DKI Jakarta Gencarkan Pengelolaan Sampah Mandiri dengan Inisiasi Bank Sampah di Setiap RW

Pemerintah Provinsi DKI Jakarta mengambil langkah signifikan dalam mengatasi permasalahan sampah di ibu kota dengan meluncurkan program ambisius: pembentukan bank sampah di setiap Rukun Warga (RW). Inisiatif ini bertujuan untuk mengurangi volume sampah yang berakhir di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) dan mendorong masyarakat untuk lebih aktif dalam pengelolaan sampah secara mandiri.

Wakil Gubernur DKI Jakarta, Rano Karno, menyatakan bahwa program ini akan melibatkan pembentukan 870 bank sampah baru dan reaktivasi 852 bank sampah yang sudah ada. Dengan demikian, setiap RW di Jakarta akan memiliki fasilitas bank sampah yang berfungsi sebagai pusat pengumpulan, pemilahan, dan pengelolaan sampah dari sumbernya.

"Dengan mengedepankan prinsip 3R (Reduce, Reuse, Recycle) serta penguatan peran bank sampah, kami mendorong masyarakat untuk lebih peduli dalam memilah dan mengelola sampah sebelum sampai ke TPA," ujar Rano Karno. Lebih lanjut, beliau menekankan pentingnya pengelolaan sampah yang bertanggung jawab sebagai bagian dari budaya dan gaya hidup masyarakat Jakarta.

Strategi Implementasi dan Dukungan Infrastruktur

Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta, bersama dengan instansi terkait, akan gencar melakukan sosialisasi kepada warga mengenai pentingnya pemilahan sampah dari rumah tangga. Program ini akan didukung dengan penyediaan infrastruktur yang memadai, termasuk tempat penampungan sampah sementara (TPS) 3R (Reduce, Reuse, Recycle) yang berfungsi sebagai pusat pengolahan sampah skala kecil.

Menurut Asep, perwakilan dari Dinas Lingkungan Hidup, saat ini telah beroperasi 16 TPS 3R di Jakarta, termasuk empat TPS 3R yang baru dibangun, yaitu:

  • TPS 3R Semper (kapasitas 25 ton/hari)
  • TPS 3R Sunter (kapasitas 50 ton/hari)
  • TPS 3R Rawa Terate (kapasitas 50 ton/hari)
  • TPS 3R Bambu Larangan (kapasitas 25 ton/hari)

Selain itu, terdapat satu TPS 3R yang dibangun oleh pihak swasta. Secara keseluruhan, total kapasitas pengolahan sampah di TPS 3R ini mencapai 515 ton per hari. Keberadaan TPS 3R ini diharapkan dapat mengurangi beban TPA dan menghasilkan produk daur ulang yang bernilai ekonomis.

Partisipasi Masyarakat dan Manfaat Ekonomi

Keberhasilan program ini sangat bergantung pada partisipasi aktif masyarakat. Melalui bank sampah, warga dapat menyetorkan sampah yang sudah dipilah, seperti kertas, plastik, dan logam, dan mendapatkan imbalan berupa uang atau barang. Hal ini tidak hanya mengurangi volume sampah, tetapi juga memberikan insentif ekonomi bagi masyarakat.

Selain itu, program bank sampah juga berpotensi menciptakan lapangan kerja baru bagi warga setempat, mulai dari pengelola bank sampah, pemilah sampah, hingga pengrajin daur ulang. Dengan demikian, inisiatif ini tidak hanya berdampak positif bagi lingkungan, tetapi juga bagi perekonomian masyarakat Jakarta.

Pemerintah Provinsi DKI Jakarta berkomitmen untuk terus mendukung pengembangan bank sampah dan TPS 3R di seluruh wilayah Jakarta. Diharapkan, dengan sinergi antara pemerintah, masyarakat, dan pihak swasta, Jakarta dapat menjadi kota yang bersih, sehat, dan berkelanjutan.