Puting Beliung Terjang Koja, Jakarta Utara: Kerusakan Signifikan dan Upaya Penanggulangan
Amukan Puting Beliung di Koja: Kerusakan Rumah dan Pendataan Kerugian Dilakukan
Jakarta Utara dikejutkan oleh terjangan angin puting beliung yang melanda kawasan Bendungan Melayu, Koja, pada Sabtu (22/3/2025) dini hari. Peristiwa ini menyebabkan kerusakan signifikan pada sejumlah bangunan dan memaksa Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta untuk segera turun tangan melakukan pendataan dan penanggulangan.
Kepala Pusat Data dan Informasi (Kapusdatin) BPBD DKI Jakarta, Mohamad Yohan, mengonfirmasi bahwa tiga wilayah Rukun Warga (RW) terdampak langsung oleh amukan angin tersebut. Ketiga wilayah tersebut adalah RW 01, RW 02, dan RW 03 di kelurahan Bendungan Melayu. Rumah-rumah warga dan bangunan kontrakan dilaporkan mengalami kerusakan dengan tingkat keparahan yang bervariasi.
"Kami telah menerima laporan mengenai kerusakan yang terjadi di tiga RW tersebut. Saat ini, tim kami di lapangan sedang melakukan pendataan secara rinci untuk mengetahui jumlah bangunan yang rusak dan perkiraan kerugian yang ditimbulkan," ujar Yohan.
Tidak Ada Korban Jiwa, Pendataan Kerugian Terus Berlanjut
Kabar baiknya, meski menyebabkan kerusakan yang cukup parah, peristiwa puting beliung ini tidak sampai menimbulkan korban jiwa. Hal ini menjadi prioritas utama dalam penanganan bencana, memastikan keselamatan warga terdampak.
"Alhamdulillah, hingga saat ini kami tidak menerima laporan adanya korban jiwa. Prioritas kami saat ini adalah memastikan keamanan warga dan melakukan pendataan secara akurat," lanjut Yohan.
BPBD DKI Jakarta saat ini masih terus berupaya mengumpulkan data lengkap mengenai kerugian materiil yang disebabkan oleh puting beliung. Data ini akan menjadi dasar bagi langkah-langkah penanganan lebih lanjut, termasuk pemberian bantuan kepada warga yang terdampak.
Video Amatir Rekam Dahsyatnya Angin Puting Beliung Dahsyatnya terjangan angin puting beliung ini terekam dalam video amatir yang kemudian viral di media sosial. Video tersebut memperlihatkan pusaran angin kencang menyapu kawasan Bendungan Melayu, menerbangkan debu, sampah, dan material ringan lainnya.
Tampak pula beberapa kendaraan, termasuk truk yang terparkir, berguncang hebat akibat terpaan angin. Teriakan histeris warga yang menyaksikan kejadian tersebut terdengar jelas dalam video.
Unggahan lain di media sosial memperlihatkan dampak kerusakan yang ditimbulkan oleh puting beliung. Atap-atap rumah beterbangan, seng dan asbes pecah berantakan, dan beberapa rumah warga mengalami kerusakan struktural. Bahkan, sebuah mobil yang terparkir dilaporkan mengalami pecah kaca akibat tertimpa material bangunan yang runtuh.
Langkah Selanjutnya: Penanganan dan Bantuan untuk Warga Terdampak
Pasca kejadian, BPBD DKI Jakarta berkoordinasi dengan instansi terkait untuk melakukan penanganan darurat. Beberapa langkah yang diambil antara lain:
- Evakuasi warga: Jika diperlukan, warga yang rumahnya mengalami kerusakan parah akan dievakuasi ke tempat yang lebih aman.
- Pendirian posko pengungsian: Posko pengungsian didirikan untuk menampung warga yang kehilangan tempat tinggal akibat bencana ini.
- Penyaluran bantuan logistik: Bantuan logistik berupa makanan, minuman, pakaian, dan selimut disalurkan kepada warga terdampak.
- Perbaikan infrastruktur: Perbaikan infrastruktur yang rusak akibat puting beliung akan segera dilakukan untuk memulihkan kondisi lingkungan.
BPBD DKI Jakarta mengimbau kepada masyarakat untuk selalu waspada terhadap potensi bencana hidrometeorologi, terutama saat musim pancaroba. Masyarakat juga diminta untuk segera melaporkan kejadian bencana kepada pihak berwenang agar dapat segera ditangani.
Antisipasi Bencana Hidrometeorologi
Peristiwa puting beliung di Koja ini menjadi pengingat pentingnya kesiapsiagaan terhadap bencana hidrometeorologi. Dengan meningkatnya curah hujan dan perubahan iklim, potensi terjadinya bencana seperti banjir, tanah longsor, dan angin puting beliung semakin tinggi.
Masyarakat diimbau untuk secara rutin membersihkan saluran air, memangkas dahan pohon yang berpotensi tumbang, dan memperkuat konstruksi bangunan agar lebih tahan terhadap angin kencang. Selain itu, penting juga untuk memiliki rencana evakuasi jika terjadi bencana dan mengetahui nomor-nomor telepon darurat yang dapat dihubungi.
Dengan kesiapsiagaan dan kerjasama yang baik antara pemerintah dan masyarakat, dampak dari bencana hidrometeorologi dapat diminimalkan.