Gelombang Tinggi Terjang Perairan Tabanan, Tiga Nelayan Jembrana Dilaporkan Hilang

Tragedi di Laut: Gelombang Tinggi Telan Tiga Nelayan Jembrana di Perairan Tabanan

Gelombang tinggi yang ganas menerjang perairan Pantai Soka, Tabanan, pada Sabtu (22/3/2025), mengakibatkan tiga nelayan asal Banjar Pebuahan, Desa Banyubiru, Jembrana, hilang. Pihak berwenang, termasuk Polres Jembrana dan Tim SAR Gabungan, tengah berupaya keras melakukan pencarian intensif terhadap para korban.

Kronologi Kejadian dan Upaya Pencarian

Menurut laporan yang diterima Polres Jembrana sekitar pukul 19.30 Wita, ketiga nelayan yang diketahui bernama Ahmad Baiti, Maulidin, dan Hairul, berangkat melaut untuk memancing sekitar pukul 09.00 Wita menggunakan sampan masing-masing. Keluarga mulai cemas ketika hingga pukul 15.00 Wita, mereka tak kunjung kembali.

"Sesuai laporan, ketiga nelayan tersebut berangkat memancing dengan menggunakan sampan masing-masing sekitar pukul 09.00 Wita kemarin. Keluarga ketiga nelayan tersebut mulai khawatir ketika hingga pukul 15.00 Wita mereka belum kembali," ujar Kapolres Jembrana AKBP Endang Tri Purwanto, Minggu (23/3/2025).

Upaya pencarian awal yang dilakukan oleh keluarga dan nelayan setempat tidak membuahkan hasil. Hingga pukul 21.30 Wita, keluarga masih setia menanti di tepi Pantai Pebuahan, berharap ketiga nelayan tersebut dapat ditemukan dalam keadaan selamat.

Tim SAR Gabungan Terjun ke Lokasi

Menyikapi situasi darurat ini, Polres Jembrana segera berkoordinasi dengan berbagai pihak terkait, termasuk Tim SAR Gabungan, untuk melakukan operasi pencarian. Koordinator Pos Pencarian dan Pertolongan Jembrana, Dewa Putu Hendri Gunawan, menjelaskan bahwa tim SAR telah memulai proses pencarian sejak Sabtu sore dan dilanjutkan pada Minggu pagi. Pencarian difokuskan di perairan Yehkuning, Kecamatan Mendoyo, dengan titik awal dari Pos TNI AL Pengambengan.

"Iya betul. Dari kemarin sore lanjut pagi ini tim SAR Gabungan sudah turun pencarian. Kami turunnya dari Pos TNI AL Pengambengan menuju perairan Yehkuning, Kecamatan Mendoyo," kata Hendri.

Cuaca Ekstrem Sebagai Faktor Pemicu

Kapolres Jembrana, AKBP Endang Tri Purwanto, mengungkapkan bahwa cuaca ekstrem berupa angin kencang, hujan lebat, dan gelombang tinggi menjadi faktor utama penyebab kecelakaan laut ini. Pihaknya mengimbau seluruh nelayan untuk meningkatkan kewaspadaan saat melaut, terutama saat kondisi cuaca tidak mendukung.

"Kami masih terus melakukan koordinasi dengan pihak terkait untuk melakukan pencarian terhadap ketiga nelayan yang hilang," imbuh Endang.

"Rencananya hari ini Tim SAR Gabungan akan melanjutkan pencarian para korban yang dilaporkan hilang. Kami masih melakukan koordinasi terkait teknis pencatiannya," ujarEndang.

Nelayan Selamat di Banyuwangi

Di hari yang sama, insiden serupa terjadi di perairan Tanjung Pasir, Alas Purwo, Banyuwangi. Seorang nelayan bernama Selamet Joko Kambang (45), warga Banjar Munduk, Desa Pengambengan, Kecamatan Negara, berhasil diselamatkan setelah sampan fiber miliknya dihantam gelombang tinggi sekitar pukul 11.00 Wita. Selamet diselamatkan oleh nelayan lain asal Muncar, Banyuwangi, dan dilaporkan dalam kondisi selamat.

"Korban berangkat melaut sendirian dari dermaga PPN Pengambengan menuju perairan Tanjung Pasir untuk mencari ikan. Beruntung, Selamet berhasil diselamatkan oleh nelayan lain asal Muncar, Banyuwangi, dan saat ini dalam kondisi selamat," ungkap Endang.

Imbauan Keselamatan Bagi Nelayan

Tragedi ini menjadi pengingat akan bahaya yang selalu mengintai para nelayan di laut. Pihak berwenang terus mengimbau agar para nelayan selalu memperhatikan kondisi cuaca sebelum melaut, serta melengkapi diri dengan peralatan keselamatan yang memadai. Keselamatan di laut adalah prioritas utama.

Daftar Pihak yang Terlibat dalam Pencarian:

  • Polres Jembrana
  • Tim SAR Gabungan
  • Pos Pencarian dan Pertolongan Jembrana
  • TNI AL Pengambengan
  • Nelayan setempat
  • Keluarga korban