuk bernegosiasi'. Pesan ini disampaikan oleh Menteri Luar Negeri Marco Rubio dan penasihat keamanan nasional Mike Waltz. Waltz, dalam wawancara dengan Fox News, menekankan bahwa 'waktu tidak berpihak pada Ukraina', baik di medan perang maupun dalam hal dukungan AS yang tidak terbatas. Permintaan Ukraina untuk melanjutkan perundingan pun ditolak oleh Gedung Putih.

Senator Lindsey Graham, yang bertemu Zelensky sebelum kunjungan ke Gedung Putih, mengungkapkan upaya untuk mempersiapkan Zelensky menghadapi kepribadian Trump yang mudah terpengaruh pujian dan sensitif terhadap perlakuan yang diterimanya. Graham menyarankan Zelensky untuk fokus pada kesepakatan mineral dan menghindari perdebatan dengan Trump. Namun, upaya tersebut gagal menghasilkan hasil yang diharapkan.

Kegagalan diplomasi ini meninggalkan sejumlah pertanyaan besar mengenai masa depan hubungan AS-Ukraina dan upaya perdamaian di Ukraina. Pertemuan yang seharusnya menandai babak baru dalam kerja sama kedua negara justru berakhir dengan kekecewaan dan meninggalkan bayangan keraguan atas komitmen AS terhadap Ukraina.

Reaksi dan Kesimpulan:

Setelah pertemuan tersebut, Zelensky menyampaikan pesan di media sosial yang mengungkapkan rasa terima kasihnya kepada AS atas dukungan yang diberikan. Namun, pesan tersebut tidak menyembunyikan kegagalan diplomasi yang baru saja dialami. Kegagalan ini menggambarkan kompleksitas hubungan AS-Ukraina dan tantangan dalam mengelola hubungan antarnegara, terutama dalam situasi konflik yang melibatkan kepentingan dan persepsi yang berbeda.

Catatan: Sumber berita tidak menyebutkan secara spesifik isi dari kesepakatan mineral yang gagal terlaksana.