Menag Nasaruddin Umar Ajak Masyarakat Jaga Persatuan Bangsa dengan Semangat Keagamaan yang Inklusif

Menteri Agama (Menag) Nasaruddin Umar menekankan urgensi persatuan dan kesatuan bangsa, khususnya dalam konteks keberagaman agama di Indonesia. Beliau menyampaikan seruan ini dalam sebuah dialog keumatan kebangsaan yang diselenggarakan oleh Badan Pengurus Pusat Ikatan Alumni UIN Allaudin (BPP IKA UINAM) di Jakarta Pusat, Sabtu (22/5/2025). Dalam kesempatan tersebut, Menag Nasaruddin didampingi oleh Ketua BPP IKA UINAM, Idrus Marham.

Menag Nasaruddin Umar mengingatkan bahwa identitas kebangsaan Indonesia tidak boleh luntur akibat pengaruh dari luar. Beliau menekankan pentingnya menanamkan nilai-nilai ke-Indonesiaan dalam diri setiap warga negara, tanpa memandang latar belakang agama yang dianut. Menurutnya, menjadi seorang Muslim, Katolik, atau pemeluk agama lainnya tidak menghalangi seseorang untuk menjadi seorang Indonesia seutuhnya. Justru, semangat keagamaan yang inklusif dapat memperkuat rasa persatuan dan kesatuan bangsa.

"Kita harus dipersatukan oleh ikatan yang lebih dalam, mengingat posisi strategis bangsa kita," ujar Menag Nasaruddin. Beliau menambahkan bahwa pemisahan antara keagamaan dan kebangsaan adalah sesuatu yang sudah seharusnya ditinggalkan. Indonesia, dengan segala keberagamannya, harus mampu menunjukkan jati dirinya kepada dunia.

Menag Nasaruddin juga menyoroti pentingnya menghindari sikap saling curiga dan defensif antarumat beragama. Beliau mengajak seluruh masyarakat untuk membangun dialog yang konstruktif dan saling menghormati perbedaan. Dengan demikian, kehidupan berbangsa dan bernegara akan terasa lebih harmonis dan damai.

Idrus Marham, Ketua BPP IKA UINAM, sependapat dengan Menag Nasaruddin. Beliau menambahkan bahwa sikap defensif dalam beragama dapat memicu pandangan-pandangan yang sempit dan eksklusif. Hal ini, pada gilirannya, dapat membuat seseorang merasa terpaksa dalam menjalankan kewajiban sebagai warga negara.

Menag Nasaruddin Umar menyerukan kepada seluruh elemen bangsa untuk bersama-sama menjaga persatuan dan kesatuan. Beliau meyakini bahwa dengan semangat keagamaan yang inklusif dan rasa cinta tanah air yang mendalam, Indonesia akan mampu menghadapi berbagai tantangan dan meraih kemajuan di masa depan.

Berikut poin-poin penting yang disampaikan dalam dialog tersebut:

  • Persatuan dan Kesatuan Bangsa: Menekankan pentingnya menjaga persatuan dan kesatuan di tengah keberagaman.
  • Keagamaan dan Kebangsaan: Tidak mempertentangkan antara identitas keagamaan dan kebangsaan.
  • Nilai-Nilai Ke-Indonesiaan: Menanamkan nilai-nilai ke-Indonesiaan dalam diri setiap warga negara.
  • Sikap Inklusif: Menghindari sikap saling curiga dan defensif antarumat beragama.
  • Dialog Konstruktif: Membangun dialog yang konstruktif dan saling menghormati perbedaan.
  • Semangat Cinta Tanah Air: Menumbuhkan semangat cinta tanah air yang mendalam.

Dengan semangat persatuan dan kesatuan, Indonesia dapat terus maju dan berkembang menjadi bangsa yang besar dan dihormati di dunia.