Tragedi Yahukimo: KKB Serang, Enam Pahlawan Pendidikan dan Kesehatan Gugur, Puluhan Lainnya Dievakuasi
Duka Mendalam di Yahukimo: Enam Guru dan Tenaga Kesehatan Jadi Korban Kebrutalan KKB
Kabupaten Yahukimo, Papua Tengah, kembali berduka. Enam orang guru dan tenaga kesehatan (nakes) menjadi korban keganasan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) dalam sebuah serangan di Distrik Anggruk pada Jumat (21/3/2025). Insiden tragis ini telah merenggut nyawa para pahlawan kemanusiaan yang berdedikasi untuk mencerdaskan anak bangsa dan melayani masyarakat di wilayah terpencil.
Serangan tersebut menyasar Sekolah Dasar Yayasan Pendidikan Kristen (SD YPK) Anggruk dan Puskesmas Anggruk, tempat para korban bertugas. Akibatnya, aktivitas belajar mengajar dan pelayanan kesehatan di distrik tersebut lumpuh total. Untuk mengantisipasi ancaman yang lebih besar, sebanyak 46 guru dan tenaga kesehatan lainnya dievakuasi ke Wamena (Kabupaten Jayawijaya) dan Sentani (Kabupaten Jayapura) pada Sabtu (22/3/2025) dengan menggunakan pesawat perintis milik Adventist Aviation Indonesia.
Proses Evakuasi dan Identifikasi Korban
Proses evakuasi berjalan lancar dengan koordinasi berbagai pihak. Zet Saalino dari Ikatan Keluarga Toraja (IKT) Provinsi Papua, mengungkapkan bahwa sebagian guru dan nakes yang dievakuasi berasal dari Toraja. Ia segera mengunjungi mereka di Mess Advent Doyo Baru, Kabupaten Jayapura, untuk memberikan dukungan moril.
"Informasi yang kami terima, 38 orang guru dan tenaga medis sudah diterbangkan ke Jayapura, sementara delapan orang lainnya masih berada di Wamena," jelas Saalino.
Kepala Penerangan Kodam XVII/Cenderawasih, Kolonel Inf Candra Kurniawan, menyampaikan bahwa empat dari enam korban telah teridentifikasi. Mereka adalah:
- Saudari T (guru)
- Saudari F (guru)
- Saudara F (guru)
- Saudari I (tenaga medis)
Identitas dua korban lainnya masih dalam proses pendataan. Kolonel Candra menambahkan bahwa serangan KKB memicu permintaan evakuasi dari para guru dan tenaga kesehatan yang bertugas di distrik-distrik sekitar Anggruk, seperti Heriyapini, Kosarek, Ubalihi, Nisikni, Disteik, Walma, dan Kabiyanggama.
TPNPB-OPM Klaim Bertanggung Jawab
Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat-Organisasi Papua Merdeka (TPNPB-OPM) melalui juru bicaranya, Sebby Sembom, mengklaim bertanggung jawab atas serangan tersebut. Dalam siaran pers yang diterima media, Sembom menyatakan bahwa pihaknya telah membunuh enam guru dan tenaga medis serta membakar rumah-rumah yang disebut sebagai agen intelijen.
Klaim ini semakin memperburuk suasana dan menambah luka bagi keluarga korban serta masyarakat Papua pada umumnya. Aparat keamanan terus melakukan pengejaran terhadap pelaku dan meningkatkan keamanan di wilayah-wilayah rawan.
Reaksi dan Upaya Pemulihan
Tragedi di Yahukimo ini menuai kecaman keras dari berbagai pihak. Pemerintah daerah, tokoh masyarakat, dan organisasi kemanusiaan mengecam tindakan brutal KKB dan menyerukan penegakan hukum yang tegas.
Pemerintah pusat dan daerah berjanji untuk memberikan santunan kepada keluarga korban dan memastikan keberlangsungan pendidikan serta pelayanan kesehatan di Yahukimo. Upaya pemulihan trauma juga akan dilakukan untuk membantu para guru dan tenaga kesehatan yang selamat dari serangan.
Kejadian ini menjadi pengingat akan tantangan berat yang dihadapi oleh para pahlawan kemanusiaan yang bertugas di daerah-daerah terpencil di Papua. Dedikasi dan pengorbanan mereka patut diapresiasi dan didukung penuh oleh seluruh bangsa Indonesia.
Poin-poin penting:
- Enam guru dan tenaga kesehatan tewas dalam serangan KKB di Distrik Anggruk, Yahukimo.
- 46 guru dan tenaga kesehatan dievakuasi ke Wamena dan Sentani.
- Empat korban telah teridentifikasi.
- TPNPB-OPM mengklaim bertanggung jawab atas serangan tersebut.
- Pemerintah dan berbagai pihak mengecam keras tindakan KKB dan berjanji untuk memberikan dukungan kepada keluarga korban serta memulihkan kondisi di Yahukimo.