Eskalasi Konflik Gaza: Israel Ancam Aneksasi Wilayah Jika Hamas Tak Bebaskan Sandera, Kecaman Internasional Mengalir Deras
Eskalasi Konflik Gaza: Israel Ancam Aneksasi Wilayah Jika Hamas Tak Bebaskan Sandera, Kecaman Internasional Mengalir Deras
Ketegangan di Jalur Gaza kembali memuncak setelah Menteri Pertahanan Israel, Katz, melontarkan ancaman keras terhadap kelompok Hamas. Dalam pernyataannya, Katz menyatakan bahwa Israel akan mencaplok sebagian wilayah Gaza jika Hamas tidak segera membebaskan sandera Israel yang saat ini masih ditahan. Ancaman ini meningkatkan kekhawatiran akan eskalasi konflik yang lebih luas di wilayah tersebut.
"Saya memerintahkan (militer) untuk merebut lebih banyak wilayah di Gaza... Semakin Hamas menolak membebaskan para sandera, semakin banyak wilayah yang akan hilang, yang akan dianeksasi oleh Israel," tegas Katz, seperti dikutip dari AFP. Ancaman ini bukan hanya sekadar pernyataan, namun juga disertai dengan instruksi kepada militer Israel untuk mempersiapkan diri merebut wilayah tambahan di Gaza.
Rencana Pendudukan Permanen dan Zona Penyangga
Lebih lanjut, Katz mengancam akan memperluas zona penyangga di sekitar Gaza dengan tujuan melindungi warga sipil dan tentara Israel. Langkah ini, menurutnya, akan dilakukan dengan menerapkan pendudukan permanen Israel di wilayah tersebut. Proposal ini juga mencakup masuknya bantuan kemanusiaan ke Gaza, yang sebelumnya sempat diblokir oleh Israel sejak awal Maret. Namun, tawaran bantuan ini dibayangi oleh ancaman aneksasi, menimbulkan pertanyaan tentang motif sebenarnya di balik langkah tersebut.
Serangan Intensif dan Dampak Kemanusiaan
Ancaman aneksasi ini muncul di tengah intensifikasi serangan Israel di Gaza. Militer Israel telah mendesak penduduk di beberapa wilayah selatan Gaza, seperti Al-Salatin, Al-Karama, dan Al-Awda, untuk mengungsi dari rumah mereka menjelang serangan yang direncanakan. Badan pertahanan sipil Gaza melaporkan bahwa lebih dari 500 orang telah tewas akibat serangan Israel, termasuk lebih dari 190 anak-anak. Jumlah korban terus bertambah seiring berjalannya waktu, menambah daftar panjang penderitaan warga sipil Gaza.
Israel memulai kembali kampanye udaranya pada hari Selasa, memecah ketenangan relatif yang sempat tercipta setelah gencatan senjata pada bulan Januari. Serangan udara yang mematikan menghancurkan infrastruktur dan rumah-rumah warga sipil, memperburuk kondisi kemanusiaan yang sudah memprihatinkan di Gaza.
Reaksi Internasional
Dimulainya kembali operasi militer skala besar oleh Israel, yang diduga dikoordinasikan dengan pemerintahan Presiden Amerika Serikat Donald Trump, menuai kecaman luas dari komunitas internasional. Menteri luar negeri Jerman, Prancis, dan Inggris menyerukan agar gencatan senjata segera diberlakukan, menyebut serangan baru Israel sebagai "langkah mundur yang dramatis".
Kementerian luar negeri Turki juga mengecam serangan Israel terhadap rumah sakit yang dibangun Turki di Gaza, menyebutnya sebagai serangan "sengaja". Kecaman ini mencerminkan kekhawatiran yang mendalam atas pelanggaran hukum humaniter internasional di wilayah konflik.
Dukungan AS dan Peringatan Trump
Pemerintahan AS, di bawah kepemimpinan Presiden Trump, menunjukkan dukungan kuat terhadap Israel. Sekretaris Pers Gedung Putih, Karoline Leavitt, menyatakan bahwa Trump sepenuhnya mendukung Israel dan tindakan yang telah mereka ambil dalam beberapa hari terakhir. Trump juga mewanti-wanti Hamas untuk membebaskan sandera, mengancam konsekuensi yang berat jika tuntutan tersebut tidak dipenuhi.
"Presiden menjelaskan dengan sangat jelas kepada Hamas bahwa jika mereka tidak membebaskan semua sandera, akan ada banyak hal buruk yang harus dihadapi, dan sayangnya, Hamas memilih untuk mempermainkan nyawa orang di media," kata Leavitt.
Respons Hamas dan Kondisi di Lapangan
Hamas mengklaim bertanggung jawab atas penembakan roket ke Tel Aviv sebagai tanggapan atas meningkatnya jumlah korban sipil akibat serangan Israel. Sementara itu, Israel dilaporkan telah menutup rute utama utara-selatan di Gaza saat pasukan memperluas operasi darat mereka.
Situasi di Gaza semakin memburuk dari hari ke hari. Warga sipil terperangkap di tengah konflik yang semakin intensif, dengan akses terbatas ke makanan, air bersih, dan layanan kesehatan. Ancaman aneksasi oleh Israel semakin memperkeruh suasana, meningkatkan risiko eskalasi konflik yang lebih luas dan berkepanjangan.
Daftar Korban Jiwa
- Total Korban Tewas: 504 orang
- Anak-anak: Lebih dari 190 orang
Seruan Gencatan Senjata
Komunitas internasional terus menyerukan gencatan senjata segera dan mendesak semua pihak untuk menghormati hukum humaniter internasional. Namun, dengan kedua belah pihak yang tampaknya tidak bersedia untuk mengalah, prospek perdamaian di Gaza tampak semakin suram.