Irak Menuju Era Baru: Diversifikasi Ekonomi Melalui Pengembangan Sektor Pariwisata
Irak Menuju Era Baru: Diversifikasi Ekonomi Melalui Pengembangan Sektor Pariwisata
Irak, negara yang kaya akan sejarah dan budaya, kini berambisi untuk mengurangi ketergantungannya pada sektor minyak bumi dengan mengembangkan industri pariwisata. Langkah ini diharapkan dapat menjadi pilar penting dalam diversifikasi ekonomi negara, seiring dengan transisi global menuju energi yang lebih berkelanjutan.
Warisan Sejarah dan Budaya sebagai Daya Tarik Utama
Lapangan Saray di Baghdad, yang menjadi saksi bisu sejarah panjang Irak, dipilih sebagai lokasi simbolis oleh Perdana Menteri Mohammed Shia al-Sudani untuk menyampaikan pidato penting tentang pariwisata. Kawasan ini dikelilingi oleh bangunan-bangunan bersejarah yang mempesona, termasuk masjid-masjid kuno, salah satu universitas tertua di dunia Arab, kastil berusia 800 tahun, gereja tertua di kota, dan bekas pusat pemerintahan Baghdad pada era Kekaisaran Ottoman. Selain itu, Irak memiliki enam situs Warisan Dunia UNESCO yang menjadi daya tarik wisata yang kuat.
Namun, sejarah kelam Irak juga meninggalkan jejak yang mendalam. Jalan Muttannabi, misalnya, menjadi saksi bisu serangan bom mobil pada tahun 2007 yang merenggut nyawa puluhan orang dan menghancurkan sebagian kawasan yang terkenal dengan toko-toko bukunya. Peristiwa ini menjadi pengingat akan tantangan keamanan yang harus diatasi untuk menarik wisatawan.
Momentum Kebangkitan Pariwisata
Dalam lima tahun terakhir, Irak mengalami peningkatan stabilitas dan keamanan yang signifikan. Hal ini menjadi momentum penting bagi kebangkitan sektor pariwisata. Pada akhir Februari, Baghdad dinobatkan sebagai Ibu Kota Pariwisata Arab 2025 oleh Organisasi Pariwisata Arab, sebuah pengakuan yang diharapkan dapat meningkatkan citra positif Irak di mata dunia.
Perdana Menteri al-Sudani menyatakan bahwa Irak telah merebut kembali posisinya sebagai negara yang menarik wisatawan dari seluruh dunia berkat pengorbanan rakyatnya. Ia juga menerima kunci simbolis dari para pejabat Oman, pemegang gelar Ibu Kota Pariwisata Arab 2024.
Potensi dan Tantangan
Sektor pariwisata Irak saat ini menyumbang sekitar 3% dari Produk Domestik Bruto (PDB). Pemerintah berambisi untuk meningkatkan angka ini menjadi 10% dengan memperluas fokus pada daya tarik wisata lainnya. Potensi ini sangat realistis, mengingat negara-negara seperti Mesir, Tunisia, Maroko, dan Uni Emirat Arab, sektor pariwisata mampu menyumbang sekitar 7% hingga 9% dari PDB nasional.
Irak memiliki potensi besar untuk menarik wisatawan religi, dengan jutaan peziarah mengunjungi situs-situs suci Islam setiap tahunnya. Namun, pemerintah juga berupaya untuk menarik wisatawan non-religius dengan melonggarkan aturan visa dan mempromosikan wisata budaya dan rekreasi. Pada tahun lalu, sekitar 400.000 wisatawan internasional datang ke Irak untuk tujuan wisata budaya dan rekreasi.
Faktor Pendukung:
- Enam Situs Warisan Dunia UNESCO
- Keramahan Masyarakat
- Kekayaan Alam dan Arkeologi
Tantangan:
- Persepsi Negatif Akibat Konflik Masa Lalu
- Larangan Perjalanan dari Beberapa Negara Barat
- Kesulitan Visa bagi Warga Negara Arab Tertentu
- Konflik Regional
- Dampak Perubahan Iklim
Peran Sektor Swasta dan Masyarakat
Ali al-Makhzomy, pendiri agensi tur lokal Bil Weekend, meyakini bahwa sektor pariwisata Irak memiliki potensi untuk menyumbang hingga 30% dari anggaran negara. Ia melihat adanya peningkatan minat dari warga Irak untuk menjelajahi sejarah negaranya sendiri. Saat ini, ribuan warga Irak mengunjungi situs-situs bersejarah seperti reruntuhan kuno Babilonia setiap bulannya.
Diyar Talal, salah satu pendiri komunitas wisata Iraqi Traveler's Cafe (ITC), menjelaskan bahwa kunjungan Paus Fransiskus ke Irak pada tahun 2021 telah mengubah persepsi global tentang negara ini. Hal ini diikuti dengan peningkatan kunjungan wisatawan dari negara-negara Arab, terutama setelah Irak menjadi tuan rumah turnamen sepak bola Piala Teluk 2023 di Basra.
Visi Jangka Panjang dan Investasi yang Dibutuhkan
Untuk mewujudkan potensi sektor pariwisata, Irak membutuhkan visi jangka panjang yang jelas dan investasi besar dalam infrastruktur pendukung. Pariwisata bukan hanya tentang pemandu wisata, tetapi juga mencakup perhotelan, restoran, dan infrastruktur lainnya.
Talal dari ITC menekankan pentingnya memiliki rencana yang komprehensif seperti Vision 2030 di Arab Saudi, yang mencakup pengembangan sektor pariwisata. Al-Makhzomy dari Bil Weekend menambahkan bahwa pemerintah perlu membuat rencana nyata dan berinvestasi besar-besaran untuk mengembangkan industri ini secara menyeluruh.