Indonesia Hadapi Tantangan Imunisasi: 1,3 Juta Anak Belum Terjangkau Vaksinasi

Indonesia Berada di Peringkat Enam Dunia dengan Jumlah Anak "Zero Dose" Tertinggi

Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Republik Indonesia tengah menghadapi tantangan serius dalam upaya perluasan cakupan imunisasi nasional. Data terbaru menunjukkan bahwa sekitar 1,3 juta anak di seluruh nusantara belum menerima dosis pertama imunisasi esensial, sebuah kondisi yang dikenal sebagai "zero dose". Fakta ini menempatkan Indonesia pada posisi yang kurang menggembirakan, yakni peringkat keenam di dunia dengan jumlah anak yang belum mendapatkan imunisasi dasar tertinggi.

Direktur Pengelolaan Imunisasi Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kemenkes, Prima Yosephine, mengungkapkan keprihatinannya terkait situasi ini. Menurutnya, angka 1,3 juta anak yang belum diimunisasi ini merupakan akumulasi data dari tahun 2019 hingga 2023, dihitung berdasarkan cakupan imunisasi DPT-HB-Hib pertama. Angka ini mengindikasikan adanya kesenjangan yang signifikan dalam program imunisasi nasional dan berpotensi menimbulkan konsekuensi serius bagi kesehatan masyarakat.

Faktor-faktor Penyebab Rendahnya Cakupan Imunisasi

Berdasarkan survei yang dilakukan oleh Kemenkes bekerja sama dengan UNICEF pada tahun 2023, terdapat beberapa faktor utama yang menjadi penyebab rendahnya cakupan imunisasi di Indonesia, diantaranya:

  • Kurangnya Izin Keluarga: Faktor ini menjadi alasan utama mengapa anak-anak tidak mendapatkan imunisasi. Hal ini menunjukkan pentingnya edukasi dan sosialisasi yang lebih intensif kepada masyarakat, khususnya keluarga, mengenai manfaat dan keamanan imunisasi.
  • Kekhawatiran Terhadap Efek Samping: Ketakutan akan efek samping vaksin juga menjadi penghalang bagi sebagian orang tua untuk membawa anaknya mendapatkan imunisasi. Informasi yang tidak akurat dan mitos seputar imunisasi perlu diluruskan melalui komunikasi yang efektif dan transparan.
  • Lupa Jadwal Imunisasi: Keterlambatan atau kelupaan jadwal imunisasi juga berkontribusi terhadap rendahnya cakupan imunisasi. Sistem pengingat dan penjadwalan imunisasi yang lebih baik perlu dikembangkan untuk mengatasi masalah ini.
  • Kurangnya Kesadaran akan Pentingnya Imunisasi: Sebagian masyarakat masih menganggap imunisasi tidak terlalu penting. Padahal, imunisasi merupakan langkah preventif yang sangat efektif untuk melindungi anak-anak dari berbagai penyakit menular yang berbahaya.

Implikasi dan Upaya Pemerintah

Rendahnya cakupan imunisasi memiliki implikasi serius bagi kesehatan masyarakat. Semakin banyak anak yang tidak diimunisasi, semakin tinggi risiko terjadinya Kejadian Luar Biasa (KLB) penyakit yang dapat dicegah dengan vaksin, seperti polio. KLB polio yang terjadi di beberapa daerah pada tahun 2024 menjadi bukti nyata akan ancaman ini.

Kemenkes berupaya keras untuk mengatasi masalah ini. Salah satu target yang ditetapkan adalah menurunkan angka anak "zero dose" sebesar 25 persen pada tahun 2025 dan 50 persen pada tahun 2030. Untuk mencapai target ini, Kemenkes bekerja sama dengan berbagai mitra, termasuk UNDP, dalam menyelenggarakan Pekan Imunisasi Dunia. Pekan Imunisasi Dunia tahun ini mengusung tema "Ayo lengkapi imunisasi generasi sehat menuju Indonesia Emas", yang menekankan pentingnya imunisasi dalam mewujudkan generasi muda yang sehat dan berkualitas.

Imunisasi merupakan investasi penting bagi kesehatan dan masa depan bangsa. Dengan meningkatkan cakupan imunisasi, kita dapat melindungi anak-anak dari penyakit berbahaya, meningkatkan kualitas hidup mereka, dan mewujudkan Indonesia yang sehat dan sejahtera.