Gelombang ISPA dan Infeksi Mata Landa Anak-Anak di Sekitar RDF Rorotan, Warga Keluhkan Dampak Uji Coba dan Minimnya Sosialisasi

Dampak Uji Coba RDF Rorotan: Anak-Anak Menderita ISPA dan Infeksi Mata, Warga Mengeluh Kurangnya Sosialisasi

Gelombang penyakit pernapasan dan infeksi mata melanda anak-anak yang tinggal di sekitar fasilitas Refuse Derived Fuel (RDF) Rorotan, Jakarta Utara. Dilaporkan, sebelas anak mengalami infeksi saluran pernapasan atas (ISPA), sementara tiga anak lainnya menderita infeksi mata. Warga menduga kondisi ini merupakan dampak dari uji coba RDF yang menghasilkan pencemaran udara dan bau menyengat di lingkungan tempat tinggal mereka.

Wahyu Andre Maryono, Koordinator Forum Warga Peduli Kesehatan, mengungkapkan bahwa anak-anak yang terdampak penyakit tersebut terpaksa mendapatkan pengobatan secara mandiri. Biaya yang dikeluarkan untuk pengobatan berkisar antara ratusan ribu hingga Rp 1,5 juta. Meskipun petugas dari Puskesmas dan Dinas Kesehatan telah melakukan pemeriksaan terhadap anak-anak tersebut, warga merasa bahwa tindakan tersebut belum memberikan solusi konkret.

Forum Warga Peduli Kesehatan secara tegas menolak operasional RDF Rorotan milik Pemerintah Provinsi Jakarta. Mereka mengkritik kurangnya sosialisasi mengenai dampak lingkungan, sosial-kultural, dan kesehatan sejak awal pembangunan fasilitas tersebut. Warga juga mengeluhkan bahwa uji coba RDF telah berulang kali gagal, menyebabkan pencemaran udara yang dirasakan sejak awal Februari 2025.

Dampak negatif yang dirasakan warga akibat operasional RDF Rorotan antara lain:

  • Kualitas udara memburuk: Pencemaran udara yang disebabkan oleh RDF Rorotan telah menurunkan kualitas udara di sekitar permukiman warga.
  • Gangguan kesehatan: Warga, terutama anak-anak, mengalami berbagai gangguan kesehatan seperti ISPA dan infeksi mata.
  • Bau menyengat: Bau tajam yang berasal dari RDF Rorotan mengganggu kenyamanan dan kualitas hidup warga.
  • Keterbatasan aktivitas luar ruangan: Anak-anak tidak dapat bermain dan beraktivitas di luar rumah karena kondisi lingkungan yang tidak sehat.

Protes terhadap operasional RDF Rorotan tidak hanya datang dari warga Jakarta, tetapi juga dari warga Bekasi yang tinggal di sekitar fasilitas tersebut. Warga merasa dijadikan "kelinci percobaan" dan menuntut pertanggungjawaban dari pemerintah.

Kepala Dinas Lingkungan Hidup (LH) DKI Jakarta, Asep Kuswanto, mengakui adanya laporan mengenai anak-anak yang terkena ISPA dan infeksi mata akibat uji coba RDF di Rorotan. Anak-anak tersebut diketahui tinggal di Perumahan Jakarta Garden City (JGC), Cakung, Jakarta Timur, yang terpapar bau sampah dan asap hitam.

Gubernur Jakarta, Pramono Anung, menyatakan kesiapannya untuk bertanggung jawab terhadap kesehatan warganya. Ia telah memerintahkan Dinas Kesehatan dan jajaran terkait untuk segera menyelesaikan masalah ini dan memberikan penanganan yang dibutuhkan bagi warga yang terdampak.

Tindakan Pemerintah

Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menyatakan komitmennya untuk menindaklanjuti keluhan warga dan mencari solusi terbaik terkait operasional RDF Rorotan. Beberapa langkah yang akan diambil antara lain:

  • Evaluasi menyeluruh: Melakukan evaluasi menyeluruh terhadap operasional RDF Rorotan, termasuk dampak lingkungan dan kesehatan yang ditimbulkan.
  • Peningkatan sosialisasi: Meningkatkan sosialisasi kepada masyarakat mengenai operasional RDF Rorotan dan dampaknya, serta melibatkan warga dalam pengambilan keputusan.
  • Peningkatan teknologi: Mengkaji penggunaan teknologi yang lebih ramah lingkungan untuk mengurangi dampak negatif RDF Rorotan.
  • Penanganan kesehatan: Memastikan warga yang terdampak mendapatkan penanganan kesehatan yang memadai dan berkelanjutan.

Pemerintah berharap langkah-langkah ini dapat mengatasi masalah pencemaran lingkungan dan gangguan kesehatan yang dialami warga, serta memastikan operasional RDF Rorotan berjalan secara bertanggung jawab dan berkelanjutan.