Aftech Gandeng Privy Perkuat Keamanan Data dan Etika di Era Fintech 2025-2029
Aftech Gandeng Privy Perkuat Keamanan Data dan Etika di Era Fintech 2025-2029
Asosiasi Fintech Indonesia (Aftech) mengambil langkah strategis dengan menggandeng Privy, perusahaan penyedia tanda tangan elektronik (TTE) tersertifikasi, untuk memperkuat perlindungan data pribadi dan etika dalam ekosistem fintech Indonesia periode 2025-2029. Kolaborasi ini diumumkan dalam Rapat Umum Anggota Tahunan (RUAT) Aftech 2025 di Jakarta, yang menyoroti pentingnya sinergi antara seluruh pemangku kepentingan dalam memajukan industri fintech yang inklusif, aman, dan berkelanjutan.
Ketua Umum Aftech periode 2025-2029, Pandu Sjahrir, menekankan komitmen asosiasi untuk membangun kepercayaan publik, meningkatkan keamanan digital, dan mendorong inovasi yang bertanggung jawab. Kemitraan dengan Privy menjadi wujud nyata dari komitmen tersebut, mengingat Privy memiliki keahlian dalam layanan digital trust dan perlindungan data pribadi yang sesuai dengan standar keamanan siber.
"Kolaborasi dengan sektor privat seperti Privy dan para pemangku kepentingan lainnya adalah kunci utama untuk membawa industri fintech Indonesia ke level yang lebih baik," ujar Pandu Sjahrir. Aftech akan memfokuskan diri pada penguatan Dewan Etik, Kode Etik, dan mekanisme Self-Assessment untuk memastikan praktik bisnis yang berintegritas. Sebagai institusi yang ditunjuk oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Aftech juga akan proaktif dalam mendorong inovasi infrastruktur keuangan digital yang bermanfaat bagi masyarakat luas.
Peran Strategis Privy dalam Kepengurusan Aftech
Keseriusan Aftech dalam isu keamanan data dan etika terlihat dari penunjukan CEO Privy, Marshall Pribadi, sebagai Wakil Ketua Umum Aftech. Selain itu, CIO Privy, Krishna Chandra, didapuk menjadi Anggota Dewan Etik. Kehadiran representasi Privy dalam jajaran kepemimpinan Aftech diharapkan dapat membawa perspektif baru dan mempercepat implementasi standar keamanan dan etika yang lebih tinggi.
Marshall Pribadi menyatakan komitmen Privy untuk mendorong adopsi tanda tangan digital dan identitas digital di seluruh aktivitas fintech di Indonesia. "Langkah ini diharapkan dapat meningkatkan kepercayaan dan keamanan dalam ekosistem fintech secara signifikan," tegasnya. Sebagai Wakil Ketua Umum Aftech, Marshall menyoroti tantangan utama yang dihadapi industri, yaitu maraknya kasus fraud dan isu perlindungan konsumen.
"Tugas kami adalah mengembalikan kepercayaan konsumen, regulator, dan pelaku industri fintech. Kami berkomitmen untuk menerapkan praktik tata kelola yang baik (good governance), memperkuat Kode Etik, serta menegakkan standar etika di dalam asosiasi," lanjut Marshall.
Krishna Chandra, sebagai Anggota Dewan Etik, menyampaikan apresiasinya atas kesempatan untuk berkontribusi dalam menjaga integritas industri fintech. "Sebagai bagian dari Dewan Etik, kami akan memastikan prinsip etika dan tata kelola yang baik menjadi prioritas utama. Dengan kolaborasi dan komitmen bersama, kami yakin fintech Indonesia akan tumbuh secara berkelanjutan dan memberikan dampak positif yang signifikan bagi masyarakat," ujarnya.
Fokus Aftech Periode 2025-2029
Kepengurusan Aftech periode 2025-2029 memiliki visi untuk membawa industri fintech Indonesia ke level yang lebih tinggi, dengan fokus utama pada:
- Perlindungan Data Pribadi: Memastikan keamanan dan kerahasiaan data pengguna fintech.
- Keamanan Siber: Meningkatkan ketahanan terhadap ancaman siber yang semakin kompleks.
- Inklusi Digital: Memperluas akses layanan keuangan digital kepada seluruh lapisan masyarakat.
- Etika Bisnis: Menerapkan standar etika yang tinggi dalam seluruh aktivitas fintech.
Dengan kolaborasi yang solid dan komitmen yang kuat, Aftech dan Privy optimis dapat mewujudkan ekosistem fintech yang lebih aman, inklusif, dan berkelanjutan di Indonesia.