UGM Tegaskan Keaslian Ijazah Jokowi: Bantah Keraguan dengan Bukti dan Penjelasan Detail

UGM Merespons Keraguan Terhadap Ijazah Presiden Jokowi

Universitas Gadjah Mada (UGM) secara resmi menanggapi keraguan yang dilontarkan oleh seorang mantan dosen Universitas Mataram mengenai keaslian ijazah dan skripsi Presiden Joko Widodo. Melalui pernyataan pers yang disampaikan oleh Dekan Fakultas Kehutanan UGM, Sigit Sunarta, UGM menegaskan bahwa ijazah dan skripsi Jokowi adalah asli dan dikeluarkan secara sah oleh universitas.

"Ijazah dan skripsi Bapak Joko Widodo adalah asli. Beliau adalah alumni kami, teman-teman seangkatannya mengenal beliau dengan baik, aktif dalam kegiatan mahasiswa, dan telah menempuh studi serta menyelesaikan skripsi sesuai dengan persyaratan kelulusan," ujar Sigit Sunarta.

Pernyataan ini dikeluarkan sebagai respons terhadap pernyataan Rismon Hasiholan Sianipar, seorang alumnus Teknik Elektro UGM yang kini menjadi dosen di Universitas Mataram. Rismon meragukan keaslian ijazah dan skripsi Jokowi dengan alasan penggunaan font Times New Roman pada lembar pengesahan dan sampul skripsi, yang menurutnya belum lazim digunakan pada era 1980-an.

Bantahan UGM Terhadap Keraguan Font dan Penomoran Ijazah

Sigit Sunarta menyayangkan pernyataan Rismon yang dinilai menyesatkan dan tidak didasarkan pada fakta serta metode penelitian yang memadai. Ia menjelaskan bahwa pada masa itu, penggunaan font Times New Roman atau yang serupa sudah umum digunakan, terutama untuk keperluan percetakan sampul dan lembar pengesahan skripsi. Di sekitar kampus UGM pun sudah tersedia jasa percetakan yang menyediakan layanan tersebut. Bahkan nama percetakan seperti Sanur dan Prima sudah sangat familiar bagi mahasiswa UGM pada saat itu.

"Adanya mesin percetakan dengan layanan tersebut seharusnya diketahui oleh yang bersangkutan, mengingat beliau juga merupakan alumni UGM," tegas Sigit.

UGM juga menjelaskan bahwa isi skripsi Jokowi setebal 91 halaman diketik menggunakan mesin ketik, sementara sampul dan lembar pengesahan dicetak di percetakan. Hal ini merupakan praktik yang umum dilakukan oleh mahasiswa pada masa itu. Terkait dengan nomor seri ijazah yang hanya berupa angka tanpa klaster, UGM menjelaskan bahwa Fakultas Kehutanan memiliki kebijakan penomoran sendiri pada masa itu dan belum ada penyeragaman dari tingkat universitas. Penomoran tersebut didasarkan pada urutan nomor induk mahasiswa yang lulus dan ditambahkan inisial "FKT" sebagai singkatan dari nama fakultas.

Kesaksian Alumni dan Pandangan Hukum

Ketua Senat Fakultas Kehutanan UGM, San Afri Awang, juga memberikan kesaksian senada. Ia membenarkan bahwa penggunaan font Times New Roman sudah lazim pada saat itu dan banyak mahasiswa mencetak sampul skripsi di percetakan seperti Prima dan Sanur. Ia juga menambahkan bahwa jasa pengetikan menggunakan komputer IBM PC sudah tersedia di sekitar UGM, sehingga mahasiswa dapat mengolah data statistik dengan lebih mudah.

Frono Jiwo, teman seangkatan Jokowi, juga menyatakan keprihatinannya atas informasi yang beredar mengenai keaslian ijazah dan skripsi Jokowi. Ia menegaskan bahwa ia dan Jokowi masuk kuliah pada tahun 1980 dan lulus pada tahun 1985. Ia mengenang Jokowi sebagai sosok yang pendiam namun memiliki selera humor yang tinggi. Frono juga mengkonfirmasi bahwa tampilan ijazahnya sama dengan ijazah Jokowi, termasuk font yang digunakan dan tanda tangan rektor serta dekan. Perbedaan hanya terletak pada nomor kelulusan.

Guru Besar Hukum Pidana UGM, Marcus Priyo Gunarto, menjelaskan bahwa tuduhan pemalsuan ijazah dan skripsi harus dibuktikan secara hukum. Ia membedakan antara tindakan "membuat palsu" dan "memalsukan". "Membuat palsu" berarti dokumen asli tidak pernah ada, sementara "memalsukan" berarti dokumen yang pernah ada kemudian dibuat baru seolah-olah asli. Marcus menilai tuduhan terhadap Jokowi dan UGM sangat lemah karena UGM memiliki data pendukung yang menunjukkan bahwa Jokowi pernah kuliah, ujian, dan mengikuti yudisium.

UGM Menyayangkan Tuduhan Tidak Berdasar

UGM menyayangkan adanya pihak-pihak yang masih melontarkan isu dan menuduh UGM melindungi Jokowi terkait kepemilikan ijazah dan skripsi palsu. UGM menegaskan bahwa tuduhan tersebut keliru dan tidak berdasar. Universitas berkomitmen untuk menjaga integritas dan reputasinya sebagai lembaga pendidikan tinggi yang terpercaya.

  • Bukti Keaslian Ijazah Jokowi: UGM memiliki dokumen lengkap yang membuktikan bahwa Jokowi adalah alumni Fakultas Kehutanan.
  • Penggunaan Font Times New Roman: Font ini sudah umum digunakan pada era 1980-an untuk sampul skripsi.
  • Nomor Seri Ijazah: Penomoran ijazah pada masa itu berbeda dengan sekarang dan merupakan kebijakan fakultas.
  • Kesaksian Alumni: Teman seangkatan Jokowi membenarkan bahwa ijazah dan proses pembuatan skripsi Jokowi sesuai dengan standar pada masa itu.
  • Pandangan Hukum: Tuduhan pemalsuan ijazah harus dibuktikan secara hukum dan UGM memiliki bukti yang kuat untuk membantah tuduhan tersebut.