Lini Tengah Indonesia Runtuh: Strategi Kluivert Dipertanyakan Usai Dibantai Australia
Lini Tengah Indonesia Runtuh: Strategi Kluivert Dipertanyakan Usai Dibantai Australia
Timnas Indonesia menelan pil pahit dalam lanjutan Grup C Babak Ketiga Kualifikasi Piala Dunia 2026 Zona Asia. Bertandang ke Sydney Football Stadium, Kamis (20/3/2025), Garuda dipermalukan Australia dengan skor telak 5-1. Kekalahan ini memicu sorotan tajam terhadap strategi yang diterapkan pelatih anyar, Patrick Kluivert, terutama performa lini tengah yang diisi oleh duet Nathan Tjoe-A-On dan Thom Haye.
Australia mendominasi pertandingan dengan memanfaatkan kelemahan di lini tengah Indonesia. Gol-gol Socceroos dicetak melalui penalti Martin Boyle, Nishan Velupillay, dua gol dari Jackson Irvine, dan ditutup oleh Lewis Miller. Satu-satunya gol balasan Indonesia dicetak oleh Ole Romeny. Akibat kekalahan ini, Indonesia terperosok ke peringkat keempat Grup C dengan 6 poin, sementara Australia naik ke posisi kedua dengan 10 poin.
Analisis Taktik dan Performa Pemain
Secara statistik, Indonesia sebenarnya unggul dalam penguasaan bola (61%) dan jumlah tembakan (11 berbanding 9). Namun, dominasi ini tidak efektif karena Australia mampu dengan mudah menembus pertahanan Indonesia. Garis pertahanan tinggi yang diterapkan Kluivert menjadi bulan-bulanan serangan balik cepat Socceroos.
Duet gelandang tengah, Nathan Tjoe-A-On dan Thom Haye, gagal memberikan perlindungan yang memadai bagi lini belakang. Thom Haye, yang dikenal sebagai playmaker, kurang optimal dalam duel-duel fisik di lini tengah. Sementara itu, Nathan Tjoe-A-On minim kontribusi dalam membantu pertahanan. Statistik mencatat bahwa Nathan tidak melakukan sapuan atau intersep, hanya mencatatkan dua tekel dan melakukan pelanggaran yang berbuah penalti bagi Australia. Haye pun tidak jauh berbeda, dengan hanya dua sapuan dan satu tekel tanpa intersep sama sekali.
Performa buruk lini tengah ini mengundang pertanyaan tentang keputusan Kluivert untuk memasangkan Nathan dan Haye. Keterlambatan dalam melakukan pergantian pemain juga menjadi sorotan. Kluivert baru memasukkan Ivar Jenner pada menit ke-79, menggantikan Nathan. Jenner sempat mencatatkan satu intersep dalam waktu singkat, menunjukkan potensi perubahan yang bisa dilakukan lebih awal.
Evaluasi dan Prospek ke Depan
Kekalahan telak ini menjadi pelajaran berharga bagi Kluivert dan Timnas Indonesia. Evaluasi menyeluruh terhadap taktik dan pemilihan pemain sangat diperlukan. Lini tengah menjadi fokus utama perbaikan. Memainkan Ivar Jenner sejak awal, berduet dengan Thom Haye, bisa menjadi opsi untuk meningkatkan soliditas dan keseimbangan lini tengah.
Indonesia harus segera bangkit dan memperbaiki performa menjelang laga selanjutnya melawan Bahrain (25/5). Perubahan strategi dan peningkatan performa individu pemain menjadi kunci untuk meraih hasil positif dan menjaga asa lolos ke Piala Dunia 2026.
Berikut poin penting yang perlu diperhatikan:
- Soliditas Lini Tengah: Perlu keseimbangan antara kemampuan menyerang dan bertahan.
- Perlindungan Lini Belakang: Gelandang bertahan harus mampu memutus serangan lawan sebelum mencapai pertahanan.
- Fleksibilitas Taktik: Kluivert harus memiliki opsi taktik yang berbeda untuk menghadapi lawan yang berbeda.
- Pergantian Pemain Tepat Waktu: Merespon situasi pertandingan dengan cepat dan efektif.
Dengan evaluasi yang tepat dan kerja keras, Timnas Indonesia diharapkan mampu memperbaiki performa dan meraih hasil yang lebih baik di pertandingan-pertandingan mendatang.