Inovasi MTC Kompol Avani: Solusi Digital untuk Mengurai Antrean dan Meningkatkan Efisiensi Layanan Samsat di Jawa Timur

Inovasi MTC Kompol Avani: Revolusi Layanan Samsat di Jawa Timur

Pengurusan surat-surat kendaraan bermotor seringkali identik dengan antrean panjang dan waktu tunggu yang lama di kantor Sistem Administrasi Manunggal Satu Atap (Samsat). Namun, di Jawa Timur, inovasi Monitoring Tracking Checklist (MTC) yang diciptakan oleh Kompol Avani Erliansyah telah merevolusi pengalaman masyarakat dalam mengurus administrasi kendaraan. Mantan Paur Samsat Surabaya Barat ini, yang kini menjabat sebagai Kasubbag Mutasi Jabatan Biro Sumber Daya Manusia (SDM) Polda Jatim, berhasil merancang sebuah sistem berbasis website yang memungkinkan masyarakat untuk melacak status pengurusan berkas mereka secara real-time dan dari mana saja, sehingga mengurangi waktu tunggu yang signifikan.

Aplikasi MTC diusulkan oleh pembaca detikcom, Chessa Karisma, sebagai kandidat Hoegeng Awards 2025, sebuah penghargaan yang diberikan kepada tokoh polisi yang berdedikasi dan inovatif dalam pelayanan publik. Usulan tersebut mencerminkan dampak positif MTC bagi masyarakat Jawa Timur. Pengalaman Novaldi Anjas Trisubandi, seorang warga yang menggunakan MTC di Samsat Bojonegoro, menjadi bukti nyata efisiensi sistem ini. Novaldi mengungkapkan bahwa dengan barcode yang diberikan petugas, ia dapat memantau setiap tahapan proses pengurusan pajaknya secara online, memberikannya kepastian dan menghilangkan kecemasan akan lamanya proses yang harus dihadapi. Ia membandingkan kemudahan ini dengan melacak paket pengiriman online, dimana informasi mengenai status dan lokasi selalu tersedia. Pengalaman Novaldi menunjukkan bahwa MTC berhasil mengubah paradigma pelayanan publik di Samsat, dari sistem yang berbelit dan memakan waktu menjadi sistem yang transparan, efisien dan mudah diakses.

Mekanisme MTC dan Dampaknya terhadap Pelayanan Publik

Mekanisme MTC cukup sederhana. Setelah menyerahkan berkas di loket Samsat, pemohon akan menerima sebuah kertas berisi barcode unik. Dengan memindai barcode tersebut menggunakan smartphone, pemohon akan terhubung ke situs MTC. Situs ini akan menampilkan status pengurusan berkas secara real-time, mulai dari penerimaan berkas hingga penyelesaian dan pengambilan. Notifikasi akan dikirimkan ke smartphone pemohon setiap ada perkembangan, termasuk notifikasi pengambilan berkas dan pembayaran pajak. Kompol Avani menjelaskan bahwa desain MTC sebagai website, alih-alih aplikasi yang harus diunduh, dirancang untuk memaksimalkan efisiensi dan kemudahan akses. Hal ini memastikan bahwa masyarakat tidak perlu repot mengunduh dan memasang aplikasi hanya untuk mengurus pajak kendaraan yang biasanya dilakukan sekali setahun.

Kehadiran MTC tidak hanya meningkatkan efisiensi dan kenyamanan masyarakat, namun juga berdampak positif dalam memberantas praktik percaloan. Dengan informasi yang transparan dan akses mudah ke status pengurusan berkas, masyarakat dapat meminimalisir interaksi dengan calo dan memastikan proses pengurusan dilakukan secara resmi dan terpantau. Inovasi ini juga mendorong perubahan kultur masyarakat dalam mengurus surat-surat kendaraan, meyakinkan mereka bahwa prosesnya kini jauh lebih mudah dan nyaman. Kompol Avani berharap MTC dapat menjadi contoh bagi inovasi pelayanan publik di sektor lain, memberikan standar baru yang efisien, transparan, dan berorientasi pada kemudahan bagi masyarakat.

Lahirnya Ide MTC: Sebuah Respon terhadap Kebutuhan Masyarakat

Gagasan untuk menciptakan MTC bermula pada awal tahun 2022, sebagai respons terhadap perintah atasan terkait inovasi pelayanan publik. Kompol Avani, saat itu menjabat sebagai Paur Samsat Surabaya Barat, menyaksikan langsung kepadatan dan antrean panjang yang dialami masyarakat di ruang tunggu Samsat, terutama saat program pemutihan pajak. Kondisi ini menjadi katalisator bagi Kompol Avani dan timnya untuk merancang sebuah solusi yang praktis dan efektif. Ketidaknyamanan masyarakat yang harus menunggu berjam-jam, bahkan hingga duduk di lantai, mendorong tim untuk mengembangkan MTC. Proses pengembangan melibatkan tim kecil yang berkolaborasi dengan Dinas Pendapatan Daerah (Dispenda) dan tim IT untuk membangun sistem yang andal dan user-friendly. Setelah melalui proses pengembangan selama satu bulan, MTC diluncurkan di empat Samsat di Surabaya sebelum kemudian diimplementasikan di seluruh Samsat di jajaran Direktorat Lalu Lintas Polda Jatim.