George Foreman, Sang Legenda Tinju, Berpulang di Usia 76 Tahun

Dunia Tinju Berduka: George Foreman Meninggal Dunia

Dunia tinju kehilangan salah satu ikon terbesarnya. George Edward Foreman Sr., legenda tinju yang dikenal dengan julukan "Big George", menghembuskan napas terakhirnya pada usia 76 tahun, Kamis (21/3/2025). Kabar duka ini disampaikan oleh pihak keluarga melalui akun Instagram resmi Foreman, meninggalkan kesedihan mendalam bagi para penggemar tinju di seluruh dunia.

"Dengan hati yang berat, kami mengumumkan kepergian George Edward Foreman Sr. tercinta, yang meninggal dunia dengan tenang pada tanggal 21 Maret 2025, dikelilingi oleh orang-orang yang menyayanginya," demikian pernyataan resmi keluarga yang dikutip dari Straits Times.

Penyebab Kematian Belum Diumumkan

Saat berita ini diturunkan, pihak keluarga belum memberikan keterangan resmi mengenai penyebab kematian Foreman. Semasa hidupnya, Foreman dikenal sebagai sosok yang jarang mengalami masalah kesehatan yang serius. Namun, gaya hidupnya, terutama kegemarannya terhadap makanan cepat saji, sempat menjadi perhatian.

Kontroversi Gaya Hidup dan Kesehatan Jantung

Foreman dikenal sebagai penggemar berat cheeseburger dan makanan cepat saji lainnya. Dalam sebuah wawancara, ia mengungkapkan bahwa salah satu impiannya setelah sukses di dunia tinju adalah mampu membeli semua cheeseburger yang diinginkannya di McDonald's. Kebiasaan ini memicu kekhawatiran dari para ahli gizi dan pakar jantung, yang memperingatkan potensi risiko kolesterol tinggi dan masalah jantung.

Kekhawatiran ini mencapai puncaknya menjelang pertarungannya melawan Evander Holyfield pada tahun 1987. Berat badan Foreman saat itu mencapai 315 pon, yang semakin meningkatkan risiko masalah kesehatan. Meskipun demikian, saat mengajukan lisensi tinju di California pada tahun yang sama, Foreman menunjukkan hasil serangkaian tes medis intensif yang menunjukkan kadar kolesterolnya dalam batas normal.

Dr. Julian Haywood, seorang profesor kedokteran di USC, menjelaskan bahwa kadar kolesterol normal tidak menjamin seseorang terbebas dari penyakit jantung. "Jika kadar kolesterol baik-baik saja, itu berarti faktor kemungkinan terkena penyakit jantung lebih rendah daripada seseorang dengan kadar kolesterol tinggi," ujarnya. "Tetapi masih bisa mengalami aterosklerosis dan kadar kolesterol rendah. Jika seseorang dengan kadar kolesterol rendah mengalami aterosklerosis, itu berarti kadar kolesterol rendah tidak melindungi mereka dari penyakit jantung. Dan ada mekanisme lain selain kadar kolesterol yang dapat menyebabkan serangan jantung," lanjutnya.

David S. Cannom, seorang ahli jantung di Hospital of the Good Samaritan di Los Angeles, menambahkan bahwa risiko serangan jantung pada Foreman bergantung pada faktor keberuntungan dan riwayat keluarga.

Pengalaman Hampir Meninggal Akibat Heatstroke

Selain masalah jantung, Foreman juga pernah mengalami kejadian yang hampir merenggut nyawanya akibat heatstroke pada tahun 1970-an. Saat itu, ia bertarung di San Juan dalam kondisi cuaca yang sangat panas dan gedung tanpa AC. Setelah bertarung selama 12 ronde, Foreman terjatuh ke matras dan kalah dalam keputusan juri.

Di ruang ganti, akibat kelelahan dan heatstroke, Foreman pingsan dan merasa seperti telah meninggal. "Saya melayang dalam kehampaan, tanpa apa pun di atas kepala atau di bawah kaki saya.... Saya tahu saya telah meninggal dan ini bukanlah surga," tulisnya kemudian.

Ia kemudian berdoa kepada Tuhan dan merasakan sebuah tangan menariknya keluar dari pengalaman tersebut.

Warisan Sang Legenda

Kepergian George Foreman meninggalkan duka mendalam bagi dunia tinju dan para penggemarnya. Ia dikenang sebagai salah satu petinju terhebat sepanjang masa, dengan pukulan keras dan semangat juang yang tak kenal menyerah. Selain itu, Foreman juga dikenal sebagai sosok yang rendah hati dan dekat dengan keluarga. Namanya akan selalu dikenang dalam sejarah tinju.

Karier Gemilang George Foreman:

  • Meraih medali emas Olimpiade Mexico City 1968.
  • Menjadi juara dunia kelas berat sebanyak dua kali.
  • Terkenal dengan "Rumble in the Jungle" melawan Muhammad Ali pada tahun 1974.
  • Melakukan comeback fenomenal di usia 40-an dan kembali meraih gelar juara dunia.
  • Diabadikan di International Boxing Hall of Fame.