Cegah Stroke dengan Perubahan Gaya Hidup Sederhana: Tips dari Ahli Kesehatan

Stroke merupakan kondisi medis serius yang memerlukan penanganan cepat. Namun, tahukah Anda bahwa risiko stroke dapat dikurangi secara signifikan melalui perubahan gaya hidup sederhana? Siobhan Mclernon, seorang pengajar dan anggota pusat penelitian kesehatan di London South Bank University, membagikan beberapa kebiasaan penting yang sering diremehkan, padahal memiliki dampak besar dalam pencegahan stroke.

  • Berhenti Merokok: Merokok adalah musuh utama pembuluh darah. Zat-zat berbahaya dalam rokok merusak dinding pembuluh darah, meningkatkan tekanan darah dan detak jantung, serta mengurangi kadar oksigen dalam darah. Akibatnya, darah menjadi lebih kental dan rentan membentuk gumpalan yang dapat menyumbat aliran darah ke otak, memicu stroke. Berhenti merokok adalah langkah krusial untuk melindungi diri dari risiko ini. Penelitian menunjukkan bahwa perokok memiliki risiko dua kali lipat terkena stroke dibandingkan bukan perokok.

  • Kendalikan Tekanan Darah: Tekanan darah tinggi sering disebut sebagai silent killer karena seringkali tidak menimbulkan gejala. Namun, tekanan darah tinggi dapat merusak pembuluh darah secara perlahan, membuatnya lebih lemah dan rentan pecah atau tersumbat. Pemeriksaan tekanan darah secara rutin, terutama bagi mereka yang berusia di atas 18 tahun, sangat penting. Menjaga tekanan darah tetap stabil dapat dilakukan dengan mengurangi asupan garam, memperbanyak konsumsi buah dan sayur, membatasi makanan tinggi lemak jenuh dan kolesterol, serta menjaga berat badan ideal melalui olahraga teratur.

  • Jaga Kadar Kolesterol: Kolesterol tinggi, terutama kolesterol jahat (LDL), dapat menumpuk di dinding pembuluh darah dan membentuk plak. Plak ini dapat mempersempit pembuluh darah dan menghambat aliran darah ke otak. Menurut UK Stroke Association, orang dengan kolesterol dan tekanan darah tinggi memiliki risiko 3,5 kali lebih besar terkena stroke. Oleh karena itu, penting untuk membatasi asupan lemak jenuh yang banyak ditemukan dalam daging berlemak, mentega, keju, dan produk susu tinggi lemak. Usahakan lemak jenuh tidak lebih dari 7% dari total kalori harian.

  • Stabilkan Kadar Gula Darah: Kadar gula darah yang tinggi, terutama pada penderita diabetes, dapat merusak pembuluh darah dan meningkatkan risiko stroke. Menjaga kadar gula darah tetap stabil dapat dilakukan dengan berolahraga secara teratur, mengonsumsi makanan seimbang kaya serat, minum air yang cukup, menjaga berat badan ideal, dan mengelola stres dengan baik.

  • Pertahankan Berat Badan Ideal: Obesitas atau berat badan berlebih merupakan faktor risiko utama stroke. Kelebihan berat badan dikaitkan dengan peningkatan risiko tekanan darah tinggi, penyakit jantung, kolesterol tinggi, dan diabetes tipe 2, yang semuanya berkontribusi terhadap risiko stroke yang lebih tinggi. Menjaga berat badan ideal melalui pola makan sehat dan olahraga teratur sangat penting untuk mencegah stroke.

  • Prioritaskan Kualitas Tidur: Kurang tidur atau kualitas tidur yang buruk dapat meningkatkan tekanan darah, salah satu faktor risiko stroke yang paling signifikan. Usahakan untuk tidur selama 7-9 jam setiap malam. Namun, terlalu banyak tidur juga dikaitkan dengan peningkatan risiko stroke. Oleh karena itu, penting untuk tetap aktif secara fisik agar kualitas tidur meningkat.

Menerapkan kebiasaan-kebiasaan sederhana ini dalam kehidupan sehari-hari dapat membantu mengurangi risiko stroke secara signifikan. Konsultasikan dengan dokter untuk mendapatkan saran yang lebih personal dan sesuai dengan kondisi kesehatan Anda.