Proyeksi Ekonomi Lebaran 2025: Tanpa Pemilu, Perputaran Uang Diperkirakan Menyusut

Momen perayaan Idul Fitri, yang identik dengan tradisi mudik dan silaturahmi, selalu menjadi penggerak ekonomi yang signifikan di Indonesia. Namun, proyeksi untuk Lebaran 2025 menunjukkan adanya penurunan dalam perputaran uang dibandingkan tahun sebelumnya. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, mengungkapkan bahwa faktor utama yang membedakan adalah tidak adanya pemilihan umum (Pemilu) pada tahun ini.

"Tahun lalu ada pemilu. Beda event, based-nya tahun kemarin lebih tinggi," ujar Airlangga di Jakarta, menyoroti dampak signifikan gelaran demokrasi tersebut terhadap aktivitas ekonomi selama periode Lebaran 2024.

Stimulus Pemerintah dan Dampaknya

Selain faktor Pemilu, pemerintah juga terus berupaya untuk menstimulasi perekonomian melalui berbagai program diskon dan insentif. Airlangga menjelaskan bahwa fokus saat ini adalah mendorong pertumbuhan ekonomi melalui mekanisme yang lebih terarah.

"Kalau sekarang kan pemerintah memberikan beberapa stimulus dalam beberapa diskon. Jadi saat ini program yang stimulasi terus kita dorong tetapi kan sifatnya melalui insentif, diskon, dan yang lain," kata Airlangga, mengindikasikan perubahan strategi pemerintah dalam mendorong konsumsi masyarakat.

Angka Proyeksi dan Distribusi Perputaran Uang

Secara spesifik, perputaran uang selama Lebaran 2025 diperkirakan mencapai Rp 137,97 triliun. Angka ini menunjukkan penurunan sebesar 12,3 persen dibandingkan dengan realisasi tahun lalu yang mencapai Rp 157,3 triliun.

Distribusi perputaran uang ini didominasi oleh Pulau Jawa, dengan perkiraan 60 persen dari total transaksi terjadi di wilayah ini. Daerah-daerah yang menjadi tujuan utama mudik, seperti:

  • Jawa Tengah
  • Jawa Timur
  • Jawa Barat
  • Yogyakarta
  • Banten
  • Jabodetabek

Diperkirakan akan menjadi pusat aktivitas ekonomi selama periode Lebaran.

Sementara itu, sisanya sekitar 40 persen perputaran uang tersebar di berbagai wilayah lain di Indonesia, termasuk:

  • Sumatera
  • Kalimantan
  • Bali
  • Nusa Tenggara Barat (NTB)
  • Sulawesi
  • Nusa Tenggara Timur (NTT)
  • Maluku
  • Papua

Penurunan Jumlah Pemudik dan Korelasinya dengan Ekonomi

Penurunan proyeksi perputaran uang ini juga sejalan dengan estimasi penurunan jumlah pemudik pada Lebaran 2025. Berdasarkan survei Kementerian Perhubungan, diperkirakan terjadi penurunan sebesar 24 persen jumlah pemudik dibandingkan tahun sebelumnya, menjadi 146,48 juta orang.

Korelasi antara jumlah pemudik dan perputaran uang sangat erat, mengingat aktivitas mudik memicu peningkatan konsumsi di berbagai sektor, mulai dari transportasi, akomodasi, hingga makanan dan minuman. Penurunan jumlah pemudik secara otomatis berdampak pada penurunan aktivitas ekonomi secara keseluruhan.

Dengan tidak adanya momentum Pemilu seperti tahun sebelumnya dan penurunan jumlah pemudik, Lebaran 2025 diperkirakan akan menjadi momen yang lebih moderat dalam hal perputaran uang. Pemerintah terus berupaya untuk menjaga stabilitas ekonomi dan mendorong konsumsi masyarakat melalui berbagai program stimulus dan insentif yang terarah.