Umat Hindu Surabaya Gelar Upacara Melasti Sambut Nyepi 1947 Saka

Surabaya Semarak dengan Ritual Melasti Jelang Nyepi

Surabaya, Jawa Timur – Suasana khidmat dan penuh warna terlihat di Surabaya ketika umat Hindu setempat menggelar upacara Melasti pada [tanggal]. Ritual sakral ini merupakan bagian tak terpisahkan dari rangkaian persiapan menyambut Hari Raya Nyepi Tahun Baru Saka 1947 yang akan segera tiba. Upacara Melasti, yang sarat akan makna spiritual, menjadi momentum penting bagi umat Hindu untuk membersihkan diri secara lahir dan batin, serta menyucikan alam semesta.

Ribuan umat Hindu dari berbagai penjuru Surabaya tampak antusias mengikuti prosesi Melasti. Mereka berkumpul di [lokasi upacara Melasti] dengan mengenakan pakaian adat khas yang didominasi warna putih dan kuning. Sesaji dan persembahan juga disiapkan dengan cermat sebagai ungkapan syukur dan permohonan kepada Sang Hyang Widhi Wasa.

Upacara Melasti diawali dengan serangkaian doa dan puja yang dipimpin oleh para pemuka agama Hindu. Lantunan mantra suci menggema di udara, menciptakan suasana sakral dan khusyuk. Setelah itu, dilakukan prosesi mengarak Pratima atau Arca (simbol dari pada dewa) menuju sumber air suci, seperti laut atau sungai. Di Surabaya, mengingat keterbatasan akses ke laut, ritual Melasti seringkali dilakukan di dekat sumber air yang dianggap suci oleh masyarakat setempat.

Selama prosesi arak-arakan, umat Hindu dengan khidmat berjalan kaki sambil membawa sesaji dan bendera-bendera keagamaan. Iring-iringan ini menjadi daya tarik tersendiri bagi masyarakat sekitar yang turut menyaksikan dan mengabadikan momen tersebut.

Setibanya di sumber air suci, dilakukan ritual penyucian Pratima dan seluruh perlengkapan upacara. Umat Hindu juga turut membasuh diri dengan air suci sebagai simbol pembersihan diri dari segala noda dan kesalahan. Mereka berharap, dengan mengikuti upacara Melasti, dapat memasuki Hari Raya Nyepi dengan hati yang bersih dan pikiran yang jernih.

Ketua Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Kota Surabaya, [nama ketua PHDI], menjelaskan bahwa upacara Melasti memiliki makna yang sangat mendalam bagi umat Hindu. Selain sebagai sarana penyucian diri dan alam, Melasti juga menjadi momentum untuk mempererat tali persaudaraan antar umat beragama dan menjalin harmoni dengan lingkungan sekitar.

"Melalui upacara Melasti ini, kami berharap dapat membersihkan segala energi negatif yang ada di dalam diri dan di alam semesta. Kami juga berdoa agar diberikan kedamaian, keselamatan, dan kesejahteraan bagi seluruh umat manusia," ujar [nama ketua PHDI].

Upacara Melasti di Surabaya tidak hanya menjadi ritual keagamaan, tetapi juga menjadi bagian dari kekayaan budaya dan tradisi yang patut dilestarikan. Kehadirannya memberikan warna tersendiri bagi kehidupan masyarakat Surabaya yang multikultural dan toleran.

Menjelang Hari Raya Nyepi, umat Hindu di Surabaya terus mempersiapkan diri dengan berbagai kegiatan spiritual dan sosial. Mereka berharap dapat merayakan Nyepi dengan penuh khidmat dan kedamaian, serta menjadi momentum untuk introspeksi diri dan meningkatkan kualitas spiritual.

Berikut adalah beberapa poin penting terkait Upacara Melasti:

  • Tujuan: Penyucian diri dan alam semesta menjelang Hari Raya Nyepi.
  • Prosesi: Arak-arakan Pratima menuju sumber air suci, penyucian Pratima dan perlengkapan upacara, serta pembersihan diri umat Hindu.
  • Makna: Pembersihan diri dari energi negatif, mempererat tali persaudaraan, dan menjalin harmoni dengan lingkungan.
  • Lokasi: Dilaksanakan di dekat sumber air suci, seperti laut atau sungai (atau sumber air yang dianggap suci di Surabaya).
  • Pakaian: Umat Hindu mengenakan pakaian adat khas yang didominasi warna putih dan kuning.

Dengan semangat Melasti, umat Hindu di Surabaya siap menyambut Hari Raya Nyepi Tahun Baru Saka 1947 dengan hati yang bersih, pikiran yang jernih, dan semangat untuk terus berkontribusi positif bagi masyarakat dan lingkungan.