Franck Ribery Ungkap Perjuangan Melawan Infeksi Kaki yang Nyaris Berujung Amputasi

Mantan pemain sayap Bayern Munich dan tim nasional Prancis, Franck Ribery, baru-baru ini mengungkapkan pengalaman traumatis terkait infeksi serius yang mengancam kelangsungan kariernya, bahkan nyaris merenggut kakinya. Kisah ini terungkap setelah Ribery memutuskan gantung sepatu pada tahun 2022, mengakhiri perjalanan panjang selama 22 tahun di dunia sepak bola profesional.

Ribery, yang dikenal dengan kecepatannya, dribbling memukau, dan kontribusinya dalam meraih sembilan gelar Bundesliga bersama Bayern Munich, menceritakan bagaimana cedera lutut yang dialaminya saat membela Salernitana di Italia, berujung pada komplikasi yang mengerikan. Operasi lutut yang awalnya diharapkan menjadi solusi, justru memicu infeksi serius yang mengancam jiwanya.

"Lututku terasa semakin sakit setelah operasi," ungkap Ribery dalam wawancaranya dengan L'Equipe. Ia menjelaskan bagaimana rasa sakit itu menghalanginya untuk berlatih secara normal, dan ia harus fokus pada pemulihan daripada persiapan pertandingan.

Masalah bermula ketika Ribery menjalani operasi lutut di Austria. Awalnya, prosedur berjalan lancar dengan pemasangan pelat. Namun, lima bulan kemudian, mimpi buruk dimulai. Infeksi parah menyerang kakinya, menggerogoti jaringan dan menimbulkan ancaman amputasi yang nyata.

"Mereka kemudian mengambil pelatnya, tetapi infeksinya sudah parah. Sedemikian buruk sampai ada lubang-lubang di kakiku. Aku terkena Staphylococcus aureus," jelas Ribery. Staphylococcus aureus adalah bakteri yang dapat menyebabkan berbagai infeksi, mulai dari infeksi kulit ringan hingga kondisi yang mengancam jiwa.

Ribery menggambarkan masa-masa sulit yang dialaminya saat dirawat di ruang gawat darurat rumah sakit di Australia selama 12 hari. Ketakutan akan kehilangan kakinya menghantuinya setiap saat. Ia menyadari betapa dekatnya ia dengan akhir dari karier sepak bolanya, bahkan dengan kehidupan normalnya.

"Aku menghabiskan 12 hari di ruang gawat darurat rumah sakit di Australia. Aku sungguh takut saat itu. Mereka bisa saja memotong kakiku," kenang Ribery.

Kisah Ribery ini menjadi pengingat bagi para atlet profesional tentang risiko cedera dan komplikasi medis yang dapat mengintai di balik gemerlap dunia sepak bola. Perjuangannya melawan infeksi kaki juga menjadi inspirasi bagi banyak orang untuk tidak menyerah dalam menghadapi tantangan hidup.

Perjalanan Karier Gemilang Franck Ribery

Sebelum mengalami cedera yang hampir merenggut kakinya, Ribery telah menorehkan sejumlah prestasi gemilang di dunia sepak bola. Berikut adalah beberapa sorotan dalam kariernya:

  • Bayern Munich: Meraih sembilan gelar Bundesliga, enam gelar DFB-Pokal, dan satu gelar Liga Champions.
  • Tim Nasional Prancis: Tampil dalam 81 pertandingan dan mencetak 16 gol.
  • Penghargaan Individu: Pemain Terbaik UEFA pada tahun 2013.

Meski telah pensiun, nama Franck Ribery akan selalu dikenang sebagai salah satu pemain sayap terbaik yang pernah menghiasi lapangan hijau. Semangat juang dan ketekunannya dalam menghadapi cobaan hidup patut dijadikan contoh bagi generasi muda.

Ringkasan Poin Penting:

  • Franck Ribery mengungkapkan pengalaman traumatis terkait infeksi kaki yang nyaris berujung amputasi.
  • Infeksi terjadi setelah operasi lutut yang awalnya diharapkan menjadi solusi.
  • Ribery dirawat di ruang gawat darurat rumah sakit di Australia selama 12 hari.
  • Ribery telah meraih sejumlah prestasi gemilang selama kariernya, termasuk sembilan gelar Bundesliga bersama Bayern Munich.
  • Kisah Ribery menjadi inspirasi bagi banyak orang untuk tidak menyerah dalam menghadapi tantangan hidup.