Tragedi Warisan Islam: Penghancuran Situs Bersejarah di Makkah dan Madinah Mengkhawatirkan

Ironi Pembangunan: Hilangnya Identitas Sejarah di Tanah Suci

Gelombang modernisasi dan ekspansi di sekitar Makkah dan Madinah, dua kota suci umat Islam, menuai kontroversi dan keprihatinan mendalam. Di balik gemerlap gedung pencakar langit dan infrastruktur megah, tersembunyi tragedi hilangnya situs-situs bersejarah yang menyimpan jejak peradaban Islam selama berabad-abad. Arkeolog terkemuka, Profesor Tim Insoll, mengungkapkan kekhawatiran mendalam tentang penghancuran sistematis warisan berharga ini, yang disebabkan oleh kombinasi faktor: ekstremisme dan proyek pembangunan tanpa memperhatikan nilai sejarah.

Penghancuran Warisan Akibat Modernisasi

Ekspansi Masjidil Haram di Makkah, dengan tujuan mulia mengakomodasi jutaan peziarah, ironisnya menelan korban berupa artefak dan bangunan bersejarah. Serambi melengkung era Ottoman yang megah, dengan tiang-tiang marmer berukir dari abad ke-8, rata dengan tanah pada tahun 2014. Penghancuran ini, menurut aktivis, hanyalah puncak gunung es dari serangkaian tindakan agresif yang menghapus jejak sejarah dan keagamaan di seluruh Arab Saudi. Islamic Heritage Research Foundation di London memperkirakan bahwa sejak 1985, sekitar 98% situs sejarah dan keagamaan di Arab Saudi telah lenyap.

Studi Arkeologi yang Terhambat

Upaya penggalian dan penelitian arkeologi di Makkah dan Madinah terhambat oleh sensitivitas politik dan agama. Arkeolog asing maupun lokal baru dalam satu dekade terakhir diizinkan untuk bekerja di sana. Profesor Insoll menyoroti bahwa pembangunan kembali besar-besaran di Makkah telah menghancurkan catatan arkeologi yang tak ternilai harganya. Tiang-tiang dari era Ottoman dan Abbasiyah, dengan kaligrafi Arab yang rumit dan indah, yang mengabadikan nama-nama sahabat Nabi Muhammad SAW dan momen penting dalam sejarah Islam, kini tinggal kenangan.

Hilangnya Jejak Isra Mi'raj

Salah satu tiang yang dirobohkan diyakini menandai tempat Nabi Muhammad SAW memulai perjalanan Isra Mi'raj. Penghancuran ini bukan sekadar hilangnya artefak fisik, tetapi juga memudarkan memori kolektif umat Islam dan identitas sejarah mereka. Meskipun Raja Abdullah sempat menunjukkan rasa hormat terhadap situs bersejarah dengan menolak rencana perluasan Masjid Nabawi yang berpotensi merusak tiga masjid tertua, Raja Salman tampaknya melanjutkan agenda pembangunan tanpa memperhatikan nilai-nilai sejarah.

Pertimbangan Umat Islam

Penghancuran situs-situs bersejarah ini memicu perdebatan sengit tentang prioritas antara modernisasi dan pelestarian warisan. Banyak yang berpendapat bahwa mengakomodasi jutaan peziarah adalah kebutuhan mendesak. Namun, aktivis dan sejarawan memperingatkan bahwa penghapusan identitas sejarah dapat memiliki konsekuensi jangka panjang bagi pemahaman dan apresiasi terhadap peradaban Islam. Kehancuran situs-situs warisan Mekkah dan Madinah menjadi pelajaran besar tentang pentingnya keseimbangan antara pembangunan dan pelestarian sejarah untuk generasi mendatang.

Daftar Kata Kunci:

  • Situs Bersejarah
  • Makkah
  • Madinah
  • Penghancuran Warisan
  • Masjidil Haram
  • Masjid Nabawi
  • Arkeologi Islam
  • Tim Insoll
  • Modernisasi
  • Ekspansi
  • Kerajaan Arab Saudi
  • Sejarah Islam
  • Islamic Heritage Research Foundation
  • Ottoman
  • Abbasiyah
  • Isra Mi'raj