Banjir Bandang Bekasi: Tujuh Kecamatan Terendam, Wali Kota Sebut Melebihi Prediksi

Banjir Bandang Bekasi: Tujuh Kecamatan Terendam, Wali Kota Sebut Melebihi Prediksi

Kota Bekasi dilanda banjir bandang pada Selasa, 4 Maret 2025, dengan intensitas yang jauh melampaui prediksi Pemerintah Kota Bekasi. Wali Kota Tri Adhianto menyatakan bahwa peristiwa ini merupakan banjir terparah yang pernah melanda kota tersebut, mengakibatkan dampak yang signifikan bagi warga dan infrastruktur perkotaan. Pemantauan langsung yang dilakukan Wali Kota di wilayah Pondok Gede Permai menjadi saksi bisu dari dahsyatnya bencana alam ini.

Berdasarkan keterangan Wali Kota, peningkatan ketinggian air sudah terpantau sejak Senin malam, 3 Maret 2025. Tim pemantau terus memonitor kondisi pintu air dari pukul 22.00 WIB hingga 01.30 WIB. Kenaikan air yang signifikan tercatat pada pukul 02.00 WIB, mencapai hampir 600 cm, jauh di atas level tertinggi biasanya yang hanya 560 cm. Puncak banjir terjadi sekitar pukul 04.10 WIB, dengan ketinggian air mencapai 800 hingga 820 cm. Kondisi ini menunjukkan betapa ekstremnya curah hujan dan gelombang pasang yang melanda wilayah tersebut.

Salah satu faktor yang dipercaya menjadi penyebab utama banjir bandang ini adalah pasang surut air laut. Kondisi ini mengakibatkan laju resapan air ke laut menjadi sangat lambat, sehingga air menggenangi permukiman warga dalam durasi yang lebih lama dan dengan volume yang lebih besar. Akibatnya, tujuh dari dua belas kecamatan di Kota Bekasi terendam banjir. Luasnya wilayah yang terdampak menunjukkan skala bencana ini yang cukup mengkhawatirkan.

Berikut daftar tujuh kecamatan yang terdampak banjir:

  • Jatiasih
  • Bekasi Selatan
  • Bekasi Timur
  • Bekasi Utara
  • Bantar Gebang
  • Pondok Gede
  • Rawa Lumbu

Lima kecamatan lainnya, yaitu Jati Sampurna, Bekasi Barat, Medan Satria, Mustika Jaya, dan Pondok Melati, dilaporkan luput dari dampak banjir. Perbedaan ini kemungkinan besar disebabkan oleh faktor geografis dan infrastruktur pengendalian banjir di masing-masing wilayah. Pemerintah Kota Bekasi saat ini tengah fokus pada upaya penanganan darurat, evakuasi warga, dan pemulihan pascabanjir. Investigasi lebih lanjut mengenai penyebab banjir dan langkah-langkah pencegahan di masa mendatang juga akan segera dilakukan untuk meminimalisir risiko bencana serupa di masa depan. Peristiwa ini menjadi pengingat penting akan perlunya kesiapsiagaan menghadapi bencana alam dan pentingnya investasi dalam infrastruktur penanggulangan banjir di daerah rawan banjir.

Peristiwa ini juga menyoroti pentingnya sistem peringatan dini yang efektif dan respon cepat dari pemerintah daerah dalam menghadapi bencana alam. Evaluasi menyeluruh atas sistem peringatan dini dan respons terhadap kejadian ini akan menjadi langkah krusial dalam upaya mengurangi dampak bencana serupa di masa mendatang. Kerjasama antara pemerintah, masyarakat, dan berbagai pihak terkait sangat penting dalam menghadapi dan memulihkan dampak dari bencana ini. Pemulihan infrastruktur dan kehidupan warga yang terdampak menjadi prioritas utama pasca bencana ini.