Kebangkitan Gula Semut Kulon Progo: Ekspor Mandiri ke Kanada dan Malaysia Pacu Semangat Petani Milenial
Kulon Progo Kembali Manis: Ekspor Gula Semut Langsung ke Pasar Internasional
Setelah sempat meredup akibat pandemi Covid-19, industri gula semut di Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, kembali menunjukkan taringnya. Koperasi Primer Nira Lestari Golden, yang beranggotakan petani penderes dari Kalurahan Hargorejo di kawasan Perbukitan Menoreh, berhasil melakukan ekspor mandiri perdana gula semut ke Kanada dan Malaysia. Keberhasilan ini menandai era baru bagi para petani gula semut di Kulon Progo, yang kini mampu memasarkan produk mereka langsung ke pasar global.
Ekspor perdana ini mencakup 22 ton gula semut dengan nilai mencapai Rp 1,1 miliar. Arif Singgih Purnomo, Ketua Koperasi Primer Nira Lestari Golden, mengungkapkan bahwa sebelumnya koperasi tersebut melakukan ekspor melalui pihak ketiga. Kini, dengan kemampuan ekspor mandiri, mereka optimis dapat meningkatkan volume penjualan dan keuntungan.
Masa Kejayaan dan Bangkit dari Pandemi
Industri gula semut di Kapanewon Kokap mengalami masa kejayaan pada tahun 2018-2019, dengan volume ekspor mencapai 1.680 ton per tahun. Saat itu, pasar Eropa dan Amerika menjadi tujuan utama ekspor. Namun, pandemi Covid-19 memberikan dampak signifikan, memaksa para produsen gula semut untuk mengekspor melalui pihak ketiga di luar Kulon Progo, yang mengakibatkan penurunan volume ekspor.
Kebangkitan industri ini tidak lepas dari peran petani milenial yang tergabung dalam koperasi. Mereka tidak hanya memproduksi gula semut berkualitas tinggi, tetapi juga aktif mencari peluang pasar dan mengembangkan strategi ekspor yang efektif. Inisiatif ini diharapkan dapat menginspirasi petani lain di Kulon Progo untuk mengikuti jejak mereka dan mengembangkan bisnis gula semut secara mandiri.
Kualitas Terjamin dan Permintaan Global
Gula semut yang diproduksi oleh Koperasi Nira Lestari Golden berasal dari nira kelapa segar yang diperoleh dari 108-126 petani di Hargorejo. Koperasi ini mampu memproduksi sekitar 10 ton gula semut setiap bulan. Keunggulan produk ini terletak pada kualitasnya yang terjamin dan telah memenuhi standar organik untuk produk dan proses produksi.
Gula semut kelapa dari Kulon Progo banyak diminati di pasar internasional karena digunakan dalam berbagai industri, termasuk:
- Campuran makanan bayi
- Bahan pembuatan cokelat
- Bahan makanan dan minuman lainnya
Harga jual gula semut di pasar luar negeri berkisar antara Rp 150.000 hingga Rp 200.000 per kilogram. Hal ini menunjukkan potensi ekonomi yang besar bagi para petani gula semut di Kulon Progo.
Dukungan Pemerintah dan Harapan Masa Depan
Ekspor perdana gula semut ini dihadiri dan dilepas langsung oleh Wakil Menteri Pertanian RI, Sudaryono, dan Wakil Menteri Perdagangan RI, Dyah Roro Esti Widya Putri. Kehadiran mereka menunjukkan dukungan pemerintah terhadap pengembangan industri gula semut di Kulon Progo.
Sudaryono berharap bahwa keberhasilan ekspor ini dapat menginspirasi generasi muda untuk terjun ke sektor pertanian dan melihat potensi bisnis yang besar di dalamnya. Dyah Roro juga menekankan pentingnya pasar luar negeri bagi produk dalam negeri dan komitmen Kementerian Perdagangan untuk membuka lebih banyak peluang ekspor bagi UMKM Indonesia.
Drajat Purbadi, Kepala Dinas Pertanian dan Pangan, menambahkan bahwa pemerintah daerah siap mendukung para petani gula semut untuk meningkatkan produksi dan kualitas produk. Ia juga berharap agar semakin banyak petani di Kulon Progo yang dapat melakukan ekspor secara mandiri.
Dengan dukungan dari pemerintah, semangat petani milenial, dan kualitas produk yang terjamin, industri gula semut di Kulon Progo memiliki potensi besar untuk terus berkembang dan menembus pasar global yang lebih luas.