Uji Coba RDF Rorotan Menuai Kritik: Keluhan Warga Jakarta Utara Akibat Dampak Lingkungan dan Kesehatan
Uji Coba RDF Rorotan Menuai Kritik: Keluhan Warga Jakarta Utara Akibat Dampak Lingkungan dan Kesehatan
Proyek Refuse Derived Fuel (RDF) Plant di Rorotan, Jakarta Utara, yang tengah dalam tahap uji coba, menghadapi gelombang kritik dari warga sekitar. Keluhan utama meliputi pencemaran udara berupa bau busuk menyengat dan dampak kesehatan seperti Infeksi Saluran Pernapasan Atas (ISPA) serta iritasi mata, terutama pada anak-anak.
Reaksi Pemerintah Provinsi Jakarta
Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jakarta telah memberikan respons terhadap keluhan warga dan berjanji untuk mencari solusi. Namun, dampak negatif dari uji coba RDF Plant Jakarta masih terus dirasakan. Fokus utama keluhan warga adalah:
- Kepulan asap hitam yang dihasilkan dari proses pembakaran.
- Bau busuk yang berasal dari sampah yang akan diolah.
Gubernur Jakarta, Pramono Anung, dan Wakil Gubernur Jakarta, Rano Karno, telah meninjau lokasi dan menginstruksikan jajarannya untuk segera mengatasi masalah ini. Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Jakarta dan Dinas Kesehatan (Dinkes) Jakarta telah diturunkan untuk menangani warga terdampak dan mengambil langkah-langkah mitigasi.
Dampak Kesehatan pada Warga
Selain masalah bau dan asap, dampak kesehatan pada warga menjadi perhatian utama. Laporan menunjukkan bahwa sejumlah anak-anak di sekitar lokasi uji coba mengalami ISPA dan infeksi mata.
DLH dan Dinkes Jakarta telah berkoordinasi untuk mengunjungi dan memberikan penanganan medis kepada warga yang terdampak. DLH juga telah memasang alat pemantau kualitas udara di sekitar Perumahan Jakarta Garden City (JGC) agar warga dapat memantau kondisi udara secara real-time.
Permasalahan Teknis dalam Uji Coba
Investigasi menunjukkan bahwa permasalahan utama terletak pada kualitas sampah yang digunakan dalam uji coba. RDF Rorotan dirancang untuk mengolah sampah segar dengan usia maksimal tiga hari. Namun, pada praktiknya, fasilitas tersebut justru mengolah sampah yang sudah lama tertimbun, bahkan lebih dari sebulan.
Hal ini menyebabkan proses pembusukan yang menghasilkan bau tidak sedap, pertumbuhan bakteri, dan kepulan asap hitam dari cerobong pembuangan. Gubernur Pramono Anung menegaskan bahwa penggunaan sampah yang tidak sesuai standar menjadi sumber masalah utama.
Langkah-Langkah Mitigasi
Untuk mengatasi masalah ini, Gubernur Pramono Anung telah menginstruksikan DLH untuk:
- Memasang deodorizer untuk mengurangi bau tidak sedap.
- Menambah filter pada cerobong pembuangan untuk mengurangi pencemaran udara.
Beliau juga menegaskan tanggung jawab Pemprov Jakarta terhadap warga yang terdampak uji coba dan memerintahkan Dinkes untuk memberikan penanganan medis yang diperlukan.
Tentang RDF Plant Jakarta
RDF Plant Jakarta dibangun dengan tujuan untuk mengolah 2.500 ton sampah per hari, atau sekitar 30% dari total sampah Jakarta. Fasilitas ini diharapkan dapat menghasilkan minimal 875 ton bahan bakar alternatif setiap harinya yang dapat digunakan sebagai pengganti batu bara pada industri semen. Pembangunan dimulai pada 13 Mei 2024 dan direncanakan akan beroperasi penuh pada April 2025.
RDF Plant Jakarta akan mengolah sampah dari 16 kecamatan di Jakarta, termasuk:
- 6 kecamatan di Jakarta Utara: Cilincing, Kelapa Gading, Koja, Tanjung Priok, Pademangan, Penjaringan.
- 3 kecamatan di Jakarta Pusat: Cempaka Putih, Kemayoran Baru, Senen.
- 6 kecamatan di Jakarta Timur.
Kasus-kasus dampak lingkungan dan kesehatan ini terutama terjadi di sekitar Perumahan Jakarta Garden City (JGC), Cakung, Jakarta Timur, yang terpapar bau sampah dan asap hitam dari uji coba RDF Rorotan.
Janji Tanggung Jawab Pemprov DKI
Gubernur DKI Jakarta menyatakan bertanggung jawab penuh atas dampak yang ditimbulkan selama masa uji coba RDF Plant Rorotan. Beliau menjamin bahwa Pemprov DKI akan memberikan solusi dan penanganan yang tepat bagi seluruh warga yang terdampak.