DPR Mendorong Optimisme di Pasar Modal di Tengah Ketidakpastian Global

DPR Mendorong Optimisme di Pasar Modal di Tengah Ketidakpastian Global

Jakarta - Ketua Komisi XI DPR RI, Mukhamad Misbakhun, menyerukan kepada para pelaku pasar modal Indonesia untuk tetap optimistis terhadap fundamental ekonomi nasional, meskipun di tengah gejolak ekonomi global yang sedang berlangsung.

Dalam forum Capital Market Forum 2025 yang bertemakan "Optimisme Pasar Modal RI di Tengah Perang Dagang Jilid II", Misbakhun menekankan bahwa tidak ada alasan mendasar bagi investor untuk bersikap pesimistis terhadap prospek ekonomi Indonesia. Ia mengkritik reaksi pasar terhadap penurunan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang sempat memicu trading halt, dengan menyatakan bahwa hal itu lebih didorong oleh sentimen dan persepsi sesaat daripada oleh fundamental ekonomi yang solid.

"Apakah sepantasnya negara sebesar Indonesia, digerakkan oleh isu-isu yang tidak didukung oleh fundamental ekonomi yang kuat?" tanya Misbakhun retoris.

Data dan Fakta Mendukung Optimisme

Misbakhun merujuk pada data dari Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) dan Bank Indonesia (BI) yang menunjukkan tren positif dalam berbagai indikator ekonomi. Survei LPS pada Februari 2025 menunjukkan bahwa kepercayaan konsumen kembali ke level optimistis, dengan indeks kepercayaan konsumen mencapai 107,1. Meskipun sektor ritel mengalami kontraksi terbatas, penjualan semen dan otomotif menunjukkan tanda-tanda pemulihan, Purchasing Managers Index (PMI) manufaktur terus berekspansi, dan neraca perdagangan Indonesia mengalami peningkatan.

Data dari Bank Indonesia juga memperkuat pandangan optimistis tersebut. Meskipun konsumsi rumah tangga sempat terganggu, Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia tetap terjaga di tengah ketidakpastian yang tinggi. Sektor padat karya juga memberikan kontribusi positif terhadap pertumbuhan ekonomi. Stabilitas sistem keuangan dan sistem pembayaran tetap terjaga, dan terjadi aliran masuk (inflow) ke Surat Berharga Negara (SBN) dan Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI).

Pada tanggal 20 Maret 2025, cadangan devisa Indonesia mencapai 156 miliar dollar AS, menunjukkan ketahanan ekonomi yang kuat. Inflasi juga tetap terkendali, dan kredit perbankan terus tumbuh. Kredit Likuiditas Makroprudensial (KLM), kebijakan BI untuk mendorong penyaluran kredit ke sektor-sektor prioritas, tetap tinggi.

"Likuiditas perbankan memadai, NPL (non-performing loan atau rasio kredit bermasalah) tetap rendah. Kecukupan modal perbankan tinggi," jelas Misbakhun.

Transaksi Digital dan Kebijakan APBN

Data BI juga menunjukkan tren positif dalam penggunaan transaksi Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS), meskipun mengalami penurunan, volume transaksi QRIS tetap tumbuh tinggi. Misbakhun juga menyoroti stabilitas Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2025. Meskipun Presiden Prabowo melakukan penajaman pada beberapa pos anggaran, volume APBN tetap pada angka Rp 3.621,3 triliun. DPR akan mengawal defisit APBN 2025 agar tetap berada di angka 2,53 persen dari PDB.

Misbakhun menekankan bahwa data makroekonomi Indonesia, baik dari sisi kebijakan moneter maupun kebijakan fiskal, tidak semestinya disikapi secara pesimistis. Ia berharap pesan ini dapat sampai kepada para pelaku pasar di bursa saham Indonesia, sehingga mereka dapat mengambil keputusan investasi berdasarkan data dan fakta yang akurat.

Tantangan Global dan Ketahanan Ekonomi

Di tengah ketidakpastian global yang dipicu oleh perang dagang dan berbagai faktor lainnya, Indonesia perlu terus menjaga fundamental ekonomi yang kuat dan meningkatkan daya saing. Kebijakan yang tepat dan koordinasi yang baik antara pemerintah, Bank Indonesia, dan lembaga terkait lainnya akan sangat penting untuk menjaga stabilitas ekonomi dan mendorong pertumbuhan yang berkelanjutan.

DPR berkomitmen untuk terus mendukung upaya pemerintah dalam menjaga stabilitas ekonomi dan mendorong pertumbuhan yang inklusif. Dengan fundamental ekonomi yang kuat dan kebijakan yang tepat, Indonesia dapat menghadapi tantangan global dan mencapai kemajuan yang berkelanjutan.