Tragedi Umrah: Enam WNI Meninggal Dunia dalam Kecelakaan Bus di Arab Saudi, Proses Pemakaman Dilakukan di Tanah Suci
Tragedi Umrah: Enam WNI Meninggal Dunia dalam Kecelakaan Bus di Arab Saudi, Proses Pemakaman Dilakukan di Tanah Suci
Jakarta, Indonesia – Kabar duka menyelimuti Tanah Air. Enam Warga Negara Indonesia (WNI) dilaporkan meninggal dunia dalam sebuah kecelakaan bus tragis di Arab Saudi. Kecelakaan maut ini terjadi saat para korban tengah menjalankan ibadah umrah. Menteri Agama (Menag) Nasaruddin Umar mengkonfirmasi berita duka ini dan menyatakan bahwa proses pemakaman keenam jenazah sedang berlangsung di Arab Saudi.
Kecelakaan yang terjadi di Wadi Qudeid, Arab Saudi pada hari Kamis (20/3/2025) pukul 13.30 waktu setempat atau 17.30 WIB, melibatkan sebuah bus yang mengangkut rombongan jemaah umrah asal Indonesia. Selain korban meninggal, dilaporkan juga 13 WNI mengalami luka-luka, sementara satu orang selamat tanpa cedera. Saat ini, para korban luka sedang mendapatkan perawatan intensif di dua rumah sakit berbeda di Arab Saudi.
"Enam orang wafat, 13 orang terluka, dan satu orang tidak terluka. Saat ini, keenam jenazah sedang dalam proses pemakaman di sana, sementara korban luka dirawat di dua rumah sakit," ujar Menag Nasaruddin usai memberikan keterangan di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Sabtu (22/3/2025).
Menag Nasaruddin mengungkapkan dugaan sementara penyebab kecelakaan adalah sopir bus yang mengantuk. Namun, ia menegaskan bahwa hal ini masih dalam tahap investigasi lebih lanjut.
"Iya, kecelakaan ini diduga karena sopir mengantuk. Tapi, ini masih dugaan awal," jelasnya.
Berikut daftar nama keenam WNI yang menjadi korban meninggal dunia dalam kecelakaan tersebut:
- Sumarsih Djarudin (44 tahun)
- Audrya Malika Adam (16 tahun)
- Eny Soedarwati (49 tahun)
- Dian Novita (38 tahun)
- Areline Nawallya Adam (22 tahun)
- Dawam Mahmud (48 tahun)
Selain menelan korban jiwa dari WNI, kecelakaan ini juga merenggut nyawa tiga warga negara asing. Mereka adalah seorang kernet bus asal Pakistan dan dua warga Bangladesh yang merupakan penumpang mobil yang bertabrakan dengan bus tersebut. Total korban meninggal dunia dalam kejadian ini mencapai sembilan orang.
Menyikapi tragedi ini, Kementerian Agama (Kemenag) berencana untuk mengevaluasi regulasi terkait penyelenggaraan ibadah umrah dan haji, khususnya yang berkaitan dengan keselamatan transportasi jemaah. Salah satu fokus evaluasi adalah regulasi mengenai pengemudi bus di Mekkah dan Madinah. Kemenag menekankan pentingnya penerapan sistem double driver atau dua pengemudi dalam setiap bus yang mengangkut jemaah umrah dan haji untuk mencegah kejadian serupa di masa depan.
"Tidak boleh lagi ada sopir tunggal yang mengemudikan bus jemaah umrah dan haji. Kita harus mencegah risiko kelelahan dan kantuk pada pengemudi. Meskipun ada pembatasan jarak tempuh, risiko mengantuk tetap ada," tegas Nasaruddin.
Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) Jeddah terus berkoordinasi dengan pihak berwenang Arab Saudi untuk memberikan bantuan dan pendampingan kepada para korban dan keluarga mereka. KJRI Jeddah juga memastikan bahwa hak-hak para korban, termasuk proses pemakaman yang layak, terpenuhi.
Tragedi ini menjadi pengingat akan pentingnya keselamatan dalam perjalanan ibadah. Diharapkan, evaluasi dan perbaikan regulasi yang akan dilakukan oleh Kemenag dapat meminimalisir risiko serupa di masa mendatang, sehingga para jemaah umrah dan haji dapat menjalankan ibadah dengan aman dan khusyuk.