Aksi Masak Rendang Raksasa Tiktoker Willy Salim di BKB Palembang Disayangkan, Diduga Tak Kantongi Izin

Kontroversi Masak Rendang 200 Kg Willy Salim di Palembang Mencuat

Kepala Dinas Pariwisata Kota Palembang, Sulaiman Amin, mengungkapkan bahwa acara memasak rendang seberat 200 kilogram yang dilakukan oleh Tiktoker Willy Salim di kawasan Benteng Kuto Besak (BKB) Palembang, Sumatera Selatan, tidak mengantongi izin resmi dari Pemerintah Kota Palembang. Pernyataan ini disampaikan sebagai respons atas viralnya kegiatan tersebut di media sosial.

"Kami sama sekali tidak mengetahui adanya acara masak rendang oleh Willy Salim di BKB," ujar Sulaiman Amin kepada awak media, Sabtu (22/3/2025). "Seharusnya, setiap acara yang membawa nama Palembang, apalagi yang berskala besar, wajib mendapatkan izin dari Pemkot Palembang dan berkoordinasi dengan dinas terkait. Namun, untuk acara masak rendang 200 kilogram tersebut, kami tidak menerima pemberitahuan atau permohonan izin."

Menurut Sulaiman, Pemerintah Kota Palembang sebelumnya memberikan apresiasi kepada Willy Salim atas tindakan positifnya dalam membantu warga Palembang yang sedang mengalami kesulitan, seperti seorang kurir paket yang kehilangan sepeda motor. Namun, apresiasi tersebut tidak serta merta memberikan izin atau lampu hijau untuk kegiatan lain, terutama yang berpotensi menimbulkan keramaian dan berdampak pada citra kota.

"Awalnya, kami mengapresiasi Willy Salim atas bantuannya kepada warga Palembang yang membutuhkan, seperti kurir paket yang kehilangan motor. Namun, untuk acara bagi-bagi rendang yang viral itu, kami tidak tahu menahu," tegasnya.

Dinas Pariwisata Palembang mengimbau kepada seluruh konten kreator, khususnya yang beroperasi di Palembang, untuk lebih bijak dalam membuat konten dan menghindari konten yang dapat menimbulkan kegaduhan atau merusak citra positif kota, terutama di sektor pariwisata. Sulaiman Amin menekankan pentingnya menjaga kondusivitas dan citra positif Palembang sebagai destinasi wisata yang menarik.

"Kami berharap para konten kreator tidak membuat konten negatif tentang Palembang yang dapat merusak citra kota, terutama pada sektor pariwisata," jelasnya.

Ketika ditanya mengenai spekulasi bahwa konten Willy Salim tersebut merupakan settingan atau rekayasa, Sulaiman Amin memilih untuk tidak memberikan komentar secara langsung. "Untuk sementara, itu dulu yang bisa saya sampaikan. Nanti, akan kami informasikan lebih lanjut," pungkasnya.

Kasus ini menjadi sorotan karena menyoroti pentingnya perizinan dan koordinasi dalam penyelenggaraan acara publik, terutama yang melibatkan tokoh publik dan berpotensi menarik perhatian banyak orang. Pemerintah Kota Palembang tampaknya ingin memberikan pesan yang jelas kepada para konten kreator untuk lebih bertanggung jawab dan menghormati aturan yang berlaku.

Berikut poin penting dalam berita ini:

  • Ketiadaan Izin: Acara masak rendang 200 kg Willy Salim di BKB Palembang tidak memiliki izin dari Pemkot.
  • Apresiasi Awal: Pemkot sebelumnya mengapresiasi Willy Salim atas bantuan kepada warga.
  • Imbauan: Dinas Pariwisata mengimbau konten kreator untuk menjaga citra Palembang.
  • No Comment Soal Settingan: Sulaiman Amin enggan berkomentar soal dugaan settingan konten.
  • Pentingnya Izin: Kasus ini menyoroti pentingnya perizinan untuk acara publik.
  • Potensi Dampak: Acara tanpa izin berpotensi berdampak negatif pada citra kota.