Ancaman Global: Gletser Dunia Mencair dengan Kecepatan Mengkhawatirkan, Persediaan Air Bersih Terancam

Gletser Dunia Menyusut: Krisis Iklim Semakin Nyata

Perubahan iklim terus menunjukkan dampaknya yang mengerikan. Data terbaru dari Organisasi Meteorologi Dunia (WMO) mengungkapkan bahwa gletser di seluruh dunia mengalami penyusutan massa yang signifikan selama tiga tahun berturut-turut. Fenomena ini bukan hanya sekadar perubahan lingkungan, tetapi juga ancaman serius bagi ketersediaan air bersih global.

Kehilangan Massa Gletser yang Mencemaskan

WMO mencatat bahwa gletser-gletser di berbagai belahan dunia telah kehilangan sekitar 450 miliar ton massa es. Lebih mengkhawatirkan lagi, dalam lima dari enam tahun terakhir, laju penyusutan gletser meningkat drastis, melampaui rekor sebelumnya.

Celeste Saulo, Sekretaris Jenderal WMO, menekankan bahwa gletser bukan hanya ekosistem, melainkan sumber kehidupan yang krusial. Hilangnya gletser dalam skala besar antara tahun 2022 dan 2024 menjadi catatan terburuk dalam sejarah pengamatan.

World Glacier Monitoring Service (WGMS) memperkirakan bahwa gletser di luar Greenland dan Antartika telah kehilangan lebih dari 9.000 miliar ton es sejak tahun 1975. Jumlah ini setara dengan bongkahan es raksasa seukuran Jerman dengan ketebalan 25 meter. Jika tren pencairan ini terus berlanjut, WMO memperingatkan bahwa banyak gletser di dunia akan lenyap pada abad ini.

Dampak Nyata: Krisis Air dan Keseimbangan Ekosistem

Gletser, bersama dengan lapisan es, menyimpan sekitar 70% sumber daya air tawar dunia. Kehilangan gletser berarti ancaman serius bagi pasokan air bersih bagi jutaan orang di seluruh dunia. Hal ini dapat memicu krisis air, kelaparan, dan migrasi massal.

Selain itu, pencairan gletser juga berdampak pada ekosistem di sekitarnya. Perubahan suhu air dan salinitas dapat mengganggu kehidupan laut dan darat, menyebabkan kepunahan spesies dan ketidakseimbangan ekologis.

Solusi Mendesak: Aksi Nyata untuk Mitigasi Perubahan Iklim

WMO menyerukan tindakan segera untuk mengatasi pemanasan global dengan mengurangi emisi gas rumah kaca. Ini adalah satu-satunya cara untuk memperlambat atau bahkan menghentikan pencairan gletser.

Stefan Uhlenbrook, Direktur Air dan Kriosfer WMO, menekankan bahwa hukum fisika tidak dapat dinegosiasikan. Titik leleh es adalah fakta yang tak terbantahkan. Oleh karena itu, negosiasi dan komitmen global untuk mengurangi emisi gas rumah kaca adalah kunci untuk melindungi gletser dan masa depan bumi.

Berikut adalah beberapa langkah yang dapat diambil:

  • Transisi ke energi terbarukan: Mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil dan beralih ke sumber energi bersih seperti tenaga surya, angin, dan air.
  • Meningkatkan efisiensi energi: Mengurangi konsumsi energi di semua sektor, mulai dari industri hingga rumah tangga.
  • Mengembangkan transportasi berkelanjutan: Mempromosikan penggunaan transportasi umum, sepeda, dan kendaraan listrik.
  • Melindungi hutan dan lahan gambut: Hutan dan lahan gambut menyerap karbon dioksida dari atmosfer. Melindungi dan memulihkan ekosistem ini penting untuk mitigasi perubahan iklim.
  • Menerapkan pertanian berkelanjutan: Mengurangi emisi dari sektor pertanian dengan menggunakan praktik-praktik berkelanjutan seperti pertanian organik dan agroforestri.

Perlindungan gletser bukan hanya tanggung jawab pemerintah dan organisasi internasional. Setiap individu dapat berkontribusi dengan mengurangi jejak karbon mereka dan mendukung kebijakan yang berpihak pada lingkungan. Masa depan gletser dan bumi ada di tangan kita.