Antisipasi Lonjakan Pemudik, Pemkot Solo Tiadakan Car Free Day Selama Dua Pekan

Menjelang Hari Raya Idul Fitri 1446 Hijriah, Pemerintah Kota (Pemkot) Solo mengambil langkah antisipatif untuk mengelola potensi lonjakan arus mudik. Salah satu kebijakan yang diambil adalah meniadakan kegiatan Car Free Day (CFD) di sepanjang Jalan Slamet Riyadi dan Jalan Juanda selama dua pekan.

Keputusan ini, menurut Kepala Bidang Lalu Lintas Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Solo, Ari Wibowo, mempertimbangkan perkiraan dimulainya libur panjang dan potensi pergerakan masyarakat dari berbagai kota besar, termasuk Jakarta yang menerapkan kebijakan Work From Anywhere (WFA). Penutupan CFD akan berlaku pada tanggal 23 dan 30 Maret 2025. Kegiatan CFD akan kembali dibuka untuk masyarakat umum pada tanggal 6 April 2025.

"CFD di Solo pada 23 dan 30 Maret 2025 ditiadakan, dengan pertimbangan sudah dimulai libur panjang. Di mana daerah di Jakarta sudah mulai Work From Anywhere sehingga sudah akan terjadi arus mudik pada hari Sabtu dan Minggu. CFD dibuka lagi mulai 6 April 2025," ujar Ari Wibowo.

Untuk memastikan kelancaran dan keamanan selama periode mudik Lebaran, Pemkot Solo mengerahkan sekitar 900 personel gabungan. Tim ini terdiri dari unsur Tentara Nasional Indonesia (TNI), Kepolisian Republik Indonesia (Polri), Dinas Perhubungan (Dishub), Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP), dan elemen pengamanan lainnya. Mereka akan bertugas dalam Operasi Ketupat Candi 2025.

Kapolresta Solo, Kombes Pol. Catur Cahyono Wibowo, menjelaskan bahwa personel pengamanan akan ditempatkan di berbagai titik strategis yang berpotensi mengalami kepadatan lalu lintas, mulai dari H-7 hingga H+7 Lebaran. Polresta Solo mendirikan lima pos pelayanan dan pengamanan selama Operasi Ketupat Candi, yang meliputi:

  • Pos Pelayanan: Benteng Vasternburg
  • Pos Terpadu: Depan Terminal Tirtonadi
  • Pos Pengamanan Perbatasan Kota:
    • Makuto
    • Faroka
    • Jurug (depan Solo Safari)

Fokus pengamanan juga akan ditingkatkan di pusat-pusat keramaian seperti pusat kuliner, pusat perbelanjaan, dan tempat wisata, yang diprediksi menjadi titik-titik kemacetan.

Wali Kota Solo, Respati Ardi, memperkirakan bahwa sekitar 50 persen pemudik dari berbagai daerah akan memasuki wilayah Jawa Tengah, termasuk Kota Solo. Puncak arus mudik diperkirakan akan terjadi pada tanggal 28 Maret. Pemerintah Kota Solo telah menyiapkan posko mudik di beberapa titik dan berkoordinasi dengan camat dan lurah untuk mengaktifkan posko mudik di tingkat kecamatan dan kelurahan.

"Insyaallah kita siap, untuk posko mudik di beberapa titik, dan saya sudah konfirmasi kemarin dengan camat lurah, juga menyampaikan agar di tiap kecamatan/kelurahan, boleh difungsikan untuk posko mudik, untuk menyambut pemudik," kata Respati.

Selain persiapan pengamanan arus mudik, apel gelar pasukan juga diwarnai dengan pemusnahan barang bukti hasil operasi penyakit masyarakat (pekat). Barang bukti tersebut meliputi 1.512 liter minuman keras jenis ciu, 279 botol minuman keras, dan sekitar 300 unit knalpot brong atau tidak sesuai standar.