Terungkap! Kondisi Memprihatinkan PFN di Bawah Kepemimpinan Ifan Seventeen: Utang Menggunung, Gaji Tertunggak
Kondisi internal PT Produksi Film Negara (PFN) di bawah kepemimpinan Direktur Utama Riefian Fajarsyah, yang lebih dikenal sebagai Ifan Seventeen, terungkap dalam situasi yang memprihatinkan. Penunjukan Ifan sebagai pimpinan BUMN ini menuai beragam komentar, dan ia pun angkat bicara mengenai realitas yang dihadapi perusahaan pelat merah tersebut.
Melalui unggahan di akun Instagram pribadinya, Ifan mengungkapkan bahwa PFN saat ini tengah berjuang mengatasi berbagai masalah keuangan yang serius. Warisan utang puluhan miliar rupiah menjadi beban berat bagi perusahaan. Tak hanya itu, hak-hak karyawan seperti gaji dan Tunjangan Hari Raya (THR) pun belum dapat dipenuhi.
"PFN adalah perusahaan yang masih bleeding. Utang yang masih menumpuk puluhan miliar, beberapa kewajiban pembayaran gaji ke belakang, utang vendor, BPJS, hingga THR yang sampai saat ini belum tersampaikan untuk seluruh pegawai, ini persoalan yang secara otomatis berpindah ke pundak saya setelah pelantikan," tulis Ifan, menggambarkan betapa beratnya tantangan yang dihadapinya.
Pemotongan Gaji Karyawan dan Direksi
Kondisi keuangan yang seret memaksa PFN untuk melakukan pemotongan gaji, baik bagi karyawan maupun jajaran direksi. Ifan menjelaskan bahwa PFN tidak menerima dana dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), sehingga pendapatan perusahaan menjadi satu-satunya sumber pendanaan. Ketika target pendapatan tidak tercapai, dampaknya langsung dirasakan oleh seluruh pegawai melalui pemotongan gaji yang signifikan, hanya menerima sekitar 30-40% dari total gaji. Kondisi ini, menurut Ifan, sudah berlangsung selama beberapa bulan terakhir.
Infrastruktur Perusahaan yang Memprihatinkan
Selain masalah keuangan, PFN juga menghadapi masalah infrastruktur yang memprihatinkan. Peralatan operasional yang digunakan untuk produksi film banyak yang sudah tidak layak pakai. Bahkan, kondisi kantor PFN sendiri juga mengalami kerusakan di beberapa bagian.
"PFN punya satu studio besar yang alhamdulillah masih bisa dipakai untuk syuting, namanya 'Black Box', tapi sifatnya lebih disewakan, dan alhamdulillah PFN juga mempunyai peralatan diantaranya satu buah kamera merek Sony A 6700 untuk kami berproduksi sehari-hari," ungkap Ifan, menggambarkan keterbatasan sumber daya yang dimiliki PFN saat ini.
Bertahan Hidup dengan Menyewakan Ruangan
Di tengah keterbatasan tersebut, PFN berupaya untuk bertahan hidup dengan mencari pendapatan dari sumber lain, yaitu menyewakan ruangan-ruangan di gedung kantor untuk berbagai kegiatan komersial. Kegiatan penyewaan gedung ini yang menjadi salah satu cara perusahaan dapat bertahan.
Berikut adalah beberapa contoh penyewa yang memanfaatkan ruang di gedung PFN:
- Coffee shop
- Lembaga Bantuan Hukum (LBH)
- Travel umroh
- Tempat biliar
- Tempat lomba kicau burung
Ifan menyadari bahwa tugas yang diembannya sebagai Direktur Utama PFN tidaklah mudah. Ia berkomitmen untuk bekerja keras dan mencari solusi untuk mengatasi berbagai persoalan yang tengah dihadapi perusahaan. Ia berharap, dengan komitmen dan kerja keras, PFN dapat kembali bangkit dan berjaya di industri perfilman Indonesia.
Sebagai informasi tambahan, Ifan Seventeen resmi menjabat sebagai Direktur Utama PFN sejak 10 Maret 2025. Kehadirannya diharapkan dapat membawa angin segar bagi perusahaan yang dikenal dengan film anak-anak legendaris, 'Si Unyil'.