Bencana Banjir Bekasi: Gubernur Jabar Sorot Tata Ruang, Rapat Koordinasi Segera Digelar
Bencana Banjir Bekasi: Tata Ruang Jadi Sorotan, Rapat Koordinasi Digelar
Banjir besar yang kembali melanda Kota Bekasi pada Selasa, 4 Maret 2025, telah menyoroti permasalahan serius terkait tata ruang wilayah. Ribuan rumah terendam, ribuan warga mengungsi, dan kerugian materiil mencapai angka yang signifikan. Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, dengan tegas menyatakan bahwa tata ruang yang buruk menjadi faktor utama yang memperparah dampak bencana ini. Pernyataan tersebut disampaikan melalui tayangan YouTube Kompas.com, di mana beliau menekankan hilangnya lahan resapan air, area hijau, dan persawahan sebagai penyebab utama meluasnya dampak banjir, terutama di Jawa Barat.
Gubernur Mulyadi tidak hanya menyatakan keprihatinan, namun juga mengambil langkah konkrit. Beliau mengumumkan rencana rapat koordinasi bersama Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN), Nusron Wahid, beserta para bupati dan wali kota se-Jawa Barat pada Selasa, 12 Mei 2025. Rapat tersebut bertujuan untuk mengevaluasi secara menyeluruh tata ruang di Provinsi Jawa Barat dan mencari solusi jangka panjang untuk mencegah terulangnya bencana serupa. Evaluasi ini dinilai krusial untuk mencegah kerugian yang lebih besar di masa mendatang.
Dampak Bencana:
- Rumah Terendam: Ribuan rumah di Kota Bekasi terendam banjir, dengan ketinggian air mencapai 4 meter di beberapa lokasi, bahkan hingga 8 meter di titik-titik tertentu seperti Perumahan Pondok Gede Permai. Di Kampung Lebak, Teluk Pucung, Bekasi Utara, sebanyak 245 rumah terendam akibat kiriman air dari Bogor. Ketua RT 06 RW 002, Pungut (72), melaporkan 92 rumah di RT 06 dan 153 rumah di RT 07 terdampak.
- Korban Jiwa: Sekitar 16.000 jiwa terdampak banjir, seperti yang diungkapkan Wakil Wali Kota Bekasi, Abdul Harris Bobihoe. Data ini belum termasuk jumlah pengungsi dan dampak tidak langsung lainnya.
- Kerugian Materil: Banjir mengakibatkan kerugian ekonomi yang signifikan bagi warga. Seorang peternak kambing, Icih (40), kehilangan lima ekor ternaknya. Daniel (49), pemilik ruko di Grand Galaxy City, mengalami kerugian akibat mobilnya yang terendam air setinggi 1 meter. Akses jalan di sejumlah titik lumpuh total, mengakibatkan hambatan mobilitas dan aktivitas ekonomi.
Bencana banjir di Bekasi ini bukanlah kejadian yang terisolasi, melainkan merupakan indikator nyata dari masalah tata ruang yang memerlukan perhatian serius dan solusi komprehensif. Rapat koordinasi yang direncanakan diharapkan dapat menghasilkan langkah-langkah strategis untuk memperbaiki tata ruang dan mitigasi bencana di masa depan, sehingga tragedi serupa dapat dicegah dan meminimalisir dampaknya terhadap masyarakat.